Teori Baru Menyatakan "Gravitasi Itu Tidak Ada"
25 Januari 2011
0
comments
Tetapi, waktu pun telah berlalu sekian lama, dan para ahli fisika mengetahui, bahwa teori gravitasi milik Newton tersebut merupakan hukum fisika yang sangat aneh.
Dibandingkan dengan gaya interaksi dasar lainnya, gravitasi sangat sulit dicerna. Alasan untuk keganjilan ini, mungkin dapat dijelaskan : "gravitasi bukan gaya interaksi fundamental, tetapi merupakan turunan dari gaya fundamental lainnya."
Professor Erik Verlinde (48 tahun), ahli teori dan professor fisika di Institute Teori Fisika, Universitas Amsterdam, mengajukan teori baru dari gravitasi, seperti dilaporkan oleh New York Times, pada tanggal 12 Juli 2010.
Dia berargumentasi dalam makalahnya yang terbaru, berjudul “Asal usul Gravitasi dan Hukum Newton”, bahwa gravitasi adalah konsekuensi dari hukum termodinamik.
Memutar balikkan logika ilmu pengetahuan yang berumur 300 tahun, dengan mengajukan argument, bahwa gravitasi adalah sebuah ilusi yang menyebabkan kekacauan terus menerus dalam dunia fisika, atau setidaknya diantara mereka yang mengaku mengerti hal tersebut.
“Bagi saya, gravitasi itu tidak ada,” kata Dr. Verlinde. Bukan berarti seseorang tidak dapat jatuh ke tanah, tetapi Dr. Verlinde, bersama-sama denga ahli fisika lainnya berpikir, bahwa ilmu pengetahuan melihat gravitasi dengan cara yang salah dan ada sesuatu yang lebih mendasar yang menyebabkan gravitasi itu “timbul”.
Seperti layaknya bagaimana bursa saham dapat timbul akibat gejala kolektif dari para individu penanam modal, atau bagaimana elastisitas timbul dari sifat mekanik atom-atom.
Inti dari teori, mungkin berhubungan dengan kurangnya keteraturan dalam system fisik. Argument yang dikemukakan adalah apa yang anda dapat katakan sebagai “hari rambut terburuk” teori gravitasi.
Situasinya seperti ini : rambut anda keriting akibat panas dan kelembaban, karena ada banyak hal yag menyebabkan rambut anda untuk keriting daripada lurus, dan alam semesta menyukai beberapa opsi.
Maka diperlukan kekuatan untuk membuat rambut menjadi lurus dan mengurangi opsi alami. Lupakan jarak melengkung dan daya tarik menarik yang dijabarkan dalam persamaan Isaac Newton. Dr. Verlinde merumuskan dalil, bahwa gaya yang kita namakan gravitasi adalah kecendrungan produk alami dari ketidak beraturan yang maksimal.
Teori Professor Verlinde adalah bahwa gravitasi itu pada dasarnya adalah kekuatan entropik. Objek yang bergerak sekitar objek yang lebih kecil, akan merubah ketidak beraturan yang mengelilingi objek-objek tersebut, dan gravitasi akan gagal.
Berdasarkan ide dari teori Holografik, dia dapat menjabarkan hukum Newton yang kedua mengenai mekanik. Sebagai tambahan, teorinya mengenai fisika dari massa inersia juga merupakan pengertian baru. Makalahnya yang berjudul “Asal usul Gravitasi dan Hukum Newton” dapat ditemukan secara online disini.
Karena kontroversi akan hal tersebut, banyak ahli fisika berpikir, bahwa teori Dr. Verlinde kurang penjelasan. Lalu, apa sebenarnya itu gravitasi?
Guru Li Hongzi, pendiri Falun Gong, menyatakan dalam “Penguraian Fa” di Konfrensi Kanada tahun 2001
“Mengapa bisa terjadi fenomena gravitasi seperti yang dikatakan manusia? Karena semua kehidupan dan segala substansi, termasuk udara, air, dan segala yang ada di atas bumi dan Triloka, yaitu semua benda yang eksis dalam lingkup Triloka adalah terkomposisi oleh partikel-partikel dari semua tingkatan berbeda dalam lingkup Triloka, dan partikel-partikel berbeda dari tingkatan berbeda adalah saling berkaitan.”
"Keterkaitan semacam ini didalam lingkup triloka dapat memanjang dan bergerak di bawah daya tarik. Dengan kata lain, jika anda menariknya, dia bisa memanjang seperti karet gelang, dan ketika dilepas akan kembali lagi. Yaitu ada sebuah bentuk keberadaan yang dasar dan stabil antar partikel-partikel. Inilah yang menyebabkan asalkan anda memindahkan benda apa saja dalam lingkungan bumi ini, dia akan kembali ke tanah.”
Penelitian mengenai alam semesta dalam ilmu pengetahuan modern secara mendasar adalah berdasarkan teori gravitasi. Jika gravitasi itu tidak ada, maka pengertian kita mengenai galaksi dan struktur alam semesta juga salah.
Ini mungkin alasan mengapa para peneliti ruang angkasa kadangkala kesulitan untuk menjelaskan pergerakan gravitasi dari badan langit yang jauh dan harus menggunakan konsep “materi gelap” untuk membantu menyelaraskan persamaan.
Teori baru dari gravitasi dapat memberi titik terang akan beberapa permasalahan kosmik yang menjengkelkan yang ditemukan oleh para ilmuwan fisika, seperti energi gelap, sejenis anti gravitasi yang kelihatannya meningkatkan pemuaian alam semesta, atau materi gelap yang diperkirakan menyokong galaksi secara keseluruhan. Ini mungkin dapat menstimulasi para ilmuwan, untuk mencari pemahaman baru tentang alam semesta.
“Sejak lama kami telah tahu, bahwa gravitasi itu tidak ada, Kini saatnya untuk menyuarakannya” kata Dr. Verlinde.