Nokia Ingin Saingi BlackBerry dan iPhone di AS
Berlin,Jerman (ANTARA News) - Mary T McDowell, perempuan 46 tahun asal Chicago AS, sadar bahwa tempatnya bekerja, Nokia, perusahaan pembuat ponsel asal Finlandia, mempunyai banyak tugas untuk dikerjakan.

Tugas itu sangat menakutkan di AS, dimana Nokia menunjukkan sedikit kesombongan dari kelompok besar global yang menjual 11 ponsel dalam 1 detik. Dengan sedikit pangsa, 8 persen di pasar AS, berdasarkan data lembaga riset comScore, Nokia membuntuti Samsung, LG, Motorola, dan Research In Motion, pembuat Blackberry.

Nokia sepertinya hendak membalikkan lini smartphonenya untuk mencoba bersaing dengan Blackberry dan iPhone Apple, perusahaan itu juga berusaha mencoba meningkatkan besar bisnis ponselnya, yang mana terhitung sekitar 84 persen dari 432 juta perangkat Nokia terjual tahun lalu.

Pada bulan Juli, Nokia memposisikan McDowell, yang seorang mantan teknisi yang menjaga pasar komputer server Compaq dan Hewlett Packard di tahun 1990-an, juga bertanggung jawab atas operasi massal pasar ponsel.

"Orang-orang mengatakan kepada saya: "Oh ya, saya ingat perangkat nokia saya. Itu sangat handal dan sangat bagus. Saya belum beli satu untuk sementara," kata McDowell. "Jadi, saya pikir kesempatan untuk kembali masuk ada ke sana."

McDowell, yang pada tahun 2004 menjadi orang pertama yang dipekerjakan secara langsung ke dalam jajaran manajemen Nokia, telah mengambil alih bisnis utama Nokia disaat yang krusial.

Kepemimpinan pasar perusahaan itu sedang dibawah serangan, keuntungan dan harga sahamnya merosot dan pimpinan eksekutifnya, Olli-Pekka Kallasvuo, baru-baru ini menyerukan menolak spekulasi bahwa dirinya segera akan digantikan.

Kesalahan panjang atas sebuah kepicikan budaya perusahaan, Nokia semakin beralih ke orang Amerika seperti Ms McDowell, yang akan pindah dari kantor Nokia di White Plains, New York, dan Jo Harlow, yang asal Harrodsburg Kentucky, seorang eksekutif senior divisi ponsel pintar, untuk mengawasi bisnis global dan berhubungan kembali dengan konsumen AS.

Orang Amerika lainnya, Richard Green, seorang mantan eksekutif Sun Microsystem, sebagai chief officer teknologi Nokia.

Diminta menggu lalu meskipun Nokia sedang dalam Krisis, Mc Dowell, orang Amerika beranking tertinggi dalam hirarki perusahaan itu, mengatakan top manajer Nokia tahu resep terpercaya untuk sukses - kekompakan produksi, perangkat yang handal untuk pasar yang luas - harus lebih fleksibel, inovatif dan tepat waktu, dimana ia menolak bersprekulasi mengenai perubahan di jajaran atas.

"Apa yang akan saya katakan adalah, kami memiliki sesuatu untuk dibuktikan, terutama pada akhir yang tinggi dari lini produk," kata McDowell. "Saya pikir ini adalah sebuah bisnis yang memiliki momentum yang baik, tetapi jelas ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ada kekayaan inovasi di Nokia."

Dia menambahkan bahwa masalah Nokia di AS berasal dari kegagalannya menjalin hubungan dekat dengan operator seluler AS untuk membuat perangkat yang mereka butuhkan, bukan segala kekurangan dalam ponsel itu sendiri.

Tanda-tanda baru, sikap Nokia lebih mendesak bisa dilihat di Berlin, ketika 400 pekerja Nokia bekerja untuk layanan pemetaan dan lokasi, dua pilar dalam bisnis layanan online, Ovi. Di meja penerima tamu Nokia di Berlin, layar komputer menampilkan jumlah total minggu lalu sekira 120.5 juta pengguna yang terdaftar di Ovi, lebih dari 300 terdaftar dalam seminggu.

"Untuk membuat hal ini menjadi kenyataan, Nokia berencana untuk mendemonstrasikan telepon pintarnya," ujar McDowell, membuatnya lebih nyaman untuk banyak orang, secara khusus untuk penetrasi pasar, dengan menawarkan fitur premium seperti layar sentuh dan peningkatan konektivitas Internet di pasar telepon low-end.

Perusahaan itu berharap untuk mengumumkan beberapa fitur baru bagi pasar telepon yang tergolong bukan telepon pintar minggu ini.

"Konsumen disepanjang spektrum harga telah memulai untuk menginginkan lebih dari telepon gengam," ujarnya. Meski harganya murah,"orang melihat ke telepon pintar dan memikirkannya, "Jenis fitur yang relevan bagi saya?" Bagaimana anda mengaitkan bahwa dalam sebuah paket keduanya ada dan harganya cocok? dan itulah tantangan utamanya"

Dalam 17 tahun karirnya di Compaq dan kemudian di HP, yang dibeli Compaq pada tahun 2002, McDowell tetap mempertahankan record kepemimpinannya di pasar server yang kritis.

"Dirinya secara konsisten meningkatkan perubahan yang signifikan yang membawa kita satu langkah kedepan dengan sebuah mantra dari inovasi tingkat atas dari batas diferensiasi standar pada skala yang besar," Kata James Mouton, seorang wakil presiden senior dan general manajer HP, yang bekerja bersama McDowell.

Nokia mempekerjakan McDowell untuk mengamati jalur bisnis perangkat Nokia, dan di tahun 2008, mempromosikannya menjadi kepala pengembangan, yang bertanggung jawab untuk bidang penelitian dan pengembangan Global. McDowell mengatakan Nokia sedang mempersiapkan fitur-fitur baru untuk pasar besar teleponnya, yang menyasar pasar utama seperti China, dimana ia menjadi pemimpin pasarnya.

Beberapa inovasi pragmatis terbarunya termasuk Nuron, sebuah ponsel layar sentuh yang dijual oleh operator T-Mobile di AS seharga 179 dolar (1,8 Juta) dan C3, sebuah perangkat email dengan full keyboard yang dihargai sekira 100 dolar (1 juta) sebelum pajak, yang dibuat untuk pasar global. Minggu lalu, ratusan konsumen mengantri untuk membeli Nokia C3 pada saat peluncurannya di Hanoi.

Antii Vasara, seorang wakil presiden senior untuk perangkat Nokia Symbian yang bekerja untuk McDowell, mengatakan dirinya menyukai rencana yang jelas, tepat sasaran dan hasil. "Ketika sesuatu berjalan tak sesuai harapan, dia memiliki kemampuan untuk mengubah dan beradaptasi dengan cepat," kata Vasara.

Dalam peran barunya, McDowell akan berpikir pada pijakannya. Dalam tiga bulan hingga Mei, pangsa pasar Nokia di AS merosot 0.6 persen poin dari kuartal sebelumnya, menjadi 8.1 persen, berdasarkan data comScore.

Secara global, Nokia masih dominan, dengan 49 persen dari pasar ponsel yang berbiaya produksi kurang dari 100 dolar, menurut Strategy Analytics. tetapi meski begitu, pesaing seperti ZTE dari China dan Samsung serta LG tetap mengejar dengan sengit, demikian dilaporkan CNN.