11 Kebiasaan Orang Mesir
10 Juni 2011
0
comments
Penduduk setempat sering membanggakan negerinya sebagai negeri ummu ad-dunya (ibunya dunia), bahasa keangkuhannya adalah mesir sebagai pusat negeri yang melahirkan peradaban dunia. Namun itu semua adalah kejayaan masa lalu yang tertera di dalam tinta sejarah. Dilihat secara geografis, wilayah mesir memang strategis berbatasan dengan tiga benua.
Geografis mesir berbatasan dengan afrika di wilayah barat dan selatan, berbatasan dengan eropa di utara, dan asia di timur. Mesir sendiri pun terletak di benua afrika. Strategisnya wilayah ini, menggiurkan bangsa lain untuk menguasainya atau pun untuk menjadikan pusat pemerintahan. Ambil misal : kerajaaan firaun yang berpusat di mesir, maupun kerajaan yang dikuasai alexander the great berpusat di wilayah al-iskandariyah sekarang. Wilayah ini pun di masa Islam melahirkan ulama terkenal, biasa disebut dengan Ibnu Athoillah as-Sakandariy
Mesir adalah negera berpenduduk homogenous, campuran arab, afrika dan eropa. Keberagaman masyarakatnya memberikan sumbangsih sebagai negara arab yang terbuka, toleran terhadap perbedaan. Sikap yang toleran ini berpengaruh pada universitas tertua dimesir, bahkan di dunia. Universitas tersebut mengambil sikap moderat dalam perbedaan. Setiap keputusan diambil jalan tengah. Setiap mazhab dalam islam dipelajari oleh peserta didik universitas tersebut. Tidak kalah penting, universitas tersebut menjaga kitab turats (dalam istilah keindonesiaan, kitab kuning) terus dipelajari di universitas itu maupun di masjid.
Sekilas keadaan mesir yang selalu menjadi tanda tanya bagi orang yang belum pernah menyinggahi negara ini.
Saya akan menulis beberapa kebiasaan masyarakat mesir yang sering terlihat dalam pandangan mata ini.
Geografis mesir berbatasan dengan afrika di wilayah barat dan selatan, berbatasan dengan eropa di utara, dan asia di timur. Mesir sendiri pun terletak di benua afrika. Strategisnya wilayah ini, menggiurkan bangsa lain untuk menguasainya atau pun untuk menjadikan pusat pemerintahan. Ambil misal : kerajaaan firaun yang berpusat di mesir, maupun kerajaan yang dikuasai alexander the great berpusat di wilayah al-iskandariyah sekarang. Wilayah ini pun di masa Islam melahirkan ulama terkenal, biasa disebut dengan Ibnu Athoillah as-Sakandariy
Mesir adalah negera berpenduduk homogenous, campuran arab, afrika dan eropa. Keberagaman masyarakatnya memberikan sumbangsih sebagai negara arab yang terbuka, toleran terhadap perbedaan. Sikap yang toleran ini berpengaruh pada universitas tertua dimesir, bahkan di dunia. Universitas tersebut mengambil sikap moderat dalam perbedaan. Setiap keputusan diambil jalan tengah. Setiap mazhab dalam islam dipelajari oleh peserta didik universitas tersebut. Tidak kalah penting, universitas tersebut menjaga kitab turats (dalam istilah keindonesiaan, kitab kuning) terus dipelajari di universitas itu maupun di masjid.
Sekilas keadaan mesir yang selalu menjadi tanda tanya bagi orang yang belum pernah menyinggahi negara ini.
Saya akan menulis beberapa kebiasaan masyarakat mesir yang sering terlihat dalam pandangan mata ini.
Spoiler for 1:
Quote:
Spoiler for 2:
Quote:
Pemandangan itu jauh berbeda dengan malam jum’at di mesir. Anak muda mudi, sekelompok ayah, ibu dan anak pun terlihat berkumpul di jalan, tempat wisata, maupun hanya sekedar ngobrol. Di wilayah husein, tempat berkumpulnya segala bangsa, di saat malam jum’at ramai bagaikan Pekan Raya Jakarta. Jika tiba malam jum’at, jalan raya yang menuju husein macet disesaki mobil dan orang-orang yang berseliweran.
Spoiler for 3:
Quote:
Spoiler for 4:
Quote:
Spoiler for 5:
Quote:
Spoiler for 6:
Quote: