16.000 Orang Terbunuh Gara-gara Ponsel
30 September 2010
0
comments
Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 16 ribu pengemudi diperkirakan tewas dalam kurun 2001 hingga 2007 ketika sedang berbicara dan SMS dengan ponsel sembari mengemudi, menurut laporan peneliti AS pada Kamis.
Perkiraan, salah satu upaya pertamanya yaitu menghitung berapa banyak orang tewas dalam kecelakaan yang disebabkan oleh gangguan khusus telepon seluler dan banyaknya pengemudi di bawah umur 30 tahun.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kenaikan angka SMS yang cepat telah mengakibatkan ribuan kematian di jalanan di Amerika Serikat," tulis Fernando Wilson dan Jim Stimpson dari University of North Texas Health Science Center di American Journal of Public Health.
Wilson dan Stimpson menggunakan data kepemilikan ponsel dari pengemudi yang tewas di jalan dari setiap negara, dan data volume SMS dari Komisi Komunikasi Federal.
Mereka juga mendapatkan laporan pengemudi yang tewas saat berkendara dari National Highway Traffic Safety Administration.
"Sejak 2001-2002, angka SMS meningkat beberapa ratus persen," kata Wilson dalam sebuah wawancara telepon. Pada 2002, 1 juta SMS dikirim setiap bulan; dan meningkat menjadi 110 juta pada 2008.
"Sejak 2001, kami memprediksi sekitar 16 ribu orang telah meninggal sejak saat itu kita menghubungkannya dengan peningkatan angka SMS di Amerika Serikat."
Beberapa penelitian membuktikan berbicara di ponsel dapat mengalihkan perhatian pengemudi, meski sudah menggunakan perangkat hands-free. Namun Wilson mengatakan, SMS dengan menggunakan ponsel cerdas yang menyediakan akses e-mail dan aplikasi mengganggu lainnya merupakan masalah baru.
Kematian akibat kecelakaan lalu lintas di AS turun pada 2009. Departemen Perhubungan mengatakan bahwa kematian lalu lintas mencapai tingkat terendah sejak pertengahan 1950-an pada 2009 sebesar 33.963.
Namun untuk setiap sejuta pelanggan ponsel baru, Wilson dan Stimpson memperkirakan kenaikan pada angka kematian sebesar 19 persen lantaran gangguan pengemudi.
"Kematian yang disebabkan kecelakaan di jalan meningkat dari 10,9 persen menjadi 15,8 persen 1999-2008, dan sebagian besar peningkatan terjadi setelah 2005," tulis mereka dikutip Reuters.
"Pada 2008, sekitar 1 dari 6 tabrakan kendaraan yang fatal akibat pengemudi terganggu saat mengemudi," kata laporan itu. Ditemukan 5.870 orang meninggal dalam kecelakaan yang disebabkan gangguan dalam mengemudi.
Kepemilikan HP dan jumlah SMS yang dikirim meningkat tajam dalam waktu yang sama, menurut penemuan Wilson dan Stimpson.
Wilson mengatakan, 30 negara melarang SMS saat mengemudi, dan beberapa kota dan negara memerlukan perangkat hands-free untuk pengemudi menggunakan ponselnya.
Minggu ini Menteri Tenaga Kerja, Hilda Solis mengatakan Administrasi Keselamatan dan Kesehatan dan Departemen Perhubungan akan bekerja sama untuk mencari solusi, mendorong pengusaha untuk menemukan cara-cara agar para pekerja tidak mengirm pesan ketika sedang berkendara untuk bekerja.
Wilson mengatakan penegakan hukum yang lebih baik diperlukan tetapi ia tidak menemukan cara mudah untuk melakukannya.
"Saya kira solusi yang sempurna yaitu menginstal jammers ponsel di setiap mobil tetapi itu tidak akan terjadi," kata Wilson, dirinya sendiri menjawab panggilan telepon untuk diwawancarai saat mengemudi, tetapi yang menarik berbicara.
"Tidak seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, dimana terdapat mekanisme penegakan hukum yang efektif tapi tidak dengan SMS," katanya. "Polisi hanya beruntung dan melihat kamu SMSan saat mengemudi."
Perkiraan, salah satu upaya pertamanya yaitu menghitung berapa banyak orang tewas dalam kecelakaan yang disebabkan oleh gangguan khusus telepon seluler dan banyaknya pengemudi di bawah umur 30 tahun.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kenaikan angka SMS yang cepat telah mengakibatkan ribuan kematian di jalanan di Amerika Serikat," tulis Fernando Wilson dan Jim Stimpson dari University of North Texas Health Science Center di American Journal of Public Health.
Wilson dan Stimpson menggunakan data kepemilikan ponsel dari pengemudi yang tewas di jalan dari setiap negara, dan data volume SMS dari Komisi Komunikasi Federal.
Mereka juga mendapatkan laporan pengemudi yang tewas saat berkendara dari National Highway Traffic Safety Administration.
"Sejak 2001-2002, angka SMS meningkat beberapa ratus persen," kata Wilson dalam sebuah wawancara telepon. Pada 2002, 1 juta SMS dikirim setiap bulan; dan meningkat menjadi 110 juta pada 2008.
"Sejak 2001, kami memprediksi sekitar 16 ribu orang telah meninggal sejak saat itu kita menghubungkannya dengan peningkatan angka SMS di Amerika Serikat."
Beberapa penelitian membuktikan berbicara di ponsel dapat mengalihkan perhatian pengemudi, meski sudah menggunakan perangkat hands-free. Namun Wilson mengatakan, SMS dengan menggunakan ponsel cerdas yang menyediakan akses e-mail dan aplikasi mengganggu lainnya merupakan masalah baru.
Kematian akibat kecelakaan lalu lintas di AS turun pada 2009. Departemen Perhubungan mengatakan bahwa kematian lalu lintas mencapai tingkat terendah sejak pertengahan 1950-an pada 2009 sebesar 33.963.
Namun untuk setiap sejuta pelanggan ponsel baru, Wilson dan Stimpson memperkirakan kenaikan pada angka kematian sebesar 19 persen lantaran gangguan pengemudi.
"Kematian yang disebabkan kecelakaan di jalan meningkat dari 10,9 persen menjadi 15,8 persen 1999-2008, dan sebagian besar peningkatan terjadi setelah 2005," tulis mereka dikutip Reuters.
"Pada 2008, sekitar 1 dari 6 tabrakan kendaraan yang fatal akibat pengemudi terganggu saat mengemudi," kata laporan itu. Ditemukan 5.870 orang meninggal dalam kecelakaan yang disebabkan gangguan dalam mengemudi.
Kepemilikan HP dan jumlah SMS yang dikirim meningkat tajam dalam waktu yang sama, menurut penemuan Wilson dan Stimpson.
Wilson mengatakan, 30 negara melarang SMS saat mengemudi, dan beberapa kota dan negara memerlukan perangkat hands-free untuk pengemudi menggunakan ponselnya.
Minggu ini Menteri Tenaga Kerja, Hilda Solis mengatakan Administrasi Keselamatan dan Kesehatan dan Departemen Perhubungan akan bekerja sama untuk mencari solusi, mendorong pengusaha untuk menemukan cara-cara agar para pekerja tidak mengirm pesan ketika sedang berkendara untuk bekerja.
Wilson mengatakan penegakan hukum yang lebih baik diperlukan tetapi ia tidak menemukan cara mudah untuk melakukannya.
"Saya kira solusi yang sempurna yaitu menginstal jammers ponsel di setiap mobil tetapi itu tidak akan terjadi," kata Wilson, dirinya sendiri menjawab panggilan telepon untuk diwawancarai saat mengemudi, tetapi yang menarik berbicara.
"Tidak seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, dimana terdapat mekanisme penegakan hukum yang efektif tapi tidak dengan SMS," katanya. "Polisi hanya beruntung dan melihat kamu SMSan saat mengemudi."
COPYRIGHT © 2010
Jangan Lupa Berikan Komentarnya ya Teman-teman anak muda