Anak Muda

Fujitsu mengembangkan robot beruang teddy yang dirancang untuk memotivasi anak-anak dan membantu orang tua. Beruang yang ditampilkan pertama kali di acara Forum Fujitsu di Tokyo, terbukti sukses menarik perhatian pengunjung yang ingin melihat robot tersebut tertawa, melambaikan tangan, berolahraga, bahkan tertidur.

"Kami melengkapi robot tersebut dengan sekira 300 perilaku dan beruang robot tersebut akan mengimplementasikan gerakan dan perilaku itu tergantung pada emosional dan interaksi dari para pengunjung," ujar Ichiro Watanabe, seorang peneliti senior di Fujitsu Laboratories yang mengembangkan robot tersebut.

"Kalau aku menyentuhnya, ia akan bereaksi seperti ini," kata Watanabe seraya menggerakkan tangannya untuk menggosok perut beruang. Beruang itu pun kemudian tertawa terpingkal-pingkal.

Dijelaskan Watanabe, robot ini dilengkap dengan 13 sensor dalam tubuh untuk merasakan sentuhan manusia, termasuk sensor pada kedua tangan, dan sensor kemiringan internal, serta sebuah mikrofon dan kamera yang dipasang di hidung beruang. Melalui input yang ada, beruang tersebut mencoba mengumpulkan informasi tentang lingkungan dan keadaan emosi penggunanya. Setelah dilengkapi dengan informasi itu, beruang akan mencoba bereaksi dengan cara yang tepat.

"Jika Anda tersenyum, ia tersenyum kembali," jelas Watanabe.

Dua belas aktuator robotik melalui tubuh beruang akan membantu dirinya melakukan gerakan, seperti mengangguk atau menggelengkan kepala, dan membuka atau menutup matanya.

Fujitsu membayangkan, robot ini dapat digunakan dalam perawatan rumah untuk merangsang pikiran orang tua dan membuat mereka sadar jika mereka tidak sendirian. Robot ini juga bisa merawat dan mengajarkan anak-anak, serta sebagai pendamping umum di rumah.

Fujitsu masih memperabaharui robot ini dengan roda gigi, motor dan sensor yang dapat terus menggerakkan tubuhnya. Fujitsu juga menganggap robot ini akan menjaga koneksi data untuk bisnis penyedia layanan.

Pembuat robot Jepang memperkirakan, robot rumah tangga merupakan target segmen potensial untuk produk hasa utama mereka. Orang-orang tua di Jepang (lansia), yang membutuhkan perawatan intensif diharapkan akan menjadi konsumen potensial mereka di masa depan.

Angka yang dikeluarkan pemerintah bulan lalu menunjukkan, hampir 23 persen dari populasi negara Jepang sekarang berusia 65 atau lebih. Sebaliknya mereka yang berusia 14 tahun atau lebih muda membuat hanya 13 persen dari keseluruhan populasi dari 127 juta.