YPI Aneh, Foto Hot Agni Pratistha Diprotes, Kalau di Miss Universe Boleh
23 Mei 2011
0
comments
Dualisme sikap, itulah yang terkesan pada kebijakanYayasan Puteri Indonesia (YPI) yang bakal mengambil tindakan tegas setelah mengetahui alasan Agni Pratistha yang tampil dengan pose topless yang kini banyak di dunia maya. Selain itu YPI juga tengah mencari bahan-bahan terkait tindakan Puteri Indonesia 2006 itu. Ahmad R Subing selaku Asissten Corp. Public Relation Manager Yayasan Puteri Indonesia saat dihubungi melalui telepon, Kamis (19/5) malam mengungkapkan kalau foto itu sebagai hal yang biasa, namun karena dilakukan seorang Puteri Indonesia yang seharusnya menjaga image dan citra, akhirnya menjadi luar biasa.
Inilah foto di majalah ELLE yang disebut sebagai penampilan hot Agni Pratistha
“Sebenarnya itu hal biasa seperti majalah-majalah dewasa lainnya, tapi karena dia Puteri Indonesia jadi luar biasa. Makanya kita cari tahu dulu, apa benar seperti itu? Alasannya apa? Kita lagi mencari majalahnya,” ungkap Ahmad R Subing. “Kita belum melihat foto-foto itu, tapi kita tahu dari media online, informasi yang kita dapat katanya untuk majalah. Kita sedang mencari majalahnya untuk memastikan apakah benar,” sambungnya.
Inilah foto di majalah ELLE yang disebut sebagai penampilan hot Agni Pratistha
Tindakan pertama yang akan dilakukan YPI adalah klarifikasi pada yang bersangkutan. Alasan ‘keteledoran’ sehingga menerima kontrak untuk pose yang menurunkan citra dan image Puteri Indonesia secara keseluruhan. “Dari YPI mungkin akan klarifikasi ke Agni, kalau benar kita akan tanyakan alasannya apa, dan akan kita kasih nasihat sebagai Puteri Indonesia dia harus menjaga citra yang melekat di dia,” ungkapnya.
Sedangkan Ini Foto Agni Pratistha saat mewakili Indonesia di ajang Miss Universe beberapa tahun silam, kenapa dulu dibolehkan dan sekarang dilarang? dualisme tergantung pada kepentingan!!
Padahal, lanjut Ahmad R Subing, untuk para calon Puteri Indonesia sudah ditekankan supaya selalu menjaga image walaupun sudah lepas dari YPI. Sebelum mereka terpilih, bahkan saat masih di karantina sudah ditekankan hal itu. “Sebelum mereka terpilih sudah kita kasih tahu, bahkan sejak di dalam karantina. Tapi kadang-kadang mereka menganggap itu suatu hal yang biasa, makanya kita kasih pengarahan lagi supaya tidak diikuti sama yang lain,” pungkasnya.
Itulah kita, bersikap tergantung pada kepentingan, tidak konsisten. Bagaimana menurut Anda?