5 Binatang Dalam Peperangan
22 Mei 2011
0
comments
1. Kera
Sebuah laporan koran harian People’s Daily, mengungkapkan bahwa kelompok perlawanan Thaliban di Afghanistan, telah melatih sekumpulan kera di area perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan, untuk menjadi bagian dari salah satu taktik peperangan mereka dalam menghadapi pasukan NATO. Laporan tersebut mengatakan pihak Thaliban melatih sekumpulan kera untuk menggunakan sejata Khalasnikovs, senapan mesin ringan dan pelontar mortir, sebagai imbalannya kera-kera tersebut diberi pisang dan kacang-kacangan kesukaan mereka. Namun di dalam laopran People’s Daily, tidak menyebutkan nama atau nara sumber yang ada dibalik kutipan-kutipannya tersebut.
2. Gajah
Sebuah peperangan yang melibatkan binatang seperti gajah tentu sangat tidak umum. Binatang yang memiliki taring (gading), suara yang nyaring dan memiliki kemampuan untuk meremukan apapun yang dilewatinya. Bahkan gajah dijadikan sebuah benteng berjalan, yang ditumpangi oleh beberapa prajurit khususnya para pemanah. Tidak ada jenis binatang apapun yang mampu menembus kepanikan, kemarahan, kebencian, dan kebanggaan sepasukan prajurit yang maju menerjang selain dengan menggunakan mamalia besar ini. India, adalah sebuah negara yang dimasa lalunya memiliki sepasukan militer gajah, kemudian diikuti oleh beberapa negara lainnya seperti di Mesopotamia dan beberapa negara mediterania. Pada 218 SM, Jendral dari Carthaginia, Hannibal, mampu mengusir pasukan Republik Romawi dari Afrika Utara dan Iberi, dengan menggunakan 37 ekor gajah yang melewati wilayah musuh.
3. Anjing
Attila the hun mengerahkan anjing dengan jumlah besar dalam masa ekspansinya. Ketika bangsa Inggris menyerang orang-orang Irlandia, mereka menggunakan sejumlah anjing untuk maju ke garis depan, dan kemudian orang-orang Irlandia juga menggunakan taktik yang sama. Mereka juga menggunakan srigala untuk menyerang ksatria yang menggunakan kuda. Bahkan di abad 20, dalam Perang Dunia I tugas anjing semakin beragam. Mereka ditugaskan untuk melacak dan menemukan prajurit yang terluka di parit-parit medan pertempuran, bahkan mereka dilengkapi dengan masker sehingga aman dari gas apapun. Bahkan di Russia, mereka melatih anjing untuk membawa bom, sebagai salah satu cara untuk menghadang serangan tank baja, dan juga pembawa pesan. Dalam Perang Dunia II dan Vietnam, anjing pelacak membantu dalam mengetahui keberadaan dan posisi musuh di hutan belantara. Zaman sekarang anjing di dunia militer digunakan untuk melacak keberadaan bom dan senjata-senjata yang disembunyikan. Sementara anjing yang bersifat agresif digunakan oleh kepolisian untuk menghadang dan mengendalikan kerumunan masa yang bertindak vandal dan anarkis. Bahkan di negara adi daya Amerika Serikat anjing memiliki pangkat lebih tinggi daripada sang partner manusianya.
4. Babi
Berdasarkan keterangan dalam sejarah kontemporer, legiun Romawi membiarkan babi liar berkeliaran di medan pertempuran di antara gajah dan meletakkan mereka berada di benteng-benteng pertahanan. Bahkan dalam sebuah pertempuran Diodichi pada abad IV, bangsa Megara melumuri babi hutan dengan minyak, membakar dan mengarahkan babi yang sekarat kepanasan berlarian ke arah musuh.
5.Kelelawar
Selama terjadinya Perang Dunia II, pihak militer Amerikat Serikat mengirimkan sekawanan kelelawar ke Jepang, dengan muatan bom di tubuhnya. Angkatan darat, angkatan laut, dan satuan Marinir melakukan sebuah eksperimen pada tahun 1940, untuk membuktikan apaka mamalia ini bisa berguna dalam sebuah peperangan, khususnya membakar pihak musuh, Jepang. Namun mereka (militer Amerika Serikat), kesulitan untuk memanfaatkan kelelawar tersebut karena mereka hanya akan terbangun di saat malam tiba, bahkan ketika bom itu meledak, kelelawar tersebut masih berhibernasi (tidur). Dan akhirnya proyek tersebut dibatalkan.(**)
Sumber: Time, 2011