Parah,Foke Menggunakan Ustadz Untuk Serukan Dukungan Yang Sentimen SARA
1 Agustus 2012
0
comments
Menurut dia, bila sentimen SARA ini sengaja diangkat tim pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Nara) untuk meningkatkan elektabilitas pada putaran kedua, maka taktik kotor semacam ini tidak akan berhasil.
Sukardi mengacu pada hasil penelitian 156 pilkada yang dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicate beberapa tahun terakhir. Menurut dia, isu SARA bisa memanaskan, tapi tidak cukup hangat sampai pemungutan suara. Dia mencontohkan pilkada di Ambon dan Poso.
Lagi-lagi Foke pakai isu SARA
Selain itu, kata dia, dalam pilkada Kalimantan Barat, yang mayoritas penduduknya Melayu Muslim, sentimen SARA tidak berhasil. "Calon yang terpilih justru dari suku Dayak Kristen," katanya.
Dia menilai tim Fauzi-Nachrowi dalam keadaan terjepit sehingga semua pintu dipakai, termasuk lewat agama. Menuru Sukardi isu SARA tidak berbahaya atau mengancam kerukunan beragama. "Mayoritas warga Jakarta sudah dewasa," katanya.
Isu ini, kata dia, hanya akan menghasilkan pembangkangan umat. "Ulama dukung Foke, umat mendukung Joko Widodo. Garisnya sudah berbeda," katanya. Menurut dia, warga Jakarta mendengar kata ulama dalam urusan agama. "Tapi urusan imbauan politik itu lain ceritanya," katanya.
Menurut Sukardi, jika tim Fauzi-Nachrowi semakin mengangkat isu SARA, masyarakat justru antipati. Nantinya masyarakat menjadi kebal terhadap informasi. “Seperti teori adonan kue. Makin ditekan, makin bergeser ke sisi lain," katanya.
Menurut Sukardi, ada dua kelompok pendukung yang diincar Fauzi, yakni pendukung calon lain yang gugur di putaran pertama dan suara golongan putih alias golput. Dia memprediksi yang terjadi justru pendukung Foke beralih, sedangkan pendukung calon lain yang gugur dan golput mendukung pesaing Foke. “Mereka justru kehilangan respek" katanya.
Sukardi mengatakan ketimbang mengedepankan isu SARA, Fauzi-Nachrowi sebaiknya mengangkat isu yang sedang disukai publik seperti kesederhanaan, kejujuran dan ketegasan. "Mood publik sedang disitu," katanya. Isu ini, kata dia, justru menguntungkan pesaing Fauzi.
Sebelumnya, ustad dan tokoh Islam yang menggalang dukungan warga untuk memilih calon gubernur DKI Fauzi Bowo dalam putaran kedua nanti diduga menggunakan isu SARA. Dalam ceramah dengan pengeras suara di Masjid Al Muttaqin, Jakarta Pusat, Ustad Fahmi Al Bukhori mengatakan seorang muslim tak pantas mengangkat orang yang bukan dari golongan dan bangsanya untuk menjadi pemimpin Jakarta.
“Kesehatan Jakarta akan ternoda bila yang memimpin bukan dari golongan yang seiman. Kalau Jakarta dipimpin orang seperti ini nanti akan terjadi seperti gempa di Padang,"kata Fahmi, saat menunggu kunjungan Gubernur Fauzi Bowo dalam acara buka bersama di masjid tersebut, Jumat 27 Juli 2012.
(Tempo)