Terima Kasih untuk Mourinho dan Peter Lim
20 Juni 2012
0
comments
Jakarta - Ucapan terima kasih sudah sepatutnya dihaturkan
kepada Peter Lim. Miliuner asal Singapura itu telah membawa seoarang
pelatih kawakan asal Portugal Jose Mourinho ke Jakarta.
Mourinho
memang hanya sekedar mampir di Jakarta. Dia hanya singgah dan menginap
semalam di Jakarta. Tujuan utamanya adalah ke Singapura untuk menghadiri
penggalangan dana bagi yayasan yang didirikan oleh Peter Lim, yaitu
Singapore Olympic Foundation (SOF).
Yayasan tersebut bertujuan
membantu para atlet muda untuk mengembangkan bakatnya dan membantu
secara finansial para atlet itu mewujudkan mimpinya. SOF juga akan
memberikan beasiswa kepada atlet yang tergabung dalam tim-tim nasional
namun belum mendapat dukungan finansial.
Sungguh tidak ada yang
menyangka sebelumnya, Mourinho ditemani super agen Jorge Mendes, yang
mengageni pemain-pemain kawakan seperti Cristiano Ronaldo, Ricardo
Carvalho, Nani, Falcao, Quaresma dan figur-figur sepak bola ternama
seperti pelatih Luiz Felipe Scolari dan Mourinho sendiri mampir ke
negeri ini.
Rabu (13/6/2012) malam, bertempat di Churchill Wine
and Cigar Bar, Hotel Borobudur, Mourinho mau menemui publik Jakarta
dalam sebuah acara meet and greet.
Meski bertajuk meet and greet,
acara tersebut sangat ekslusif. Tidak ada tiket yang dijual untuk acara
ini. Fans atau penggemar yang terpilih beruntung bisa bertemu 'The
Special One' hanyalah anak-anak pengusaha kelas atas yang menggemari
bola. Media massa yang meliput pun, hanya dibatasi 13 media saja.
Beruntung INILAH.COM terpilih bisa menyaksikan peristiwa langka
tersebut.
Direktur Komunikasi Hotel Borobudur Fransiska Kansil
mengakui jika banyak orang yang ingin hadir dalam acara tersebut. Dia
mengaku sampai kerepotan menampik permintaan banyak pihak yang ingin
hadir dan bersedia membayar mahal.
"Banyak sekali yang hubungi
saya, mereka berani bayar mahal agar bisa bertemu atau hanya sekedar
meminta tanda tangan dan foto bersama dengan Mourinho," ujar Fransiska
saat berbincang dengan INILAH.COM, Rabu (13/6/2012) sore, sebelum acara.
Selain
sangat ekslusif, acara meet and greet itu juga berlangsung sangat
singkat. Hanya setengah jam waktu milik pelatih yang baru saja membawa
Real Madrid menjuarai La Liga Spanyol itu, yang tersedia. Dari pukul
20.30 hingga 21.00 WIB, dia hanya menjawab enam pertanyaan mengenai
ambisi dan caranya melatih, serta pandangannya terhadap sepak bola di
Asia.
Mourinho, yang tiba di Jakarta, Rabu (13/6/2012) sore,
menghabiskan malam di Hotel Borobudur. Kabarnya dia juga menemui
beberapa pengusaha papan atas Indonesia yang merupakan sahabat Peter
Lim.
Menyaksikan peristiwa itu, timbul pertanyaan. Kemanakah PSSI
sebagai pemilik otoritas sepak bola di negeri ini saat orang sekelas
Mourinho mampir ke Jakarta?
Bagaimanapun, cara Peter Lim
mendatangkan Mourinho sebagai sosok yang paling mencorong di sepak bola
dunia masa kini, harus diapresiasi. Namun, harusnya kedatangan Mourinho
yang pernah meraih penghargaan FIFA sebagai Pelatih Terbaik Dunia tahun
2010 itu juga menjadi pembelajaran bagi insan sepak bola Indonesia.
Di
luar acara meet and greet yang bisa diliput media itu, mungkin ada
pertemuan bisnis atau hanya sekedar charity bernilai miliaran antara
Mourinho dengan para pengusaha Indonesia.
Tidak ada yang bisa
menyangkal, Mourinho adalah magnet bagi kaum jetset yang menggilainya
sehingga mau menggelontorkan uang untuk program SOF yang disebut Peter
Lim Sport Scholarship.
"Yayasan ini memiliki investasi besar untuk
masa depan para remaja. Menurut saya, yang terbaik untuk diperhatikan
adalah anak-anak dan orang-orang tua," ungkapnya mempromosikan SOF. Dia
mengaku tertarik dengan program yayasan ini, karena selain membina atlet
muda, juga memberi santunan untuk atlet yang sudah pensiun.
Di
tengah amburadulnya pembinaan atlet-atlet muda Indonesia dan kisruh di
tubuh PSSI, rasanya tak salah jika kedatangan Mourinho kali ini sangat
miris. Miris karena mempromosikan lembaga olah raga milik orang asing,
sekaligus tak ada satu pun otoritas olah raga ini yang terlibat (atau
mampu) mendatangkannya.
Thank you Mourinho, thank you Peter Lim,
kalian sudah beri pelajaran para pengelola dan pemilik otoritas olah
raga di Indonesia.