Hikmah dari Tukang Kayu [Cerita]

Posted by Unknown 31 Mei 2011 0 comments

Dikisahkan seorang tukang kayu yang sangat dipercaya oleh tuannya. Sudah cukup lama tukang kayu itu bekerja. Pengalamannya sudah sangat banyak. Berbagai barang dan perlengkapan dari kayu telah dihasilkannya. Ia menjadi tukang kayu yang mahir.

Pada suatu hari,tukang kayu tersebut menghadap kepada tuannya. Ia menyampaikan maksud kedatangannya untuk mengundurkan diri. Tukang kayu tersebut merasa lelah. Ia benar-benar ingin mengundurkan diri dan berhenti menjadi tukang kayu.

Tuannya sangat kaget mendengar keinginan tukang kayu andalannya. Ia merayu dan merayu agar tukang kayunya tidak berhenti dahulu. Akan tetapi dengan berbagai rayuan, tukang kayu tersebut tetap bersikeras mau mengundurkan diri.

Dengan sangat menyesal tuannya mengizinkan tukang kayu tersebut berhenti dengan satu syarat. Adapun syaratnya adalah agar tukang kayu itu mau membuat satu rumah terlebih dahulu. Walaupun dengan sangat terpaksa tukang kayu tersebut membuat rumah yang diminta tuannya. Tukang kayu tersebut bekerja dengan malas dan tidak teliti.

Beberapa hari tukang kayu tersebut berusaha untuk membereskan rumah pesanan tersebut. Akan tetapi sangat disayangkan tukang kayu tersebut sangat merasa terpaksa dan tidak ikhlas selama bekerja menyelesaikan rumah itu. Pembuatan rumah dilakukan dengan asal-asalan. Hal ini tentu saja membuat tuannya merasa heran sekaligis kecewa. Rumah yang sudah jadi hanyalah rumah kecil dan dibangun dengan tidak sesuai. Setiap kayu dipasang dengan tidak rapi.

Akhirnya rumah yang dipesan selesai juga. Tukang kayu itu berpamitan untuk berhenti bekerja setelah syarat tuannya dipenuhi. Kunci rumah baru tersebut diberikannya kepada tuannya. Selesai berpamitan, tuannya memberikan kunci rumah itu kepada tukang kayu. Tuannya mengatakan bahwa rumah tersebut adalah hadiah yang akan diberikannya sebagai kenang-kenangan dan tanda terima kasih telah bekerja dengan baik.

Tukang kayu sungguh merasa kaget dan kecewa. Rumah tersebut dibuatnya dengan asal-asalan dan hanya rumah kecil. Seandainya ia melakukannya dengan sangat baik mungkin rumah yang menjadi miliknya akan sangat bagus. Tukang kayu menyesal ternyata hasil jerih payahnya selama ini hanya sebuah rumah kecil yang tidak bagus.

Pelajaran apa yang dapat diambil dari kisat di atas? Kita sangat bangga atas prestasi si tukang kayu sehingga tuannya berat melepas dia karena sudah sangat dipercaya. Namun apa yang terjadi, di akhir ceritera si tukang kayu berakhir tragis.

Paling tidak ada tiga hal yang dapat kita ambil hikmahnya: Pertama, hidup ini tidak akan kenal berhenti berbuat. Selama kita hidup, kita harus senantiasa berbuat yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain. Si tukang kayu tidak melakukan hal yang terbaik di akhir pengabdiannya hingga dia menjadi jelek di mata tuannya menjelang pensiun.

Kedua, ikhlas adalah kunci perilaku. Dalam kondisi apapun keikhlasan harus tetap dipelihara, apapun aktivitas kita. Kita tidak akan tahu akibat dari perbuatan kita, yang jelas bahwa Tuhan akan senantiasa menghitung amalan kita sekecil apapun. Si tukang kayu tidak tahu kalau apa yang akan dilakukan di akhir pegabdiannya justru untuk dirinya sendiri. Buah dari ketidak ikhlasan dia menyesali perbuatannya yang dilakukan secara tidak ikhlas.

Ketiga, kerja keras adalah kunci kesuksesan. Tidak ada sebuah hasil yang memuaskan tanpa dibarengi dengan kerja keras. Kesuksesan adalah buah dari kerja keras, ini adalah hukum alam yang tidak dapat dibantah. Ilmu tidak bisa diwariskan, kecuali harus dipelajari. Prestasi tidak dapat dibeli kecuali harus ditekuni dengan sungguh-sungguh. Gelar dan pangkat yang tinggi tidak dapat diberikan kepada sembarang orang kecuali bagi mereka yang telah layak untuk menyandangnya, karena sudah mempersiapkan diri sebelumnya.

Di tengah perkembangan zaman sekarang, sebaiknya kita menyiapkan beberapa hal penting untuk meraih sukses di masa depan: Pertama, tidak mudah mengikuti arus zaman yang belum tentu baik. Hidup hura-hura dan permainan yang menina bobokan hanya akan menenggelamkan masa depan kita dan melupakan hari ini yang seharusnya diisi dengan aktivitas yang lebih baik. Bujuk rayu dari berbagai produk teknologi baik hand phone dan internet yang semakin canggih terkadang menjadikan remaja lupa dari kewajiban sebenarnya sebagai seorang pelajar dan generasi penerus masa depan yang seharusnya diisi dengan forum-forum ilmu.

Kedua, mengisi hari-hari dengan kegiatan bermanfaat bagi diri dan orang lain. Kita diwajibkan mencari ilmu, namun sebagi mahluk social, kita oleh Tuhan dituntut juga dapat menjadi mahluk yang bermanfaat bagi orang lain, khaerunnas anfauhum linnas. Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Apalah arti pintar jika semuanya hanya untuk kepentingan pribadi. Kita memang dituntut untuk pintar, namun sebagai orang beragama, selain pintar kita juga harus bermanfaat bagi orang lain, dengan ilmu yang kita miliki tersebut.

Ketiga, mendekatkan diri pada forum-forum rohani seperti tempat ibadah dan forum-forum kajian agama. Aktivitas ini dimaksudkan untuk mengisi ruang kosong dari hati kita yang jika kering dari siramah rohani, maka kita hanya menjadi orang yang cerdas tetapi tidak tahu untuk apa kecerdasan itu. Aspek spiritual sangat penting guna menangkal efek negatif dari berbagai serbuan pengaruh negatif dari perkembangan globalisasi. Denga keberimbangan antara ilmu pengetahuan dan agama juga diharapkan kini dan ke depan, kita akan selalu menjadi manusia yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. semoga.

Sumber