Wanita Berpendidikan Tinggi di Korea Selatan Kesulitan Mencari Jodoh
15 Maret 2012
0
comments
Fenomena ini didasari oleh berbagai sebab. Rata-rata wanita kaya di negara gingseng ini memiliki tingkat pendidikan yang 5 kali lebih tinggi dibandingkan tahun 1995, hal ini juga menyebabkan kriteria pasangan idaman mereka meningkat. Di samping itu, posisi mereka semakin menjauh dari kriteria 'istri idaman' para suami Korea yang kebanyakan menginginkan sosok istri sebagai ibu rumah tangga yang baik.
"Saya dengar jika anda adalah wanita dengan gelar master, akan lebih sulit untuk melakukan acara pertemuan jodoh dibandingkan dengan wanita yang berpendidikan sarjana S1 karena adanya persepsi kurang mengenakan bahwa anda 'wanita yang terlalu pintar'," ujar seorang mahasiswa berusia 24 tahun bernama Lee.
Trend ini juga membuat ibu dari wanita seperti ini menjadi ikut khawatir.
"Putri saya sudah berusia 30-an awal, di sini umur segitu sudah digolongkan telat menikah." ujar seorang ibu bernama Ahn yang menitipkan putrinya pada salah satu dari sekian banyak agensi temu jodoh di Korsel. Ibu Ahn juga mengungkapkan kekhawatirannya apabila sang putri masih belum juga menemukan jodohnya tahun ini. "Akan semakin sulit baginya untuk mencari jodoh pada tahun-tahun mendatang."
Terdapat banyak agensi pencarian jodoh di Korsel. Salah satu agensi bernama DUO memiliki 26.000 member dengan biaya keanggotaan sebesar 1,08 juta won hingga 8,8 juta won (Rp 8,8 juta - Rp 71,5 juta).
Namun cara kerja biro-biro jodoh ini banyak mendapat kritik karena dianggap terlalu menekankan besarnya pendapatan, status dan berbagai hal materialistis lainnya.
Ahli berpendapat, trend ini salah satunya disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi. "Dengan meningkatnya rasa ketidakpastian akan masa depan pada orang-orang, konsep pernikahan telah menjadi sebuah alat untuk menjaga status sosial seseorang," ujar professor Kim Hyun-mee dari Universitas Yonsei di Seoul.
sumber: Reuters