Tiket Palsu Final Piala AFF Beredar
29 Desember 2010
0
comments
AnakMuda 3007 -, Jakarta - Tiket palsu untuk laga kedua final Piala AFF Suzuki, Indonesia melawan Malaysia, ditemukan telah beredar di antara calon penonton. Boy, 21 tahun, menjadi salah satu korbannya. Pria asal Bekasi itu mendapati tiket kategori III atau tribun atas yang diperolehnya dari calo ternyata palsu.
"Saya memesan pada calo sebanyak lima tiket. Per lembar Rp 110 ribu," kata dia di depan halaman kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia kemarin. Saat itu Boy baru saja mengambil tiketnya sesuai dengan agenda resmi penukaran kupon.
Boy menyadari tiketnya itu palsu setelah membandingkannya dengan tiket asli yang ia peroleh dari calo yang berbeda. Dia melihat ada perbedaan yang sangat jauh antara yang asli dan yang palsu. "Lima tiket (palsu) ini warnanya lebih buram, tidak seterang yang asli."
Kemarin proses penukaran tiket di loket pintu Utara, yang menjadi lokasi penukaran tiket kategori III, sempat diwarnai ketegangan. Beberapa orang yang hanya membawa kupon tanpa kuitansi pun kecewa karena petugas di loket tidak bersedia menukar kupon tersebut dengan tiket.
Selain fotokopi kartu identitas, kuitansi pembayaran kupon adalah syarat mutlak untuk mendapatkan tiket. Padahal mereka yang memegang kupon tanpa kuitansi itu mengaku mendapat kupon pada saat proses transaksi di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu (26 Desember) lalu. Kala itu sempat terjadi kericuhan yang menyebabkan hilangnya beberapa kupon.
Sebaliknya, kondisi yang aneh terlihat pada antrean untuk pengambilan tiket VIP dan VVIP di loket Barat. Di sana terlihat hanya ada sekitar 20 orang yang antre di depan loket. Padahal pada kategori ini total tersedia 7.000 tempat duduk yang tersebar di VVIP, VIP Barat, dan Timur.
Soni Kusprabowo, yang kemarin antre untuk mendapatkan tiket VIP Timur, menyatakan tidak melakukan proses pembelian tiket dengan memanfaatkan situs www.ticketsas.com milik My Ticket Indonesia.
Tiket itu hasil usahanya hingga tengah malam pada Sabtu (25 Desember) lalu. "Tiket didapatkan di kantor polisi," ujarnya. Saat itu Soni bersama 56 rekannya memang mendapatkan tiket setelah melakukan negosiasi dengan pemilik situs My Ticket Indonesia dan ketua panitia lokal Joko Driyono, dengan dimediasi oleh polisi di Markas Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Mereka nekat mendatangi kantor My Ticket setelah selalu gagal melakukan pemesanan tiket secara online. "Saat tiba di sana, ternyata kantornya tutup," katanya. Karena kesal, para calon penonton ini menggiring seseorang dari perusahaan itu ke kantor polisi. Dari negosiasi itulah mereka mendapatkan kepastian jatah tiket.
Dari negosiasi itu pula, Soni mengetahui ada 25 persen tiket yang diperjualbelikan atau sebanyak 2.000 tiket, dan selebihnya untuk jatah undangan. "Namun kenyataannya hanya ada 50-an saja yang bisa dibeli. Ke mana sisa tiket lainnya?" ia mempertanyakan.
Perihal pengamanan laga final nanti malam, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman kembali menegaskan kesiagaan personelnya. "Yang pasti, penjagaan dan pemeriksaan akan dilakukan berlapis," katanya. Ia juga menjamin keamanan tim Malaysia selama di Indonesia.
"Saya memesan pada calo sebanyak lima tiket. Per lembar Rp 110 ribu," kata dia di depan halaman kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia kemarin. Saat itu Boy baru saja mengambil tiketnya sesuai dengan agenda resmi penukaran kupon.
Boy menyadari tiketnya itu palsu setelah membandingkannya dengan tiket asli yang ia peroleh dari calo yang berbeda. Dia melihat ada perbedaan yang sangat jauh antara yang asli dan yang palsu. "Lima tiket (palsu) ini warnanya lebih buram, tidak seterang yang asli."
Kemarin proses penukaran tiket di loket pintu Utara, yang menjadi lokasi penukaran tiket kategori III, sempat diwarnai ketegangan. Beberapa orang yang hanya membawa kupon tanpa kuitansi pun kecewa karena petugas di loket tidak bersedia menukar kupon tersebut dengan tiket.
Selain fotokopi kartu identitas, kuitansi pembayaran kupon adalah syarat mutlak untuk mendapatkan tiket. Padahal mereka yang memegang kupon tanpa kuitansi itu mengaku mendapat kupon pada saat proses transaksi di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu (26 Desember) lalu. Kala itu sempat terjadi kericuhan yang menyebabkan hilangnya beberapa kupon.
Sebaliknya, kondisi yang aneh terlihat pada antrean untuk pengambilan tiket VIP dan VVIP di loket Barat. Di sana terlihat hanya ada sekitar 20 orang yang antre di depan loket. Padahal pada kategori ini total tersedia 7.000 tempat duduk yang tersebar di VVIP, VIP Barat, dan Timur.
Soni Kusprabowo, yang kemarin antre untuk mendapatkan tiket VIP Timur, menyatakan tidak melakukan proses pembelian tiket dengan memanfaatkan situs www.ticketsas.com milik My Ticket Indonesia.
Tiket itu hasil usahanya hingga tengah malam pada Sabtu (25 Desember) lalu. "Tiket didapatkan di kantor polisi," ujarnya. Saat itu Soni bersama 56 rekannya memang mendapatkan tiket setelah melakukan negosiasi dengan pemilik situs My Ticket Indonesia dan ketua panitia lokal Joko Driyono, dengan dimediasi oleh polisi di Markas Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Mereka nekat mendatangi kantor My Ticket setelah selalu gagal melakukan pemesanan tiket secara online. "Saat tiba di sana, ternyata kantornya tutup," katanya. Karena kesal, para calon penonton ini menggiring seseorang dari perusahaan itu ke kantor polisi. Dari negosiasi itulah mereka mendapatkan kepastian jatah tiket.
Dari negosiasi itu pula, Soni mengetahui ada 25 persen tiket yang diperjualbelikan atau sebanyak 2.000 tiket, dan selebihnya untuk jatah undangan. "Namun kenyataannya hanya ada 50-an saja yang bisa dibeli. Ke mana sisa tiket lainnya?" ia mempertanyakan.
Perihal pengamanan laga final nanti malam, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman kembali menegaskan kesiagaan personelnya. "Yang pasti, penjagaan dan pemeriksaan akan dilakukan berlapis," katanya. Ia juga menjamin keamanan tim Malaysia selama di Indonesia.
Jangan Lupa Berikan Komentarnya dan Cek Rate Artikelnya ya Teman-teman anak muda