13 Tanda Hiperaktif (ADHD) Pada Orang Dewasa
7 Juni 2011
0
comments
Selama ini perilaku hiperaktif atau ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) lebih banyak dialami anak-anak. Tetapi bukan berarti orang dewasa tak bisa mengalami ADHD. Apa saja ciri-ciri orang dewasa yang menderita ADHD?
Sekitar 40 persen orang dewasa mengalami gangguan perilaku ADHD dan banyak lainnya yang tidak pernah didiagnosa. Sekitar setengah dari anak-anak dengan ADHD masih mengalami gangguan perilaku tersebut hingga dewasa.
“Diagnosa menjadi penting. Orang dewasa dengan ADHD cenderung memiliki pendapatan yang rendah, tingkat kecelakaan yang lebih tinggi, kehamilan yang tidak direncanakan serta penyalahgunaan obat,” jelas Martin W. Wetzel, MD, asisten profesor psikiatri di University of Nebraska Medical Center, di Omaha.
Berikut adalah 13 tanda ADHD yang terjadi pada orang dewasa:
1. Mudah gelisah
Jika anak-anak dengan ADHD bisa terlalu energik, maka orang dewasa dengan ADHD hanya merasa tegang atau gelisah. “Orang dewasa tidak menunjukkan tanda-tanda yang lebih jelas seperti berlari dan melompat. Hiperaktif disajikan lebih halus dalam bentuk kegelisahan,” kata Colette de Marneffe, PhD, psikolog klinis di Silver Spring, Md.
2. Memiliki anak dengan ADHD
ADHD memiliki komponen genetik. Ketika salah satu anggota keluarga mengalami ADHD, ada kemungkinan 25 sampai 35 persen orang lain atau keturunan dalam keluarga mengalaminya juga, menurut Attention Deficit Disorder Association.
3. Memiliki masalah dalam menjalin hubungan
“Seringkali orang dewasa dengan ADHD benar-benar mengalami kesulitan dengan transisi (hubungan asrama). Ketika hubungan menjadi lebih stabil dan dapat diprediksi, konflik cenderung muncul,” jelas de Marneffe.
4. Merokok
Sekitar 40 persen dari orang dewasa dengan ADHD adalah perokok, dibandingkan hanya 26 persen dari populasi umum. “Nikotin sangat efektif untuk banyak gejala ADHD. Itu karena mereka sering mulai mengalami lebih banyak masalah dengan fokus dan konsentrasi,” kata Dr Wetzel.
Orang dewasa dengan ADHD juga lebih mungkin untuk menggunakan alkohol dan obat lain pada usia lebih muda, dibandingkan orang tanpa ADHD.
5. Punya masalah akademik seperti gejala ADHD pada anak
Jika Anda mencurigai memiliki ADHD saat dewasa, sejarah awal gejala ADHD seperti kesulitan duduk diam, kesulitan memperhatikan guru dan berfokus pada saat usia sekolah, juga bisa terjadi pada saat dewasa yaitu saat Anda bekerja. Hal ini dapat membantu mengkonfirmasikan diagnosa.
6. Suka menunda pekerjaan atau mengalami kesulitan dalam kerja
Orang dengan ADHD sering merasa cemas dan tidak dapat fokus. Hal inilah yang akhirnya membuat mereka tidak bisa konsentrasi yang kemudian membuatnya menunda-nunda pekerjaan.
7. Sering mencari kegiatan yang menantang
Orang dengan ADHD sering tertarik pada kegiatan yang merangsang. Mereka mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, seperti mengemudi dengan kecepatan tinggi, perjudian dan bahkan perselingkuhan.
8. Sering merasa kehilangan barang sehari-hari
Orang dengan ADHD sering salah menaruhkan barang. Mereka sering kehilangan ponsel, dompet atau kunci. Dr Wetzel menggambarkan ADHD sebagai level kesadaran tak bertenaga.
9. Temperamen atau pemarah
Jika Anda sering cepat marah atau frustrasi, mungkin menjadi tanda ADHD. Namun karena lekas marah juga dapat merupakan gejala dari gangguan bipolar, beberapa orang dengan ADHD bisa menjadi salah didiagnosa. Beberapa orang bisa mengalami kedua diagnosa.
10. Impulsif
Orang dewasa dengan ADHD cenderung lebih impulsif (cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati tanpa berpikir panjang dan menimbang konsekuensi). Contohnya tiba-tiba berhenti dari pekerjaan atau melakukan seks tanpa kondom.
11. Berantakan dan tidak dapat teratur
Menjadi terorganisir adalah tantangan bagi orang dewasa dengan ADHD karena mereka mengalami kesulitan untuk itu dan cenderung berantakan dan tidak teratur.
12. Tidak dapat bersantai
Orang dewasa dengan ADHD jarang merasa santai karena begitu banyak hal yang mengambil alih kesadaran mereka.
13. Pikiran mudah ‘berkelana’
Misalnya Anda sedang melakukan percakapan dengan orang lain, tapi pikiran Anda mudah ‘berkelana’ dan melayang-layang. Ini membuat Anda kehilangan potongan percakapan.
Referensi: Health.com
Detikhealth.com