Pendukung John Kei Dikabarkan ke Jakarta, Priok Diperketat
2 Maret 2012
0
comments
Jakarta - Polisi
memperketat penjagaan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak
Kamis, 1 Maret 2012. Penjagaan ini diduga terkait dengan isu kedatangan
sekelompok orang asal Ambon yang akan tiba di pelabuhan tersebut
menggunakan kapal motor Ciremai. Kedatangan kelompok itu disebut-sebut
berhubungan dengan proses hukum yang tengah dijalani John Refra alias
John Kei di Jakarta.
Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Asep Safrudin tidak membantah isu itu. "Tapi kami belum bisa memastikan benar atau tidaknya," kata Asep.
Polres Tanjung Priok mengerahkan puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap untuk mengamankan pelabuhan. Semua penumpang KM Ciremai yang baru turun diperiksa. Polisi berhasil menyita 28 senjata tajam. Namun, tidak ada penumpang yang ditangkap. "Kami tidak bisa menahan karena belum menemukan indikasi untuk tindak kekerasan," kata Asep. "Tapi kami tetap mencatat data mereka."
Kasim, 68 tahun, penumpang KM Ciremai yang terjaring razia, mengatakan dirinya memang membawa 20 parang dari kampung halamannya, Buton, Sulawesi Tenggara. Rencananya, alat-alat itu akan ia gunakan untuk bercocok tanam. "Saya tidak tahu kalau tidak boleh bawa senjata tajam," katanya.
Alasan serupa disampaikan Andre, 22 tahun. Dia membawa senjata khas Sulawesi dari Bone. "Ini oleh-oleh, pemberian kakek saya," katanya.
Tito Refra, adik John Kei, mengatakan belum mendengar isu kedatangan sekelompok orang dari Ambon. Dia memang sering berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman untuk mengabarkan kondisi kesehatan sang kakak. Namun, dia tidak pernah mendengar ada rencana pemberangkatan serombongan orang dari sana. "Kami belum tahu itu," kata Tito.
Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, memastikan kabar yang beredar itu hanya isu. Kendati demikian, polisi akan tetap waspada. "Kami selidiki apakah itu benar atau tidak."
Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Asep Safrudin tidak membantah isu itu. "Tapi kami belum bisa memastikan benar atau tidaknya," kata Asep.
Polres Tanjung Priok mengerahkan puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap untuk mengamankan pelabuhan. Semua penumpang KM Ciremai yang baru turun diperiksa. Polisi berhasil menyita 28 senjata tajam. Namun, tidak ada penumpang yang ditangkap. "Kami tidak bisa menahan karena belum menemukan indikasi untuk tindak kekerasan," kata Asep. "Tapi kami tetap mencatat data mereka."
Kasim, 68 tahun, penumpang KM Ciremai yang terjaring razia, mengatakan dirinya memang membawa 20 parang dari kampung halamannya, Buton, Sulawesi Tenggara. Rencananya, alat-alat itu akan ia gunakan untuk bercocok tanam. "Saya tidak tahu kalau tidak boleh bawa senjata tajam," katanya.
Alasan serupa disampaikan Andre, 22 tahun. Dia membawa senjata khas Sulawesi dari Bone. "Ini oleh-oleh, pemberian kakek saya," katanya.
Tito Refra, adik John Kei, mengatakan belum mendengar isu kedatangan sekelompok orang dari Ambon. Dia memang sering berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman untuk mengabarkan kondisi kesehatan sang kakak. Namun, dia tidak pernah mendengar ada rencana pemberangkatan serombongan orang dari sana. "Kami belum tahu itu," kata Tito.
Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, memastikan kabar yang beredar itu hanya isu. Kendati demikian, polisi akan tetap waspada. "Kami selidiki apakah itu benar atau tidak."