Kebiasaan-kebiasaan yang Buruk Bagi Jantung
8 Desember 2011
0
comments
Semua orang ingin memiliki jantung sehat, namun penyakit jantung seringkali menyerang tiba-tiba. Untungnya, ada beberapa cara sederhana dari kebiasaan sehari-hari yang dapat melindungi jantung.
Berikut adalah 17 kebiasaan buruk bagi jantung dan bagaimana untuk menghindarinya seperti dilansir Health.com, Rabu (7/12/2011):
1. Menonton TVDuduk selama berjam-jam meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, meskipun sudah berolahraga secara teratur. Kurang gerak dapat mempengaruhi kadar lemak dan gula.
“Olahraga yang dilakukan secara berselang tidak mampu mengimbangi berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk,” kata Harmony R. Reynolds, MD, ditektur Pusat Penelitian Kardiovaskular Klinis di Langone NYU Medical Center, New York City.
Dr. Reynolds menyarankan untuk berjalan-jalan sesekali di kantor dan berdiri ketika sedang berbicara di telepon.
2. Mengobarkan permusuhan dan memelihara depresiStres, rasa permusuhan, dan depresi dapat mengganggu jantung. Cara menangani emosi-emosi ini dapat mempengaruhi kesehatan jantung.
“Orang yang memendam stres berada dalam bahaya yang besar, penelitian telah menunjukkan manfaat tertawa dan dukungan sosial. Akan sangat membantu jika dapat menemui seseorang dan membicarakan masalah yang sedang dihadapi,” kata Dr. Reynolds.
3. MendengkurMendengkur dapat menjadi pertanda gejala penyakit yang lebih serius, yaitu apnea tidur obstruktif. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pernapasan saat tidur sehingga dapat menyebabkan tekanan darah naik drastis.
Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko tinggi mengalami apnea tidur, tetapi terkadang orang langsing juga bisa mengalami.
“Jika mendengkur dan sering terbangun dengan perasaan lelah, konsultasikan dengan dokter. Ada cara yang mudah untuk mendiagnosis apnea,” kata Robert Ostfeld, MD, profesor kedokteran klinis di Montefiore Medical Center, di New York City.
4. Tidak membersihkan gigi dengan benang“Belum diketahui bagaimana mekanismenya, namun ada hubungan kuat antara penyakit gusi dan penyakit jantung,” kata Dr. Ostfeld.
Jika tidak membersihkan sela-sela gigi dengan benang, bakteri dan serat yang menempel pada plak gigi menumpuk dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan penyakit gusi.
Bakteri dapat memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan akan memicu penebalan dinding arteri. Maka mengobati penyakit gusi dapat meningkatkan fungsi pembuluh darah.
5. Menarik diriTerkadang orang-orang di sekitar bisa terasa mengganggu dan menjengkelkan. Namun memperkuat hubungan dengan orang yang benar-benar disukai bermanfaat bagi kesehatan. Orang dengan memiliki hubungan yang kuat dengan keluarga, teman, dan masyarakat pada umumnya cenderung hidup sehat lebih lama.
6. Berolahraga sampai bosan kemudian berhenti“Saya melihat begitu banyak orang pada usia 40-an dan 50-an melakukan olahraga dengan niat baik, melukai diri sendiri, dan kemudian berhenti berolahraga bersama-sama,” kata Judith S. Hochman, MD, direktur Pusat Penelitian Kardiovaskular Klinis di Pusat Medis Langone NYU.
Latihan yang bijaksana adalah yang lambat dan mantap. Yang lebih penting adalah memiliki komitmen untuk melakukan olahraga teratur.
7. Minum alkohol terlalu banyakPenelitian menunjukkan sejumlah kecil alkohol mungkin baik bagi jantung. Sayangnya, terlalu banyak justru berbahaya.
Kelebihan konsumsi alkohol berkaitan dengan risiko tekanan darah tinggi, kadar lemak darah tinggi, dan gagal jantung. Selain itu, tanmbahan kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan mengancam kesehatan jantung.
8. Terlalu banyak makanKelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Cobalah untuk makan lebih sedikit, hindari porsi makan yang banyak dan ganti minuman manis dengan air.
Akan lebih baik jika mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat berkalori tinggi dan berhati-hati terhadap makanan berlabel ‘rendah lemak’ yang justru sering tinggi kalori.
9. Menganggap diri sendiri tidak berisikoPenyakit jantung seperti stroke dan gagal jantung lebih banyak mengambil korban jiwa daripada penyakit lain seperti kanker. Tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, kelebihan berat badan, dan merokok merupakan faktor risiko yang harus selalu diperhatikan.
10. Makan daging merahDaging merah banyak mengandung lemak jenuh. Ada bukti penelitian yang menegaskan bahwa daging olahan seperti bacon dan hot dog meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker perut.
Idealnya, hanya kurang dari 10% dari asupan makanan yang berasal dari hewan dan produk hewan. Jika tidak dapat berhenti memakan daging merah, sebaiknya memakan potongan kecil daging merah dan batasi asupannya.
“Makan steak beberapa kali sebulan tidak apa-apa. Iyang jadi masalah apabila dimakan tiga kali sehari,” kata Dr. Hochman.
11. Suka menunda-nunda untuk periksa kesehatanPerikasalah dengan doktor untuk mengetahui kadar gula, kolesterol, dan tekanan darah. Jika kesemuanya tinggi, maka pasien berisiko memelihara penyakit “silent killer” seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Risiko hipertensi meningkat pada orang dewasa di usia pertengahan 50-an menjadi sekitar 90%, bahkan pada orang yang tidak pernah memiliki masalah kesehatan sebelumnya.
12. Merokok atau tinggal dengan perokok“Merokok merupakan bencana total bagi jantung Anda,” kata Dr. Ostfeld.
Merokok meningkatkan risiko pembekuan darah yang dapat memblokir aliran darah ke jantung dan berkontribusi menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah arteri.
Sekitar 46.000 orang bukan perokok yang tinggal dengan perokok meninggal karena penyakit jantung setiap tahunnya karena asap rokok.
13. Menghentikan atau berganti-ganti obatMinum pil memang tidak menyenangkan, ada efek sampingnyan, dan sangat mudah bagi orang untuk melupakan obat-obatannya, terutama jika ia merasa baik-baik saja.
“Tekanan darah tinggi disebut ‘silent killer’ karena pasien tidak merasakannya. Merasa baik-baik saja bukan pembenaran untuk menghentikan meminum obat,” kata Dr. Ostfeld.
Ada 30 jenis obat untuk tekanan darah tinggi, jadi ada banyak pilihan jika salah satu obat tidak efektif, kata Dr. Hochman.
“Diet yang paling sehat untuk jantung adalah makanan nabati,” kata Dr. Ostfeld.14. Menghindari buah-buahan dan sayuran
Makanan nabati terkandung dalam buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, susu rendah lemak, protein, dan menghindari ‘junk food’.
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang makan lebih dari lima porsi buah dan sayuran setiap hari memiliki risiko penyakit jantung dan stroke sekitar 20% lebih rendah daripada orang yang makan buah dan sayuran kurang dari tiga porsi per hari.
15. Mengabaikan gejala penyakit jantungJika biasanya menaiki tiga anak tangga tanpa masalah, tapi tiba-tiba kekurangan napas atau merasa tekanan di dada setelah menaiki satu anak tangga saja, saatnya untuk memanggil dokter.
Jangan pernah menganggap itu karena tubuh sudah renta. Semakin cepat mendapatkan perawatan, semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan permanen pada otot jantung.
16. Mengemil makanan asinMakin banyak garam yang dikonsumsi, semakin tinggi tekanan darah. Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung.
“Jauhi junk food kemasan, bacalah kandungan natrium pada label makanan. Beralihlah mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan,” kata Dr. Ostfeld.
Asupan natrium yang baik adalah di bawah 2.300 miligram per hari. Jika memiliki tekanan darah tinggi atau berusia lebih dari 50 tahun, kurangi hingga hanya 1.500 miligram per hari.
Makanan kaya gula, lemak, dan minyak memang mengandung kalori, tetapi hanya sedikit mengandung nutrisi yang dapat digunakan tubuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak makan makanan yang tidak menagndung kalori meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.17. Makan berkalori tanpa nutrisi
Makanlah makanan kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, makanan laut, telur, kacang-kacangan, kacang polong, dan biji-bijian tawar. Daging tanpa lemak, unggas, dan susu bebas lemak dan rendah lemak adalah pilihan yang baik juga. (Sumber: Detik.com)