Teh Panda Dijual Rp 320 Juta Per 500 Gram

Posted by Unknown 11 Januari 2012 0 comments

Tahukah Anda teh yang bisa menjadi termahal di dunia? Jawabnya adalah teh Panda dari China. Teh ini setengah kilonya akan dijual seharga USD 35 ribu atau setara Rp 320 juta. Penemu teh ini adalah An Yanshi, seorang pengusaha dari China. An berpendapat teh yang akan dijualnya ini punya banyak khasiat karena semuanya ditanam dengan proses organik, tanpa melibatkan komponen kimia buatan.
Pupuknya menggunakan kotoran Panda yang dipercayainya mampu memberikan nutrisi yang lebih baik bagi teh. An memakainya karena terinspirasi dari sebuah seminar yang diikutinya. Pada seminar itu diungkapkan, tubuh panda hanya menyerap 30 persen bambu. Sisa tanaman itu lantas dikeluarkan bersama kotoran. Sehingga, An sangat percaya diri mengatakan jika produknya nanti bakal lebih berkualitas dan bermanfaaat bagi kesehatan dengan memanfaatkan kotoran panda sebagai pupuk.

“Kotoran panda memiliki banyak nutrisi dan seharusnya jauh lebih bagus ketimbang pupuk kimia,” katanya, seperti dikutip BBC.

Untuk mewujudkan mimpinya ini, An sudah menyiapkan lahan kebun teh di pegunungan Sinchuan. Di sini pula banyak ditemukan komunitas hewan Panda. Tanah dengan besar kurang lebih satu hektar ini dijadikan proyek percontohan teh herbal karya An. Sekitar 11 ton kotoran panda juga sudah dibeli.
Kata An, kualitas teh terbaik yang dihasilkan adalah pada panen pertama. Panen kedua juga tetap bisa dipanen meski tidak sebagus kualitasnya dengan panen pertama. Untuk panen kedua, An akan membanderol tehnya seharga Rp 20 juta untuk setengah kilogramnya. Fantastis!
Hujatan pun berdatangan. An dianggap gila bagi sebagaian orang. Banyak yang meragukan klaim pria 41 tahun ini. Menurut mereka, klaim An hanya sebagai bahan becandaan. Pengritik tidak percaya pupuk kotoran panda bisa menghasil produk sedemikian hebat kualitasnya dan berharga mahal.
Namun, itu tidak menyurutkan mental An untuk maju. Dia bersikukuh melanjutkan proyeknya ini sembari menantikan panen raya dari kebun tehnya. Kualitas baru bisa benar-benar dibuktikan saat teh sudah diproduksi dan diteliti secara ilmiah. Inilah yang membuat An belum merasa kalah.