Indonesia bak Dream Disneyland bagi Perusahaan Rokok
3 November 2010
0
comments
Konsumsi tembakau merupakan masalah penting yang berakibat pada kesehatan global. Asap tembakau membahayakan tubuh tentu bukan berita baru. Dengan kandungan lebih dari 4000 bahan berbahaya, seperti nikotin (pembunuh serangga), tar (bahan aspal), karbon monoksida dan hidrogen sianida (gas beracun), ammonia (bahan pembersih), arsen (racun mematikan), dan senyawa radio aktif, tembakau telah menjadi faktor risiko utama pada 6 dari 8 penyebab kematian di dunia.
Tembakau bukan hanya mengancam milyaran pria, tapi juga wanita, dan anak-anak. Sekira 80 persen kematian terkait tembakau terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia.
“Asap rokok itu bukan main sehingga WHO menamakannya sebagai epidemi,” kata Widyastuti Wibisana MD MSc(PH) PhD, National Professional Officer for Tobacco Free Initiative WHO dalam acara temu media “Framework Convention of Tobacco Control (FCTC)” di Gedung Bina Mulia 1, Jakarta, Rabu (27/10/2010).
Tercatat sekira 57 juta perokok ada di Indonesia. Tak hanya kaum pria atau dewasa, jumlah tersebut juga termasuk wanita dan anak usia 5-10 tahun. Yang menyedihkan, fakta tembakau Indonesia melaporkan bahwa 98 persen produk tembakau di Indonesia digunakan untuk rokok di mana dalam satu batang rokok, terkandung 4.000 bahan kimia yang 69 di antaranya adalah karsinogenik.
Dr Douglas Bettcher, Director Tobacco Free Initiative WHO dalam kesempatan yang sama mengungkap, perusahaan tembakau di Indonesia menuai banyak keuntungan. Indonesia dibaratkan dream Disneyland untuk perusahaan rokok.
“Harga rokok yang murah, tidak ada pajak, dan sangat mudah untuk merokok di tempat publik. Maka perusahaan rokok merasa, di sini adalah dream Disneyland,” tukas Bettcher.
Menurut Bettcher, lingkungan yang sangat permisif juga memberikan peluang masyarakat untuk merokok secara bebas.
“Kemana pun Anda pergi di Indonesia, Anda dengan mudah menemukan orang yang merokok, baik di rumah, kantor, restoran, bandara, sekolah, bahkan rumah sakit," imbuh Dr Bettcher.
“Masyarakat tidak dapat mempunyai daya lindung yang tinggi. Indonesia, tidak melindungi penduduknya dari bahaya rokok,” timpal Widyastuti.
sumber :http://blogger-unik.blogspot.com/2010/10/indonesia-bak-dream-disneyland-bagi.html
Jangan Lupa Berikan Komentarnya ya Teman-teman anak muda