Chachapoyas, Misteri Peradaban yang Hilang di Puncak Amazon Peru
23 Desember 2011
0
comments
Kota kuno Chachapoyas, negeri orang-orang awan yang hilang ratusan tahun
lalu berhasil ditemukan. Sebutan "masyarakat awan" mungkin karena
mengacu pada pegunungan andes yang selalu berselimut awan. Kehidupan dan
kebudayaan kota kuno yang eksis sejak abad ke-9 ini, sampai sekarang
masih misteri dan sulit diungkap karena mereka tidak banyak meninggalkan
"catatan".
Meski hilang tanpa jejak selama ratusan tahun, namun jejak peradaban
kota Chachapoyas yang kini masuk wilayah utara Peru, masih bisa
ditemukan.
Deretan patung-patung menghadap ke matahari terbit yang terkenal dengan
sebutan "prajurit awan" tetap berdiri tegak hingga kini. Patung-patung
itu melambangkan keperkasaan masyarakat mereka di masa lalu.
Situs Karija ini dibangun hampir 1 milenium. Sebenarnya itu merupakan
kuburan, setiap patung melambangkan tokoh yang di makamkan di sana.
Mungkin bisa dibilang mirip dengan situs-situs makam di Tanah Toraja,
Sulawesi.
Patung-patung itu terbuat dari clay dan plant matt di mana di dalamnya
berisi mumi para tokoh Chachapoya. Yang uniknya posisi patung berisi
mumi itu sangat sulit dijangkau. Entah bagaimana masyarakat pada jaman
itu membawa dan menempatkannya di sana. Sebab, telah diteliti, tidak ada
jalan yang bisa diakses menuju tempat itu.
Kisah bangaimana kehidupan di Chachapoyas nyaris menjadi misteri karena
tempatnya sangat terisolir. Kota kuno Chachapoyas yang hilang ini,
ditemukan tahun 2008 di hutan lebat Amazon, yang sangat terisolir, oleh
tim ekspedisi arkeologi. Jaraknya sekitar 500 km sebelah timur laut
Lima.
Tim arkeologi menemukan benteng-benteng dari batu serta
bangunan-bangunan yang berada di tepi jurang, sisa-sisa tembok yang
memuat lukisan-lukisan yang di pahat di bebatuan. Mungkin ini dibangun
mereka untuk melindungi dari musuh.
Sayangnya, tidak banyak yang tahu tentang keberadaan kota kuno ini.
Hanya sedikit catatan tentang hal itu, termasuk tentang kebudayaan
mereka yang berkembang di abad ke-9. Kenyataannya, kota kuno itu berada
di puncak ketinggian. Diduga, kota di ketinggian itu sengaja
dikembangkan untuk pertahanan terhadap musuh.
Akan tetapi nasib mereka menjadi tak menentu ketika kekaisaran Inca
semakin berkembang dan berhasil menaklukkan mereka 500 tahun lalu.
Meskipun bangsa Chachapoyas sempat memberi perlawanan keras, namun
kekuatan Inca tak tertandingi.
Keberuntungan datang ketika Spanyol datang pada 1535. Sisa-sisa suku
Chachapoyas berpihak pada Spanyol untuk berperang melawan suku Inca.
Namun kemudian datang penyakit orang Eropa, yakni cacar, yang
melenyapkan populasi mereka.
Penulis sejarah Cieza Pedro de León menulis, sosok orang-orang
Chachapoyas berkulit putih dan tampan, kaum wanitanya cantik-cantik,
itulah sebabnya banyak orang Inca ingin menjadikan mereka istri.
Makam tokoh orang-orang awan ini di chullas, di sisi tebing yang dicat
dengan atap runcing, khususnya yang ditemukan di Revash. Namun yang
paling mengesankan dari peninggalan konstruksi Chachapoyas adalah
Kuelap, benteng monumental yang berada 9.500 meter di atas permukaan
laut. Bangunan itu bagian luarnya dilindungi oleh batu-batu besar.
Di Kuelap ada sekitar empat ratus gedung yang mungkin ditempati oleh sekitar 3.500 jiwa. Bandingkan dengan bangunan milik bangsa Inca, Manchu Picchu yang terkenal. Kompleks ini (Kuelap) menunjukkan bahwa bangsa Chachapoyas pada 1000 tahun lalu telah mampu membuat suatu yang luar biasa.
Siapa yang tahu, apalagi yang akan ditemukan di pedalaman andes amazon?
Semua memang masih misteri, seperti misteriusnya Chachapoyas. Minimnya catatan tentang suku ini memunculkan pesimis apakah bisa menguak kisah "orang-orang awan" ini.
Sumber : Diana
http://www.gallerydunia.com/2011/12/chachapoyas-misteri-peradaban-yang.html