5 Tradisi Lebaran di Berbagai Negara
31 Agustus 2011
0
comments
Tradisi mudik bisa dibilang hanya ada
di Indonesia. Bagaimana dengan negara muslim lainnya? Lain budaya, lain
pula kebiasaan, dalam memeriahkan atau melaksanakan Hari Iedul Fitri.
Selama satu bulan lamanya, umat Muslim dunia menjalankan ibadah
Ramadhan yang ditutup dengan Shalat Ied, sebagai simbol Kemenangan.
Berikut 5 Tradisi Lebaran di berbagai negara:
1. Indonesia
Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul
Fitri sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul kembali bersama
keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya pekerjaan
atau pernikahan, harus berpisah. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri,
umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini,
yang paling utama adalah Mudik atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah
pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui. Hari
Raya Idul Fitri di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional,
yang diperingati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang
mayoritas Muslim. Biasanya, penetapan Idul Fitri ditentukan oleh
pemerintah, namun beberapa ormas Islam menetapkannya berbeda.
Idul Fitri di Indonesia disebut dengan Lebaran, dimana sebagian besar masyarakat pulang kampung (mudik)
untuk merayakannya bersama keluarga. Selama perayaan, berbagai hidangan
disajikan. Hidangan yang paling populer dalam perayaan Idul Fitri di
Indonesia adalah ketupat, yang memang sangat familiar di Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan Singapura. Bagi anak-anak, biasanya para orang
tua memberikan uang raya kepada mereka. Selama perayaan,
biasanya masyarakat berkunjung ke rumah-rumah tetangga ataupun
saudaranya untuk bersilaturahmi, yang dikenal dengan “halal bi-halal”,
memohon maaf dan keampunan kepada mereka. Beberapa pejabat negara juga
mengadakan open house bagi masyarakat yang ingin bersilaturahmi.
2. Turki
Di Turki, Idul Fitri dikenal dengan sebutan Bayram (dari bahasa Turki). Biasanya setiap orang akan saling mengucapkan “Bayramınız Kutlu Olsun”, “Mutlu Bayramlar”, atau “Bayramınız Mübarek Olsun”.
Pada Idul Fitri, masyarakat biasanya menggunakan pakaian terbaik mereka
(dikenal sebagai Bayramlik) dan saling kunjung mengunjungi ketempat
orang-orang yang mereka kasihi seperti keluarga, tetangga, dan
teman-teman mereka serta menziarahi kuburan keluarganya yang telah
tiada.
Pada masa itu, orang yang lebih muda
akan mencium tangan kanan mereka yang lebih tua dan menempatkannya di
dahi mereka selagi mengucapkan salam Bayram. Para anak-anak kecil juga
biasa mendatangi rumah-rumah disekitar lingkungannya untuk mengucapkan
salam, dimana mereka biasanya diberikan permen, cokelat, permen
tradisional seperti Baklava dan Lokum, atau sejumlah kecil uang.
3. Arab Saudi
Di Arab Saudi, tepatnya di Riyadh, umat
Islam mendekorasi rumah saat Idul Fitri tiba. Sejumlah perayaan digelar
seperti pagelaran teater, pembacaan puisi, parade, pertunjukan musik,
dan sebagainya. Soal menu Lebaran, umat Islam di sana menyantap daging
domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi
di Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
4. Nigeria
Nigeria adalah negara sekuler yang
dihuni oleh sejumlah besar umat Islam dan Kristen. Oleh karena itu,
sebagian Muslim merayakan perayaan Idul Fitri, dimana banyak pula orang
Kristen turut berpartisipasi. Di Nigeria, Idul Fitri dikenal sebagai
“Sallah Kecil” dan umumnya orang saling menyapa dengan ucapan
tradisional: “Barka Da Sallah,” yang berarti “Salam di Sallah” dalam
bahasa Hausa. Umumnya di Nigeria, ketika Ied ditetapkan sebagai hari
libur nasional yang ditetapkan selama dua hari. Banyak keluarga Muslim
pulang ke kampung halaman masing-masing untuk mengunjungi keluarga dan
kerabat.
5. China
Di Republik Rakyat Cina, dari 56
kelompok etnis yang diakui secara resmi, 10 kelompok etnis diantaranya
adalah mayoritas beragama Islam. Kelompok-kelompok Muslim ini secara
total tercatat berjumlah 18 juta jiwa lebih menurut statistik resmi. Di
Cina, tepatnya di Xinjiang, perayaan Lebaran justru tampak meriah. Kaum
pria mengenakan jas khas dan kopiah putih, sementara wanita memakai
baju hangat dan kerudung setengah tutup. Seusai salat Idul Fitri, pesta
makan dan bersilaturahim pun dilakukan. Lebaran atau Iedul Fitri berhak
dan ditetapkan sebagai hari libur.
Di propinsi Yunnan, beberapa umat
Muslim pada Idul Fitri, mengunjungi makam leluhur dan makam tokoh
Muslim setempat. Di sana, mereka akan melakukan pembacaan dari Al
Qur’an dan membersihkan makam. Hal ini mengingatkan festival tahunan
bersejarah Qingming Cina, di mana orang pergi kuburan nenek moyang
mereka, menyapu dan membersihkan daerah itu dan membuat persembahan
makanan. Ritual doa ini dilakukan doa khusus untuk menghormati ratusan
ribu Muslim tewas selama Dinasti Qing, dan ratusan tewas selama
Revolusi Kebudayaan. (**)