Praktek brutal menyetrika payudara telah dialami seperempat gadis yang bertempat tinggal di kawasan Afrika, khususnya Kamerun.

Payudara seorang gadis muda yang sedang tumbuh dipaksa berbentuk rata menggunakan batu panas, tempurung kelapa dan benda-benda lainnya. Tindakan ini dianggap sebagai cara menekan angka kehamilan remaja negara ini, terutama di daerah pedesaan, serta membatasi risiko kekerasan seksual.

Menurut laporan terbaru CurrentTV, seorang ibu dari Kamerun percaya menyetrika payudara akan melindungi anak mereka dari kehamilan dan penyerangan. Tidak hanya itu, perlakuan paksa ini diharapkan mampu mengurangi jumlah laki-laki yang tertarik pada gadis.

Sejalan dengan pertumbuhan negara ini, para gadis mulai mengalami pubertas pada usia 9 tahun dan tunduk pada praktek brutal ini pada usia yang sama.

Setrika payudara dapat mengakibatkan berbagai masalah fisik, seperti luka bakar dan deformasi, belum lagi masalah psikologis. Prosedur ini sebanding dengan kebiasaan sunat bagi perempuan/mutilasi kelamin.