Wanita Perokok Terancam Kanker Payudara
27 Januari 2011
0
comments
shutterstock
AnakMuda 3007 - Merokok ternyata tidak cuma memicu penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan. Studi terkini menunjukkan perempuan perokok beresiko lebih besar menderita kanker payudara, terutama jika mereka sudah menjadi perokok sejak usia belia.
Walaupun risikonya cenderung kecil, namun perempuan perokok beresiko 6 persen lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita yang menghabiskan sebungkus rokok setiap hari selama periode 30 tahun risikonya melonjak menjadi 28 persen.
"Perokok mungkin bukan bukan faktor utama kanker payudara, tapi ketika kita melihat wanita dalam kelompok perokok berat dan sudah merokok sejak muda, ini menjadi hal yang serius," kata Karin Michels, Ph.D, ahli epidemiologi kanker dan obgyn dari Harvard Medical School yang melakukan riset ini.
Studi-studi sebelumnya mengenai pengaruh rokok pada kanker payudara menghasilkan hasil yang imbang. Sebagian studi menyimpulkan rokok meningkatkan risiko, namun sebagian lagi tidak menemukan adanya kaitan.
Asap tembakau mengandung ribuan bahan atau zat, termasuk bahan kimia, gas, dan tetesan-tetasan dari tar. Namun merokok diketahui akan menurunkan kadar estrogen, salah satu pemicu kanker payudara. "Itu sebabnya beberapa studi tidak menemukan kaitan antara rokok dan kanker payudara," kata Michels.
Dalam risetnya, Michel dan timnya meneliti 110.000 wanita yang sudah 30 tahun menjadi perokok. Secara umum, terdapat 8.772 responden yang menderita kanker payudara selama periode penelitian.
Mereka yang sudah jadi perokok, minimal sebelum melahirkan anak pertama, risikonya terkena kanker payudara lebih tinggi. Melahirkan bayi diketahui akan melindungi perempuan dari kanker payudara, diduga hal ini karena perubahan yang terjadi pada jaringan payudara.
"Risiko kanker payudara lebih besar pada periode transisi hormonal, misalnya masa premenapause dan pasca menopause ketika terjadi berbagai perubahan fungsi hormon," kata Joanne Mortimer, M.D, direktur the Women's Cancer Program. Ia tidak terlibat dalam penelitian ini.
Faktanya, wanita yang merokok pasca menopasue memiliki risiko lebih kecil dibanding bukan perokok untuk terkena kanker payudara. Hal ini karena orang yang sudah menopause dan perokok memiliki kadar estrogen yang rendah.
Walaupun risikonya cenderung kecil, namun perempuan perokok beresiko 6 persen lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita yang menghabiskan sebungkus rokok setiap hari selama periode 30 tahun risikonya melonjak menjadi 28 persen.
"Perokok mungkin bukan bukan faktor utama kanker payudara, tapi ketika kita melihat wanita dalam kelompok perokok berat dan sudah merokok sejak muda, ini menjadi hal yang serius," kata Karin Michels, Ph.D, ahli epidemiologi kanker dan obgyn dari Harvard Medical School yang melakukan riset ini.
Studi-studi sebelumnya mengenai pengaruh rokok pada kanker payudara menghasilkan hasil yang imbang. Sebagian studi menyimpulkan rokok meningkatkan risiko, namun sebagian lagi tidak menemukan adanya kaitan.
Asap tembakau mengandung ribuan bahan atau zat, termasuk bahan kimia, gas, dan tetesan-tetasan dari tar. Namun merokok diketahui akan menurunkan kadar estrogen, salah satu pemicu kanker payudara. "Itu sebabnya beberapa studi tidak menemukan kaitan antara rokok dan kanker payudara," kata Michels.
Dalam risetnya, Michel dan timnya meneliti 110.000 wanita yang sudah 30 tahun menjadi perokok. Secara umum, terdapat 8.772 responden yang menderita kanker payudara selama periode penelitian.
Mereka yang sudah jadi perokok, minimal sebelum melahirkan anak pertama, risikonya terkena kanker payudara lebih tinggi. Melahirkan bayi diketahui akan melindungi perempuan dari kanker payudara, diduga hal ini karena perubahan yang terjadi pada jaringan payudara.
"Risiko kanker payudara lebih besar pada periode transisi hormonal, misalnya masa premenapause dan pasca menopause ketika terjadi berbagai perubahan fungsi hormon," kata Joanne Mortimer, M.D, direktur the Women's Cancer Program. Ia tidak terlibat dalam penelitian ini.
Faktanya, wanita yang merokok pasca menopasue memiliki risiko lebih kecil dibanding bukan perokok untuk terkena kanker payudara. Hal ini karena orang yang sudah menopause dan perokok memiliki kadar estrogen yang rendah.