5 Tragedi Ekspedisi di Gunung Tertinggi di Dunia
9 Agustus 2011
0
comments
Para petualang alam liar selalu memiliki
ambisi tertinggi. Seperti menaklukan puncak-puncak gunung tertinggi di
Dunia. Banyak dari para petualang itu sukses meraih ambisi besar. Namun
tak sedikit dari ekspedisi yang mereka lakukan gagal dan berakhir
tragis. Berikut deretan ekspedisi di gunung tertinggi yang menyisakan
tragedi pendakiannya.
1.Ekspedisi Korea (Gunung Manaslu, 8,156m/Nepal)
Manaslu adalah satu dari delapan gunung
tertinggi di Dunia. Pendakian pertama ke Gunung Manaslu terjadi pada 9
Mei 1956 oleh Toshio Imanishi dan Gyalzen Norbu dari Jepang, dalam
ekspedisi yang dinamai “Mountain of the Spirit”. Pada 10 April 1972,
sekelompok tim ekspedisi dari Korea Selatan berusaha meraih puncak dari
sisi Timur Laut, namun berakhir tragis setelah terjadi badai salju.
Longsoran salju mengubur kamp mereka di ketinggian 6500 meter dan
menewaskan 15 pendaki, termasuk 10 sherpa dan pimpinan ekspediso Korea,
Kim Ho-sup dan Kazunar Yasuhisa dari Jepang.
2.Ekspedisi Oregon Episcopal School (Gunung Hood, 3,426 m/ Amerika)
Puncak Hood, Oregon merupakan puncak
tertinggi. Pendakian pertama dilakukan pada 11 Juli 1857 oleh Henry
Pittock, WL. Chittenden, Wilbur Cornell dan Rev. T.A. Wood. Di gunung
ini pernah terjadi bencana yang dianggap terburuk dalam sejarah
pendakian, saat tujuh remaja dan dua guru dari Oregon Episcopal School
in Portland tewas membeku dalam pendakian yang dilakukan 12 Mei 1986.
3.Ekspedisi Six Amerika Two Sherpa (Dhaulagiri, 8,167m/Nepal)
Dhaulagiri merupakan gunung ketujuh
tertinggi di Dunia dan pendakian pertamakali dilakukan pada 13 Mei 1960
oleh tim Swis/Austria yang dipimpin Max Eiselin.
Pada 28 April 1969, enam pendaki Amerika
dan dua sherpa (pemandu) meninggalkan kamp untuk menuju puncak lebih
tinggi. Di ketinggian 5200 meter, rombongan sempat tertahan adanya
retakan di jalan yang mereka lintasan dan mereka mencoba membuat
jembatan. Di saat bersamaan terjadi longsor yang menyapu mereka. Namun
keajaiban terjadi delapan pendaki selamat. Mereka hanya terluka dan
langsung dilarikan ke rumah sakit. Hanya mereka harus hidup cacat
permanen.
4. Ekpedisi Gunung Temple (Gunung Temple, 3400m/Kanada)
Puncak Temple merupakan puncak pertama
dari gunung berbatu di Kanada. Pendakian pertama dilakukan Walter
Wilcox, Samuel Allen dan L.F. Frissel pada tahun 1894. Pada 11 Juli 1955
kecelakaan paling tragis di pegunungan Kanada terjadi. Tujuh pendaki
yang masih berusia remaja asal Amerika tewas dalam pendakian melalui
rute barat daya. Sekelompok pemuda dari Philadelphia beranggotakan 11
orang melakukan pemanjatan tanpa pengawasan. Mereka hanya mengenakan
peralatan seadanya dan hanya ada satu kapak es dalam melakukan
pemanjatan. Mereka berhasil mencapai ketinggian 2.750 meter. Saat
melanjutkan pemanjatan terjadi longsoran yang menerpa mereka. Salah
seorang diantara mereka berhasil menancapkan kapak, sementar tujuh anak
berusia 12-16 tahun terseret dan membetur dinding batu gunung. Kejadian
tersebut terkenal dengan nama “Accident in Parks Canada history”.
5. Ekspedisi Murder Wall (Eiger, 3,970m/Swiss)
Eiger adalah satu puncak di pegunungan
Alpen Bernese di Swiss. Pendakian pertama kali dilakukan pada 11 Agustus
1958 oleh pemandu asal Swiss, Christian Almer, Peter Bohren dan seorang
asal Irlandia, Charles Barrington. Sejak tahun 1935 sedikitnya 64
pendaki tewas saat mencoba menuju puncak dari sisi utara. Seorang
pendaki Jerman, Mordwand menamakan sisi tersebut sebagai “Murder Wall”.
Pada 1936 empat orang pendaki asal Austria, Andreas Hinterstoisser, Toni
Kurz, Willy Angeree dan Edi Rainer mencoba menaklukan puncak Eiger dari
Murder Wall. Dari empat pendaki, tiga diantaranya tersapu badai. Hanya
Kurz yang selamat, namun tergantung di tali. Tim penyelamat yang mencoba
menyelamatkan Kurz gagal karena letaknya yang sulit. Kurz juga akhirnya
tewas dalam posisi tergantung.