Tujuh alasan mengapa jogja menjadi daerah istimewa
11 Agustus 2011
0
comments
- Kebudayaan sistem kerajaan yang telah melekat.
Sebelum
bergabung dengan Negara kesatuan Republik indonesia Yogyakarta
merupakan kerajaan (Kasultanan ngayogyokato hadi ningrat dan
pakualaman), dan kebudayaan sistem pemerintahan kerajaan masih melekat
pada masyarakat ataupun aparat di pemerintahan jogja yang selalu patuh
dan mengukuti semua peraturan yang di keluarkan oleh raja. Seperti
halnya individu yang tak ingin kehilangan identitasnya, maka masyarakat
Yogyakarta akan mempertaruhkan diri untuk identitas budaya tersebut.
Keistimewaan yogyakarta merupakan Mahar atas bergabungnya Ngayogyakarto
ke Negara kesatuan Republik indonesia.
- Amanat Sri Sultan yang kemudian disebut Amanat 5 September tersebut merupakan bentuk dukungan Kerajaan Ngayogyakarto Hadiningrat terhadap NKRI.
Ketika
Indonesia diproklamasikan sebagai suatu negara merdeka oleh Soekarno
Hatta, sebenarnya Kerajaan Yogyakarta dan begitu juga kerajaan-kerajaan
lain di wilayah bekas jajahan Belanda bisa saja melepaskan diri dari
NKRI. Namun
ternyata Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII memberikan
dukungan terhadap NKRI dan dalam amanat yang ditandatangani Sri Sultan
bersama Paku Alam menyatakan “Bahwa Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat
jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik
Indonesia.” Isi
lain dari amanat Sri Sultan tersebut adalah, “Bahwa kami sebagai Kepala
Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Ngajogjakarta
Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa
ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat
mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja
kami pegang seluruhnya.”
- Amanat Paku Alam VIII yang menyatakan, “Bahwa Negeri Paku Alaman jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.” Berikutnya, “Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Paku Alaman, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Paku Alaman mulai saat ini berada ditangan Kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja Kami pegang seluruhnja.”
- Keistimewaan Yogyakarta juga di dukung oleh para founding father terutama soekarno dengan payung hukum piagam penetapan. Payung hukum ini sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Soekarno yang duduk di BPUPKI dan PPKI pada 19 Agustus 1945. Piagam penetapan ini kemudian diserahkan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII pada 6 September 1945. Isi piagam penetapan itu adalah, “Piagam Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono IX, Kami, Presiden Republik Indonesia, menetapkan:
Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo,
Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX Ing
Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya,
Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng Sultan akan mencurahkan
segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga, untuk keselamatan Daerah
Yogyakarta sebagai bagian daripada Republik Indonesia.
- Keistimewaan Yogyakarta dikuatkan dalam hal Sejarah Pembentukan Pemerintahan DIY terkait dengan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia sesuai UUD 1945, Pasal 18 & Penjelasannya yang menjamin hak asal-usul suatu daerah sebagai daerah swa-praja (zelfbestuurende landschaappen).
- Berdasar putusan Mahkamah tentang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, saat ini Yogyakarta merupakan salah satu daerah istimewa yang dimiliki Indonesia. “Yogyakarta menjadi daerah istimewa karena faktor sejarah.
- Karena Jogja begitu indah, ramah dan kaya akan budaya, saya kira semua setuju dengan saya , maka saya katakan jogja ISTIMEWA
-
sumber