Ternyata Rosulullah Berbuka Puasa Tidak Makan Manis
26 Agustus 2011
0
comments
Agar
puasa kita lancar dan sehat memang kita harus membutuhkan makanan yang
dapat membuat energi kita kembali, tapi alangkah baiknya kita tidak
salah memilih makanan, karena salah-salah malah dapat membuat kita
lemas, terjadi penumpukan lemak, atau bahkan menjadi penyakit.
Saya teringat dengan iklan minuman yang berbunyi seperti ini : “Berbukalah dengan yang manis.” Nah iklan tersebut telah membuat sesat banyak orang (termasuk saya) hingga menimbulkan salah kaprah tentang bagaimana berbuka yang baik dan benar. Karena justru Rasulullah tidak mencontohkannya demikian!
Saya teringat dengan iklan minuman yang berbunyi seperti ini : “Berbukalah dengan yang manis.” Nah iklan tersebut telah membuat sesat banyak orang (termasuk saya) hingga menimbulkan salah kaprah tentang bagaimana berbuka yang baik dan benar. Karena justru Rasulullah tidak mencontohkannya demikian!
Bukankah Rasulullah berbuka dengan kurma ?
Rasulullah memang berbuka dengan kurma atau air putih, seperti diriwayatkan oleh Anas bin Malik dalam hadits berikut :
Rasulullah pernah berbuka
puasa dengan ruthab (kurma segar) sebelum shalat, kalau tidak ada
ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada
tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk. (Hadits Riwayat
Ahmad (3/163), Abu Dawud (2/306), Ibnu Khuzaimah (3/277,278), Tirmidzi
93/70) dengan dua jalan dari Anas, sanadnya shahih).
Dalam hadits tersebut
terkandung hikmah yang agung secara kesehatan, Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah memilih mendahulukan kurma dan air dari pada yang
lainnya sedangkan kemungkinan untuk mengambil jenis makanan yang lain
sangat besar, namun karena ada bimbingan wahyu Illahi maka Rasulullah
Shalalllahu ‘alaihi wa sallam memilih jenis makanan kurma atau pun air
sebagai yang terbaik bagi orang yang berpuasa
Dari hadits tersebut, jelas
sekali disebutkan bahwa Rasulullah berbuka dengan Ruthab (kurma segar),
Tamr (kurma kering), dan air putih. Sebaik-baik korma adalah korma ajwa
(Nabi) dan sebaik-baik air adalah air zam-zam. Jadi sebenarnya, jika
kita fahami kita tidak akan terkecoh dengan salah satu iklan teh yang diduga menjadi dalang tercetusnya ungkapan "Berbukalah Dengan Yang Manis".
Perlu sekali diketahui bersama bahwa kurma yang dimakan Rasulullah berbeda dengan kurma yang banyak dijual di Indonesia.
Kurma yang biasa kita temui bukanlah Ruthab ataupun Tamr, melainkan
manisan kurma alias kurma yang sudah diberi tambahan gula sebagai
pengawet.
Lantas bedanya apa? Kan sama-sama kurma juga?
Beda,
Manisan kurma mengandung banyak gula dan rasanya pun sangat manis,
sedangkan kurma segar dan kurma kering rasanya tidak terlalu manis.
Makanan yang mengandung banyak gula adalah “Karbohidrat Sederhana“, sedangkan kurma yang dimakan Rasulullah adalah salah satu makanan yang disebut “Karbohidrat Kompleks” yang sangat baik untuk tubuh kita.
Karbohidrat Sederhana adalah karbohidrat yang mengandung banyak kadar gula dan merupakan sumber energi yang sangat besar, namun juga cepat habis.
Energi yang dihasilkan hanya akan bertahan sebentar dalam tubuh dan
apabila berlebih, akan ditumpuk menjadi lemak dalam tubuh. Jenisnya
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) tinggi
Memiliki sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin yang tinggi.
Contoh: sirup, minuman ringan, permen, kue-kue, dll. Pokoknya yang rasanya manis banget.
2. Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) rendah
Memiliki
sifat menyediakan energi besar yang cepat habis, namun tidak merangsang
penimbunan lemak karena respon insulinnya rendah.
Contoh : aneka buah-buahan manis seperti pisang, apel, pir, dll.
Sedangkan Karbohidrat
Kompleks adalah karbohidrat yang memiliki struktur untaian gula yang
panjang dan juga merupakan sumber energi besar, namun memiliki sifat
yang membuat energi yang dihasilkan menjadi lebih tahan lama dan tidak
menumpuk menjadi lemak.
Dalam tubuh kita karbohidrat
kompleks akan diproses secara perlahan, itulah sebabnya energi yang
dihasilkan menjadi tahan lama. Karbohidrat kompleks juga dibagi menjadi
2, yaitu :
1. Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) tinggi
Memiliki
sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin yang tinggi,
namun terjadinya secara perlahan sehingga energi tersimpan lebih lama.
Karbohidrat kompleks yang seperti ini akan menyimpan energi dalam tubuh,
dan menjadi otot jika dilatih (olahraga) secara teratur.
Contohnya: beras putih, jagung, kentang, dll.
2. Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) rendah
Memiliki
sifat yang menyediakan energi lebih lama dengan respon insulin yang
rendah, sehingga tidak akan menjadi lemak. Biasanya makanan-makanan yang
mengandung hal ini banyak disarankan karena sifatnya yang sehat.
Contohnya: kurma segar, beras merah, umbi-umbian, sayuran, dll.
Ya, Karbohidrat yang ada
dalam kurma lebih mudah sampai ke liver (hati) dan lebih cocok dengan
kondisi organ tersebut. Terutama sekali kurma masak yang masih segar.
Liver (hati) akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi
organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.
Kalau tidak ada kurma basah,
kurma kering adalah pilihan kedua, karena mempunyai kandungan unsur
gula yang tinggi pula. Bila semua itu tidak ada juga, cukup beberapa
teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa sehingga
dapat siap menerima makanan sesudah itu”
Dari penjelasan diatas, maka
urutan makanan yang terbaik bagi orang yang berbuka puasa adalah ruthab
(kurma basah), tamr (kurma kering) kemudian air. Dan mustahil sekali
jika di dalam urutan urutan tersebut kita tidak mendapatinya, meskipun
cuma AIR
Perlu juga diketahui jika Kurma lebih unggul dari makanan lain yang mengandung gula. Hal ini juga didukung bukti, yaitu segelas air yang mengandung glukosa akan diserap tubuh dalam waktu 20-30 menit, tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60 menit. Itulah sebabnya orang yang makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar. Wallahu A'lam Bish showab