Sedih Melihatnya, Simpanse Berduka Cita Saat Anaknya Mati
5 Januari 2012
0
comments
Ilmuwan
terkejut ketika melihat adegan mengharukan dari seekor induk simpanse
yang sedang berduka. Gambar-gambar mengejutkan yang menunjukkan
bagaimana simpanse berduka sama seperti manusia ketika anak yang
dicintainya itu menghembuskan nafas terakhir.
Ilmuwan
sudah tahu bahwa ibu simpanse membangun hubungan fisik yang dekat
dengan anak-anak mereka. Ibu simpanse membawa anak mereka dalam
pelukannya sampai dua tahun. Mereka menyusui mereka anaknya sampai
berusia enam tahun.
Tapi,
sekarang ilmuwan tahu bahwa simpanse ternyata juga bersedih ketika
anaknya mati. Ilmuwan berhasil memfilmkan bagaimana kesedihan seorang
ibu simpanse yang ditinggal mati oleh anaknya yang baru berusia 16
bulan. Simpanse itu meratapi kepergian anaknya dengan caranya sendiri.
Ibu
simpanse itu terus membawa jasad anaknya untuk lebih dari 24 jam.
Setelah itu, ibu simpanse lembut meletakkan jasad anaknya di tanah.
Kemudian dari jarak dekat, dia memandangi wajah anaknya.
Secara
berkala ia kembali ke tubuh anaknya. Si ibu simpanse itu menyentuh
lembut wajah dan leher anaknya dengan jari-jarinya untuk memastikan
apakah anaknya memang benar-benar telah tiada.
Dia
kemudian memanggil satu simpanse dari kelompoknya untuk meminta
pendapat kedua soal kematian anaknya. ‘’Pada hari berikutnya, simpanse
telah meninggalkan tubuh anaknya,’’ tulis laporan Institut
Psikolinguistik Max Planck.
Wawasan Unik
Dr
Katherine Cronin dan Edwin Van Leeuwen bersama Prof Mark Bodamer dari
Universitas Gonzaga (Washington) dan Innocent Chitalu Mulenga mengambil
gambar ibu simpanse itu di Chimfunshi, Zambia. Cronin mengatakan
penelitian ini memberikan wawasan unik mengenai bagaimana simpanse
meratapi kesedihannya.
‘’Setelah
menggendong mayat bayinya selama lebih dari satu hari, ibu simpanse
meletakkan tubuh anaknya di lapangan,’’ kata Cronin. ‘’Dia berulang kali
mendekati tubuh anaknya. Jari-jarinya menempel pada wajah dan leher
bayi selama beberapa detik.’’
Ibu
simpanse tetap dekat tubuh anaknya selama hampir satu jam. Dia kemudian
membawa jasad anaknya ke kelompok simpanse. Ibu simpanse meminta
kelompoknya untuk menyelidiki tubuh anaknya. ‘’Pada hari berikutnya, ibu
itu tidak lagi membawa tubuh bayi,’’ terang Cronin.
Laporan
yang dipublikasikan dalam American Journal of Primatologi ini
memberikan gambaran bagaimana primata bereaksi terhadap kematian orang
dekat. Apakah mereka mengerti tentang kematian. Apakah mereka berkabung.
Peneliti
percaya bahwa simpanse mengalami masa transisi yang unik. Sebagai ibu,
simpanse belajar tentang kematian bayinya. Suatu proses yang belum
pernah dilaporkan secara rinci.
‘’Video
ini sangat berharga karena si ibu simpanse memaksa seseorang untuk
berhenti dan berpikir tentang apa yang mungkin terjadi dalam benak
primata lainnya,’’ kata Cronin. ‘’Apakah penampil akhirnya memutuskan
bahwa simpanse adalah berkabung. Atau, dia hanya ingin memastikan
tentang kematian anaknya.’’