Masih Berminat Sobat Muda Bekerja di TRANS CORP

Posted by Unknown 5 Juli 2011 4 comments

Sobat muda pernah tidak kalian yang ingin mencari kerja berkeinginan untuk kerja di "Trans Corp" dimana kita tahu mungkin secara tidak langsung kita mengangap kerja disana seru, enjoy dan santai, namun banyak pengalaman orang-orang yang pernah bekerja disana banyak merasakan keluhan dan hal yang mungkin miris untuk kita lihatnya dan mendengarnya seperti contoh ini yang saya kutip dari forum  kaskus:
ini ane lampirin beberapa info yg telah agan2 sampaikan :


Quote:
Originally Posted by ncutezkaskus View Post
ane dulu dikontrak 5 tahun gan, sebulane bs dapet 2jt-an kok, tp ane resign, nggak kuat atuh kerja di Trans, cb deh googling aja, pasti bakalan tau sebabnya, hehe
Ternyata sudah terkuak gan semuanya !!!

ane cari d google sesuai instruksi agann cutezkaskus, n ane dalam sekejap menemukan jawabannya
Quote:
Originally Posted by JAWABANNYA
kalo gk bisa kebuka tuh link, follow this link aja gan
Quote:
Originally Posted by JAWABANNYA
Quote:
Originally Posted by Alecarte View Post
gw ga pernah kerja di trans corp.. tp krn gw praktisi hrd gw mau bantu share yang pada bingung.. tp klo udah puas bagi cendol yee..

range gaji D3:

1. Fresh - 1 Tahun: 1.2 - 2 jt
2. 1 - 3 Tahun: 1.5 - 3 jt
3. 4 - 7 Tahun: 3 - 6 jt

range gaji S1:

1. Fresh - 1 Tahun: 1.5 - 3 jt
2. 1 - 3 Tahun: 3 - 5jt
3. 4 - 7 tahun: 4 - 8jt

Normalnya ketika orang sudah 3 - 5 Tahun kerja dia sudah layak jadi Supervisor dan 5 - 8 Tahun kerja sudah saatnya manager, kecuali memang posisi yang specialist.

Itu cm kisarannya aja based on salary survey. biasanya klo di TV standartnya dibawah mid dan lebih menyita waktu. sehingga mungkin pekerja di TV merasa tidak fair penggajiannya.

just my 2 cent.. klo ada yg mau tanya2 standart gaji bs PM aja.. nt ane bantu
Quote:
Originally Posted by fatso123 View Post
Ane pernah kerja disitu kok gan. gaji yang ane dapet dulu itu Rp.1.800.000 ditambah uang makan. ane agak lupa. tapi kalo gak salah Rp.10.000/hari.

mungkin banyak yang bilang kalo gaji segitu lumayan lah untuk Fresh Graduate.
tapi ya kalo menurut ane gaji segitu mungkin cukup(sepadan) untuk kerja yang office hour(8-9 jam kerja/hari) tapi kalo di TV kan nggak. apalagi dibagian produksi. kerja ya harus siap 24jamx7hari. hahaha gile kan.gak ada tuh yang namanya shift2an jam kerja. dan gak ada juga yang namanya Uang lemburan.

memang disana ada bonus share. dapet bonus kalo share mencapai target. tapi itu juga susah buanget2 dapetnya. bonus tahunan gede? ya ane akuin emang gede. tapi coba lihat... selama setahun kerja rata2 pada kena sakit minimal tipes. malah temen ane ada yang sampe tipe 10x dfan akhirnya kena sakit lever. ada juga yang ususnya rusak karena makan gak teratur,knp gak teratur. karena kerjaannya banyak.terkadang kalo kerjaan banyak terus kita mau makan gak dibolehin sama atasan/senior. dan temen ane juga ada yang kena TBC.
ya.... menurut ane sih kesehatan lebih penting daripada iming2 bonus. buat apa kita kerja untuk memperkaya bos2 yang diatas. dan buat apa kita kerja kalo kehidupan sosial kita diluar kantor gak ada. waktu untuk keluarga pun susah ngaturnya.

hehehehe ya begitulah TRANSCORP. semua yang ane ucapin ini fakta semua sumfah ane zuzur......

Quote:
Originally Posted by 205WV View Post
ane pernah gan..
Bagian Kameramen...
sama lah kek agan2 yg di atas...
kerja mesti siap dalam 24x7...

libur? ane liburnya itungan nya perjam..
gila banget dah... klo ane tidur 8 jam brarti ane da libur 8 jam

karna ane msh muda, ane terasa kerja rodi bareng tmn2..
tp dr pd nganggur gpp lah gan kerja di sana...

kata orang tua "bersakit2 dahulu bersenang kemudian"
Seperti kesaksian agan2 di kaskus sobat muda mungkin sobat muda sekalian bisa lebih tahu dan menyadari pentingnya suatu pemikiran yang lebih untuk dapat melakukan hal tersebut. Sobat muda admin ingin berbagi sedikit lagi cerita dari sobat muda lainnya:

TRANS TV: Sebuah Catatan Ironi


Ketika pertama kali aku main-main ke Trans TV di daerah Mampang, Jakarta Selatan, aku melihat ada sesuatu yang menarik. Saat itu aku duduk di Coffee Bean; (persis di kursi sebelah Julie Estelle yang keliatan suntuk nungguin Moreno yang sedang didapuk menjadi komentator liputan Balap Mobil F1 Trans7) sambil nungguin Prabu Revolusi. Dari kursiku, aku bisa memandang begitu banyak orang berseragam hitam hitam berseliweran di lobi utama Trans Corp. Dan aku melihat adanya kebanggaan di wajah mereka semua mengenakan seragam hitam-hitam itu. Kata salah seorang campers (camera-person) Jelang Sore yang aku kenal, tiap karyawan Trans akan merasa bahwa seragam mereka itulah yang mengikat hati mereka dan membuncahkan kebanggaan mereka menjadi karyawan Trans. Terutama bagi anak-anak baru.
"Istilahnya, gak usah pake duit asal kamu pake tu seragam pasti bisa dah dipake buat ngelamar anak orang.." katanya.
Aku sendiri melihat bahwa Trans TV memang memiliki citra yang sangat positif sebagai salah satu perusahaan yang paling dituju oleh lulusan S1 setelah mereka lulus kuliah. Masih ingat kan, program rekrutmen Trans TV bulan Januari 2007 yang masuk rekor MURI karena jumlah pesertanya yang mencapai lebih dari 100.000 pelamar..? Itu saja sudah menunjukkan betapa tinggi citra merek Trans TV di mata masyarakat Indonesia. Dengan demikian, mestinya orang-orang berseragam hitam-hitam yang aku lihat di lobi TransCorp memiliki kebanggaan yang besar bisa lolos seleksi dan bekerja di salah satu perusahaan idaman para pencari kerja. Paling tidak, itulah dugaanku semula..
Namun sejak akhir 2007, aku mendengar kabar bahwa banyak karyawan Trans TV yang sudah dan akan mengundurkan diri dalam waktu dekat. Awal 2007, presenter-presenter handal Trans TV seperti Mohammad Rizky Hidayatullah, Tina Talissa, Afaf Bawazier, Budi Irawan, Hanum Rais, dan lain-lain sudah hengkang ke stasiun TV lain, pada akhir 2007 gelombang eksodus itu mengalir lagi. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Dalam empat bulan hingga Desember 2007, jumlah presenter, reporter, campers, dan karyawan produksi Trans TV yang hengkang mencapai lebih dari 60 orang!! Dan yang hengkang bukanlah orang-orang sembarangan..!! 90% dari mereka yang hengkang adalah mereka yang memiliki dedikasi yang tinggi pada pekerjaan dan kinerja yang luar biasa.
Mau contoh?
Ratna Dumila, presenter cantik lulusan Fakultas Hukum UNAIR yang sudah digadang-gadang Chairul Tanjung menjadi ikon Trans TV bersama Prabu Revolusi, secara mendadak hengkang ke TV-One. Tidak hanya Mila, yang juga memutuskan ikut dalam gelombang eksodus itu termasuk juga presenter kesayangan pemirsa Trans TV Githa Nafeeza, Reza Prahadian (wartawan kepresidenan Trans TV), Divi Lukmansyah (Koordinator seluruh presenter Trans TV), Iwan Sudirwan (Kepala Divisi - boss besar seluruh program berita Trans TV), bahkan sampai produser Reportase Investigasi yang menghasilkan liputan-liputan luar biasa tentang tahu berbahan formalin, bakso daging tikus, atau obat-obatan daur ulang. Bayangkan kalau 60 orang dengan kualitas sehebat itu kemudian pindah dalam waktu yang hampir bersamaan..!! Dan gelombang eksodus itu bahkan masih berlanjut sampai Maret 2008, meskipun jumlah yang keluar tidak sebanyak tahun 2007. Tapi, bila ditotal, jumlah mereka yang memutuskan untuk hengkang dari Trans TV sejak tahun 2007 sampai dengan Maret 2008 mencapai hampir 100 orang. Buatku, itu suatu jumlah yang luar biasa..!!!
Kedekatanku dengan beberapa reporter, presenter, dan campers Trans TV memungkinkan aku untuk bertanya-tanya pada mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi. Mereka semua menyampaikan jawaban yang senada, yaitu bahwa mereka merasa bahwa Trans TV kurang memberikan penghargaan atas apa yang mereka lakukan buat perusahaan. Dedikasi dan loyalitas yang mereka berikan ternyata tidak disambut dengan sepadan oleh perusahaan. Hal ini membuat kebanyakan orang-orang terbaik Trans TV memilih untuk hengkang, meskipun kenyamanan atmosfir kerja di Trans TV masih belum bisa ditandingi oleh stasiun TV lainnya di Indonesia.
Dengan informasi sebatas itu, saat itu aku masih bertanya-tanya. Karena menurutku, biasanya orang-orang media, apalagi yang memiliki kinerja yang bagus, kebanyakan lebih mementingkan kondisi kerja yang kondusif. Kenyamanan lingkungan kerja bagi pekerja profesi, biasanya, jauh lebih penting dibandingkan penghargaan, apalagi penghargaan berupa uang. Jadi, aku merasa bahwa mestinya ada hal lain yang membuat orang-orang terbaik Trans TV hengkang dan mencari pelabuhan baru pada waktu yang hampir bersamaan.
Baru pada awal bulan lalu aku menemukan jawabnya. Dari perbincangan dengan beberapa orang teman Trans TV, aku menemukan sesuatu yang sangat menarik. Sekaligus mengherankan. Ternyata di antara Stasiun TV swasta nasional lain di Indonesia, Trans TV adalah stasiun TV yang menawarkan penghasilan PALING RENDAH. Bahkan, standar gaji Trans TV setara dengan standar gaji stasiun TV lokal seperti Banten-TV atau JTV..!!
Ingat, program rekrutmen Trans TV Januari 2007 yang masuk MURI yang tadi sempat aku singgung? Mereka yang direkrut dari program itu menerima take home pay Rp 1.500.000,- plus uang makan Rp 10.000 per hari masuk. Pernah lihat iklan rekrutmen presenter, reporter, dan campers yang dilaksanakan di kampus-kampus di Surabaya (UNAIR), Yogyakarta (UPN), Bandung (UNPAD) pada bulan April 2008? Mereka yang lolos rekrutmen itu akan (masih rencana nih…) menerima take home pay Rp 1.700.000,- plus uang makan Rp 10.000 per hari masuk. Mereka yang memiliki jatah sebagai presenter acara di TV, seperti Prabu Revolusi (Reportase Sore dan Reportase Investigasi), Ryan Wiedaryanto (Reportase Sore dan Reportase Akhir Pekan), atau Sharah Aryo (Jelang Sore) lebih beruntung. Karena mereka juga mendapat honor presenter, yaitu kurang lebih Rp 70.000 untuk sekali tampil.
Aku begitu kagetnya mendengar informasi itu. Terbayang olehku ketika aku ikut proses liputan Jelang Sore di Surabaya dan Bandung yang begitu melelahkan. Dan untuk itu hanya mendapat penghasilan segitu..?? Pantaskah..??? Gak usah bilang pantas atau tidak pantas deh. Cukupkah untuk hidup..??? Uang kos di daerah Mampang berkisar Rp 600.000 sebulan dengan fasilitas minimal dan langganan banjir, buat beli makan malam kurang lebih Rp 15.000 sekali makan di warung sederhana, belum buat beli pulsa HP, buat transpor ojek yang Rp 5000 dari tempat kos ke kantor Trans TV, buat sekedar jajan atau nonton kalo lagi malam mingguan. Berapa yang masih tersisa dan cukup untuk ditabung…???
Bukan cuma itu. Dari informasi itu pula, aku jadi tahu bahwa take home pay karyawan Trans TV yang sudah menduduki jabatan Produser sebuah program (yang notabene tinggal di Jakarta) ternyata masih lebih rendah dibandingkan take home pay rata-rata PNS dosen Universitas Airlangga..!!!
Aku tak mampu berkata apa-apa. Karena aku jadi langsung tahu, sangat rasional kalau seorang presenter berita Trans TV yang sudah cukup senior dengan take home pay berkisar Rp 2,5 juta sampai 3 juta per bulan langsung memutuskan untuk pindah begitu ditawari oleh TV-One take home pay tiga kali lipatnya. Seorang presenter berita Trans TV dengan gaji sebesar Rp 2,5 - 3 juta sebulan masih punya kewajiban untuk turun ke lapangan melakukan liputan seharian penuh, kembali ke kantor untuk mengedit liputannya sekaligus melakukan VO (Voice Over atau Dubbing), lalu menyiapkan materi liputan besok atau bersiap-siap tampil menyajikan berita, dan baru pulang ke rumah pukul 21 untuk kembali masuk pukul 8 pagi esok harinya.
Kebayang gak, gimana kehidupan presenter atau reporter Trans TV yang sudah berkeluarga..? Dengan jam kerja yang begitu panjang, deadline yang begitu ketat, dan penghasilan yang begitu seadanya, apa yang dapat mereka berikan dengan layak untuk istri dan anak mereka..? Seorang karyawan dengan loyalitas dan dedikasi tinggi sekalipun pasti akan terpaksa berpikir rasional dan menerima tawaran lain yang lebih manusiawi. Mungkin saja mereka tidak akan dapat merasakan suasana kerja yang senyaman di Trans TV, tapi aku yakin mereka akan dapat menerimanya (dengan terpaksa) demi tuntutan hidup yang harus mereka penuhi.
Aku bisa memahami itu semua kini, mengapa begitu banyak orang-orang hebat Trans TV yang memilih untuk mencari tempat yang baru. Money is not everything, but sometimes without money everything is nothing.. Sangat manusiawi apabila mereka-mereka yang memiliki kinerja yang bagus dan dedikasi serta loyalitas yang tinggi harus takluk pada kebutuhan yang paling mendasar yaitu uang.
Tapi, ada satu hal yang masih menggelitik pikiranku. Aku pernah membaca di majalah SWA pada edisi yang membahas tentang para eksekutif muda dan eksekutif yang diburu oleh headhunters (para pencari, pemburu, dan pembajak tenaga kerja level eksekutif dari perusahaan lain). Di artikel itu, tertulis bahwa dua pucuk pimpinan Trans TV, yaitu Ishadi SK dan Wishnutama adalah dua eksekutif yang menerima take home pay lebih dari Rp 100 juta per bulan. Mengingat struktur organisasi Trans TV yang cenderung flat, ketimpangan ini membuatku kembali bertanya-tanya….
Apa yang sebenarnya terjadi…?? 
Comments
4 Comments

4 comments:

Aldo burger mengatakan...

thanks infonya, jadi mengurungkan niat buat daftar di sana

Anonim mengatakan...

gak nyangka TRANS TV smpe segitunya :(

Unknown mengatakan...

ya sebenarnya cukup ketahanan diri aja klo mau kerja disana...hehe.h siap mental dan fisik aja....

Anonim mengatakan...

dengan bangganya tmn saya masuk sana dan mengenakan sragam hitam2 untuk jln2 di gi,, hmm..

Posting Komentar

Jangan Lupa Bermurah Hati Memberikan Sepatah Dua Kata di Komentar Ya !!!

Blog Archive

Label

Adsense (4) ANeH Euy (4497) AntiVirus (33) BerBloG RiA (213) BerDownload Ria (233) Berita (4584) Bola (213) Cerita (2007) Cybercrime (27) Entertainment (1630) Fashion (303) Fenomenal (1254) Film (470) Forum (11) Gadget (363) Gambar (3461) Games (167) Hot Celebs (355) Internet (504) Justin Bieber (61) Kesehatan (941) Kriminal (427) Lucu (1042) Misterius (1055) Musik (487) Ngegosip Nih (1232) Olahragara Yuk (911) Otomotif Nih (409) Sains (853) Sejarah (921) Seksologi (145) Serba-Serbi (4392) Teknologi (1165) Tentang Admin (7) Tips (1481) TV Online (2) Unik (632) Video (1457) Wisata (348) Zodiak (31)