Operasi Kilat Jaya Tangkap 169 Preman
1 Maret 2012
0
comments
, Jakarta -
Kepolisian Sektor Jakarta Timur menangkap 169 preman dalam Operasi Kilat
Jaya di wilayah Jakarta Timur sejak 24 Februari 2012 lalu. Dari jumlah
itu, hanya 15 preman yang ditahan. Mereka kini meringkuk di beberapa
tahanan Kepolisian Sektor di Jakarta Timur. Dari operasi ini juga disita
dua samurai dan tiga celurit sebagai bukti.
Menurut Kepala Humas Polres Jakarta Timur Komisaris Didik Heryadi hanya 15 orang itu yang tercatat melakukan pemerasan, penganiayaan, pencurian, dan pengeroyokan. "Ada yang tertangkap tangan, ada pula laporan dari masyarakat," kata Didik, Kamis 1 Maret 2012.
Sisanya, 154 preman, dibina oleh polisi selama satu hari. Mereka juga diminta membuat pernyataan untuk tidak menganggu ketertiban masyarakat lagi. Isinya, kata Didik, mereka berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya. “Seperti nongkrong-nongkrong atau ngamen lagi," ujar Didik.
Menurut Didik, di Jakarta Timur tidak ada wilayah yang dominan jumlah premannya. Dalam operasi kali ini, polisi menangkap banyan preman di terminal Pulo Gadung, Kampung Rambutan, dan Rawamangun. "Paling banyak di lampu merah PGC (Pusat Grosir Cililitan)," katanya.
Polres Jakarta Timur menurunkan 300 personel, dari seluruh Polsek di Jakarta Timur, untuk menjaring preman. Operasi digelar tanpa mengenal waktu tertentu. "Dua puluh empat jam," ujarnya.
Menurut Didik, setelah John Kei ditangkap polisi, pihak kepolisian menerima banyak apresiasi dari masyarakat. "Banyak ucapan terima kasih." Preman, memang harus diberantas. Operasi akan terus berlangsung sebulan ke depan. Polisi belum mengetahui respons masyarakat terhadap Operasi Kilat Jaya ini.
Menurut Kepala Humas Polres Jakarta Timur Komisaris Didik Heryadi hanya 15 orang itu yang tercatat melakukan pemerasan, penganiayaan, pencurian, dan pengeroyokan. "Ada yang tertangkap tangan, ada pula laporan dari masyarakat," kata Didik, Kamis 1 Maret 2012.
Sisanya, 154 preman, dibina oleh polisi selama satu hari. Mereka juga diminta membuat pernyataan untuk tidak menganggu ketertiban masyarakat lagi. Isinya, kata Didik, mereka berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya. “Seperti nongkrong-nongkrong atau ngamen lagi," ujar Didik.
Menurut Didik, di Jakarta Timur tidak ada wilayah yang dominan jumlah premannya. Dalam operasi kali ini, polisi menangkap banyan preman di terminal Pulo Gadung, Kampung Rambutan, dan Rawamangun. "Paling banyak di lampu merah PGC (Pusat Grosir Cililitan)," katanya.
Polres Jakarta Timur menurunkan 300 personel, dari seluruh Polsek di Jakarta Timur, untuk menjaring preman. Operasi digelar tanpa mengenal waktu tertentu. "Dua puluh empat jam," ujarnya.
Menurut Didik, setelah John Kei ditangkap polisi, pihak kepolisian menerima banyak apresiasi dari masyarakat. "Banyak ucapan terima kasih." Preman, memang harus diberantas. Operasi akan terus berlangsung sebulan ke depan. Polisi belum mengetahui respons masyarakat terhadap Operasi Kilat Jaya ini.