Ini Efek Buruk BlackBerry Pada Kehidupan Seks Anda
8 April 2011
0
comments
Dok. Thinkstock
Kellie Appel, senior vice president dan general manager untuk Turner Trade Gorup mengatakan dia dan suaminya termasuk pecandu BlackBerry. Begitu kecanduannya sampai begitu membuka mata di pagi hari, yang langsung dicari adalah BlackBerry.
Untuk beberapa orang seperti Appel, BlackBerry adalah sebuah kebutuhan. Alat tersebut membuat hidup menjadi lebih mudah. Hanya saja efek dari kecanggihan tekhnologi tersebut, orang-orang seperti Appel menjadi terus-menerus bekerja dan mengganggu hubungan pribadi mereka. Gara-gara alat canggih itu, pasangan menjadi semakin sibuk sehingga sulit meluangkan waktu untuk intim dengan pasangan.
"Ketika akhirnya bisa meluangkan waktu untuk makan malam romantis atau terlibat pembicaraan yang berarti, tekhnologi itu terkadang mulai mengeluarkan suara dan mengacaukan mood, serta menghilangkan kesempatan itu," tutur Lisa Daily penulis 'Stop Getting Dumped! All You Need to Know to Make Men Fall Madly in Love with You and Marry "The One" in 3 Years Or Less', seperti dilansir Forbes.
Patricia A. Farrell, psikolog dan pengarang 'How to Be Your Own Therapist: A Step-by-Step Guide to Taking Back Your Life ', mengatakan ia kerap memberikan terapi pada pasangan yang menjadikan pekerjaan mereka sebagai prioritas utama dalam hubungan. Menurutnya, waktu yang ada sekarang ini banyak dialokasikan untuk bekerja dan bekerja sehingga membuat hubungan suatu pasangan memburuk.
Sebuah survei menunjukkan penggunaan BlackBerry yang awalnya untuk mempermudah pekerjaan dan membuatnya jadi lebih efisien ternyata justru kebalikannya. Dengan adanya alat tersebut, orang jadi semakin memperpanjang waktunya untuk bekerja, seperti yang terjadi pada pasien-pasien Farrell.
Efek dari semakin panjangnya waktu untuk bekerja ini, menurut Farrell, orang menjadi lelah, berkurangnya keintiman dengan pasangan, mudah marah dan memicu konflik. Alhasil, segala efek negatif itu akan menciptakan sebuah hubungan pernikahan yang rentan retak.
Mantan Sekretaris Keternagakerjaan AS Robert Reich pernah mempopulerkan istilah pasangan DINS (double income, no sex) saat membicarakan efek dari semakin sibuknya orang pada pekerjaan. Apa yang dikatakannya itu sejalan dengan bukti yang ada. Orang-orang sekarang jadi harus berusaha keras untuk berhubungan intim. Menurut penelitian dari Kinsey Institute pada 2003, kini para wanita jadi lebih jarang bercinta dibandingkan pada 1950-an.
Wanita sekarang harus mengingatkan diri mereka sendiri agar meluangkan waktu untuk bercinta dengan suami. Kurangnya keintiman itu menurut Psikolog Debra Mandel bukan karena tidak ada waktu. Pasangan masa kini jarang bercinta karena kelelahan.
Psychotherapist Tina B. Tessina setuju dengan pendapat Mandel. Malah menurutnya, sekarang ini pasangan yang mengalami hal di atas semakin banyak. Tessina dan Mandel sepakat, BlackBerry dan smartphone lainnya menambah masalah pada pasangan tersebut.
"Kita jadi kehilangan waktu untuk bersantai, di mana kita tidak diminta untuk berpikir terus menerus. Dulu kita bisa makan malam keluar dan lebih peduli pada suasana sekitar. Tapi sekarang orang merasa ada waktu yang membosankan di sela-sela kegiatan itu dan orang ingin mengisi waktu tersebut," urai Mandel.
BlackBerry dan smartphone lainnya pun menjadi solusi mengatasi kebosanan itu. Hingga akhirnya orang menjadi lupa seharusnya ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengisi kebosanan tersebut, seperti mengobrol dengan pasangan agar semakin intim.