Anak Muda

Berita baik bagi para jerawaters dan berita buruk bagi bakteri pengrajin jerawat. Apabila penelitian ilmuwan ini berhasil, suatu ketika wajah kamu mungkin akan kebal dari bintik merah yang menyebalkan itu.
Jerawat, secara de facto adalah musuh utama para remaja, terutama mereka yang sedang genit-genitnya mengejar gebetan. Dan parahnya, bentolan kecil ini memang cukup bandel untuk dimusnahkan.
Ketika malam minggu sudah dekat, tak jarang kita bisa mendengar raungan para remaja yang tengah berjuang antara hidup dan mati untuk meratakan kembali permukaan kulitnya dengan cara tradisional, yaitu dipencet. Meskipun cara tersebut efektif, tentu saja, langkah ini hanya bisa diambil oleh orang yang mampu menahan rasa sakit seperti dicoel beruang.
Nah untungnya, Saat ini kita sudah selangkah lebih maju dalam peperangan melawan jerawat. Seperti yang idBite kutip dari situs NewScientist.com, perusahaan vaksin terbesar di dunia, Sanofi-Pasteur. bekerja sama dengan Universitas Kalifornia, mencoba membuat vaksin anti jerawat.
Mereka menemukan bahwa daripada melakukan cara kuno dengan membunuh bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes) yang menjadi biang kerok lahirnya jerawat, ada cara yang lebih ampuh untuk mengontrol mereka, yaitu dengan bantuan para tikus dan lobak.
Awalnya mereka menarget sebuah protein yang disebut CAMP. Protein yang juga dimiliki oleh P. acnes ini digunakan oleh berbagai macam bakteri untuk membunuh sel tempat tinggalnya.
Mereka lalu mencoba mengambil gen ini dan menaruhnya di tanaman lobak, yang kemudian akan memproduksi protein tersebut secukupnya. Daun dari lobak itu kemudian di peper-peperkan ke hidung tikus. Dan tikus-tikus itu nanti akan mulai memiliki antibody kepada CAMP.
Langkah terakhir, para peneliti memanen antibody dari para tikus, dan membagikannya ke kumpulan bakteri P. acnes.
Ketika bakteri itu di oleskan ke telinga seekor tikus, tikus itu mengalami peradangan yang jumlahnya jauh lebih sedikit dari tikus biasa.
Hat tersebut dapat terjadi karena bakteri P. acnes yang biasanya mengamuk dan mulai berulah ketika pori-pori kita tertutup kotoran ,dapat kembali jinak seperti sedia kala berkat eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut.

sumber: NewScientist bia Gizmodo