Inilah Penyakit-penyakit Karena Memendam Emosi
9 Desember 2011
0
comments
Memendam emosi atau perasaan tidak hanya berdampak pada gangguan psikis tetapi
juga dapat berdampak langsung pada gangguan kesehatan tubuh. Ada
beberapa penyakit yang terjadi jika Anda sering memendam emosi.
“Emosi dan perasaan trauma yang tidak ditangani dengan baik,
lama-lama dapat menumpuk pada bagian tubuh dan berpotensi menimbulkan
penyakit. Ini karena orang yang emosinya kacau otomatis imun tubuhnya
turun, napas berantakan, suhu tubuh naik, depresi atau terlihat lebih
tua, juga emosi negatifnya lama-lama menumpuk di bagian-bagian tubuh
lain,” ujar Irma Rahayu, Soul Healer dari Emotional Healing Indonesia
(EHI) dalam acara Emotional Healing Group Therapy di Hotel Sofyan
Betawi, Jakarta, Kamis (8/12/2011).
Berikut beberapa penyakit yang berhubungan dengan emosi, yaitu:
1. Alergi, karena penyangkalan akan kekuatan dan kemampuan diri.
2. Radang sendi, karena perasaan tidak dicintai, ditolak dan perasaan dikorbankan.
3. Demam, karena perasaan marah yang tidak mampu diekpresikan.
4. Ginjal, karena kekecewaan, perasaan gagal, rasa malu yang ditekan.
5. Maag, karena takut, cemas, perasaan tidak puas pada diri sendiri.
6. Penyakit paru-paru, karena putus asa, kelelahan emosional, luka batin.
7. Sakit punggung, karena ketakutan akan uang, merasa terbebani.
8. Sakit pinggang, karena rasa tidak dicintai, butuh kasih sayang.
9. Jantung, karena rasa kesepian, merasa tidak berharga, takut gagal dan marah.
10. Kanker, karena kebencian terpendam atau makan hati yang menahun.
11. Diabetes, karena keras kepala, tidak mau disalahkan.
12. Glaukoma, karena tekanan dari masa lalu dan tidak mampu memaafkan.
13. Jerawat, karena tidak menerima diri sendiri, tidak suka pada diri sendiri.
14. Pegal-pegal, karena ingin dicintai dan disayangi, butuh dipeluk dan kebersamaan.
15. Obesitas, karena takut, ingin dilindungi, kemarahan terpendam, tidak mau memaafkan.
16. Mata minus, karena takut akan masa depan.
17. Mata plus, karena tidak mampu memaafkan masa lalu.
“Orang yang emosinya tenang, apapun yang dilihatnya lebih jelas. Bila
Anda punya masalah lalu dibawa ibadah, mau sujud beribu-ribu kali kalau
emosi Anda belum tenang akan percuma,” lanjut Irma.
Menurut Irma yang sudah menangani lebih dari 5.000 klien yang
bermasalah dengan emosi, cara terbaik untuk merespons emosi khususnya
emosi marah adalah dengan mengeluarkannya dengan cara yang baik dan
santun atau bicara baik-baik dengan orang yang membuat kita kesal.
“Misal Anda kesal dengan orang A, maka Anda harus menyampaikan pada
orang itu bahwa Anda tidak suka dengan tindakan dia, tapi dengan cara
yang halus, santun dan bukan marah-marah. Jangan melemparkan emosi kesal
Anda pada orang lain, karena itu tidak menyelesaikan masalah. Jika
sekiranya Anda tidak mungkin menyampaikannya, misal dia adalah bos atau
orang yang punya jabatan tinggi, maka lakukan sending love. Tetap
bersikap baik pada dia sambil mendoakan dia hal-hal yang baik, semoga
dia berubah dan berkah, atau berdoa untuk diri sendiri semoga
mendapatkan hal-hal baik. Jangan Anda malah mendoakan yang jelek-jelek
karena itu akan jadi emosi yang negatif untuk diri Anda sendiri,” tutup
Irma. (Sumber: Detik.com)