Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang Sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
17 Februari 2011
0
comments
AnakMuda 3007 -Sultoni, pria 27 tahun dari Tegal, Jawa Tengah, Indonesia, menderita polio hampir 26 tahun sejak usia 13 bulan sampai sekarang. Tidak seperti remaja lain pada umumnya yang bisa berinteraksi dengan dunia luar, bergaul dengan teman-teman, dan merasa dunia pendidikan, dll, Sultoni hanya dapat berbaring di tempat tidur (papan kayu tanpa bantalan bantal atau kasur) ditemani sebuah radio kecil di sisinya.
Tidak ada Akses Kesehatan bagi Orang Miskin Seperti Sultoni
Sertifikat yang menginformasikan mereka adalah keluarga miskin yang diterima oleh Rasito sudah cukup untuk membantu dia untuk mendapatkan bantuan kesehatan gratis, meskipun itu tidak sepenuhnya bebas, karena obat yang dibutuhkan oleh Sultoni tidak tersedia di rumah sakit dan mereka memaksa Rasito untuk membelinya di luar rumah sakit.
Mengharukan!! Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
Sultoni awalnya ditempatkan di kamar tidur di rumah. Namun karena keluarga tidak tahan bau kotoran, keluarga menaruh Sultoni di dapur, di mana biasanya digunakan ibunya untuk memasak. Sekarang dapur menjadi kamar tidurnya juga. Setiap upaya-upaya telah dilakukan, namun Sultoni masih belum bisa berjalan hingga saat ini.
Potret Keluarga Sultoni
Ayah Sultoni, Rasito adalah lulusan sekolah dasar yang hanya bisa bekerja sebagai kuli di pasar dengan penghasilan rendah sekitar Rp. 12.000 per hari. Rasito akhirnya hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan untuk hidupnya dan anak-anak menderita. Pada tahun 1989, Rasito berusaha mengubah nasibnya dengan beralih pekerjaan sebagai tukang becak. Bahkan untuk becak saja ia harus membeli dengan kredit.
Mengharukan!! Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
Ketika Sultoni berusia 13 bulan, Rasito, ayahnya membawanya ke rumah sakit. Sultoni masih mampu berjalan sampai selang waktu yang cukup lama. Rasito berusaha untuk menyembuhkan anaknya dengan membawanya kembali ke rumah sakit yang sama, RS. Susilo, Slawi-Tegal. Menurut dokter anak yang memeriksa keadaannya, Sultoni mengalami gejala polio.Tidak ada Akses Kesehatan bagi Orang Miskin Seperti Sultoni
Sertifikat yang menginformasikan mereka adalah keluarga miskin yang diterima oleh Rasito sudah cukup untuk membantu dia untuk mendapatkan bantuan kesehatan gratis, meskipun itu tidak sepenuhnya bebas, karena obat yang dibutuhkan oleh Sultoni tidak tersedia di rumah sakit dan mereka memaksa Rasito untuk membelinya di luar rumah sakit.
Mengharukan!! Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
Sultoni awalnya ditempatkan di kamar tidur di rumah. Namun karena keluarga tidak tahan bau kotoran, keluarga menaruh Sultoni di dapur, di mana biasanya digunakan ibunya untuk memasak. Sekarang dapur menjadi kamar tidurnya juga. Setiap upaya-upaya telah dilakukan, namun Sultoni masih belum bisa berjalan hingga saat ini.
Potret Keluarga Sultoni
Ayah Sultoni, Rasito adalah lulusan sekolah dasar yang hanya bisa bekerja sebagai kuli di pasar dengan penghasilan rendah sekitar Rp. 12.000 per hari. Rasito akhirnya hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan untuk hidupnya dan anak-anak menderita. Pada tahun 1989, Rasito berusaha mengubah nasibnya dengan beralih pekerjaan sebagai tukang becak. Bahkan untuk becak saja ia harus membeli dengan kredit.