Sejarah Penemuan Hormon
22 Maret 2011
0
comments
Bagian yang tidak mendapat sinar terjadi pertumbuhan yang lebih cepat daripada yang mendapat sinar sehingga terjadi pembengkokkan. Tetapi jika ujung kecambah dari rumput Canari dipotong akan tidak terjadi pembengkokan. Sehingga dianalisa bahwa jika ujung kecambah mendapat cahaya dari samping akan menyebabkan terjadi pemindahan “pengaruh atau sesuatu zat” dari atas ke bawah yang menyebabkan terjadinya pembengkokkan.
Boysen-jemsen (1913) melakukan penelitian dengan koleoptil Avena (kecambah dari biji rumput-rumputan) menyatakan “pemindahan pengaruh adalah pemindahan zat alami yang dihasilkan dalam koleoptil Avena. Paal (1919) menguatkan pendapat dengan menyatakan bahwa “ujung batang adalah merupakan pusat pertumbuhan.
AUKSIN
Kogl, melakukan penelitian dengan cara membuang ujung koleoptil dan ternyata bagian bawah menunjukkan penurunan pertumbuhan yang nyata hingga berhenti. Tetapi jika ujung koleoptil dipotong dan diletakan dalam suatu blok agar (media pertumbuhan) selama beberapa jam dan ujung koleoptil tadi dibuang kemudian blok agar tersebut diletaklan pada ujung batang/koleoptil yang dipotong tadi akan menyebabkan pertumbuahn berjalan lagi. Hal ini menunjukan bahwa terdapat zat yang diproduksi di bagian ujung dan bergerak ke bawah yang mempengaruhi pertumbuhan. Zat ini oleh Kogl dinamakan auxin dari bahasa latin yaitu Auxein yang berarti tumbuh.
GIBERELIN
giberelin pertama kali ditemukan oleh seorang ahli patologi Jepang, Kurosawa, ketika meneliti penyakit tanaamn padi yang disebut bakane. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur Gibberella fujikuroi, yang dikenal juga sebagai Fusarium moniliforme. Dari hasil penelitiannya didapat bahwa jamur tersebut mengeluarkan suatu substansia/zat yang sekarang dikenal dengan nama giberelin. giberelin, pertama kali zat ini diambil yaitu dari jamur Gibberella fujikuroi (Fusarium moniliforme, organisme penyebab penyakit “foolish seedling” pada padi). tanaman padi yang diserang terlihat lebih tinggi dari yang lain. Gejala ini ternyata diakibatkan karena suatu zat yang dikeluarkan oleh jamur tersebut. Tahun 1938, Yabuta dan Sumuki berhasil mendapatkan Gibberrellin dari jamur tersebut.
SITOKININ
Skoog (1955) melakukan penelitian dengan cara memisahkan jaringan empulur Nicotiana tabaccum dari unsur-unsur pembuluh dan cortex kemudian menempatkannya dalam suatau medium pertumbuhan dan hasilnya adalah tidak terjadi pembelahan sel pada jaringan empulur. Tetapi jika jaringan pembuluh ditempatkan sedemikian rupa sehingga bersinggungan dengan jaringan empulur, maka jaringan empulur akan melakukan pembelahan sel lagi. Lewat penelitian selanjutnya Skoog menamakan zat yang dapat memacu proses pembelahan sel tersebut diberikan pakan ukuran
http://kumpulansejarah-di.blogspot.com