Usai Diwisuda, Mahasiswa Unpad Hembuskan Nafas Terakhir
15 Agustus 2012
0
comments
Bandung - Prosesi wisuda Universitas Padjajaran (Unpad) pada Rabu (8/8/2012) siang tadi berubah menjadi kelabu. Pasalnya, salah satu wisudawan yang diwisuda Rektor Unpad dan Dekan FMIPA Unpad menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Santo Borromeus.
Wisudawan tersebut adalah Ginda Firdaus (21), mahasiswa jurusan Teknik Informatika FMI
PA
Unpad. Pihak Unpad sendiri mendengar kabar tidak bisanya Ginda tidak
dapat mengikuti wisuda gelombang IV bersama rekan-rekannya di Grha
Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipatiukur Kota Bandung, sekitar pukul 10.30
WIB. Ginda mengalami pendarahan otak dan harus menjalani perawatan
intensif di RS Borromeous Bandung.
Saat itu, Rektor Unpad Gandjar Kurnia dan Dekan FMIPA Unpad Budi Nurani beserta staf Unpad meluncur ke tempat Gina dirawat. "Saat itu selain mendengar kabar sedih itu, kami juga mendengar Gina meminta untuk di wisuda di tempat dia berbaring. Dengan membawa toga beserta perlengkapan pelantikan wisuda kami pun meluncur ke Rumah Sakit Santo Borromeus setelah menyelesaikan prosesi wisuda," kata Dekan FMIPA Budi , Rabu (8/8/2012).
Dalam keadaan yang sudah tidak sadar, Ginda dikenakan toga layaknya mahasiswa yang akan menjalani wisuda. Tak lama setelah itu, Rektor Unpad Prof Dr Ganjar Kurnia DEA didampingi Dekan FMIPA Prof Dr Budi Nurani, disaksikan kedua orang tuanya dan teman seangkatannya melakukan proses wisuda pada mahasiswa tersebut.
Namun kondisi berkata lain. Karena kondisinya terus memburuk, tak lama setelah prosesi wisuda digelar, Ginda pun menghembuskan nafas terakhirnya. Ginda meninggal di Rumah Sakit Boromeus Kota Bandung, Rabu (8/8/2012) sekitar pukul 14.00 WIB.
Meninggalnya Ginda menyisakan duka yang sangat mendalam. Betapa tidak, sehari sebelum wisuda di Kampus Unpad Jatinangor Sumedang, Ginda jatuh pingsan. Saat itu juga rekan-rekan Ginda bersama orang tuanya segera membawa Ginda ke Rumah Sakit Boromeus. Di rumah sakit Ginda langsung mendapat perawatan intensif. Dokter yang memeriksanya mendiagnosis, mahasiswa asal Provinsi Jambi itu mengalami pendarahan di otak.
Salah seorang temannya, Haso menyebutkan, Ginda merupakan orang yang baik dan rajin belajar. Haso mengaku, mengetahui kabar Ginda dirawat di rumah sakit, lantaran saat akan melaksanakan wisuda (Rabu) Ginda tidak hadir. Kemudian dia mendapatkan kabar dari orang tuanya kalau Ginda sedang koma dan dirawat di Boromeus.
Mengetahui hal itu, Haso dan beberapa teman seangkatannya berinisiatif menghadap Rekor Unpad untuk memohon melakukan proses wisuda di rumah sakit. Akhirnya keinginan teman-temannya di kabulkan, dan Ginda pun diwisuda oleh rektor dan didampingi dekan di rumah sakit sekitar pukul 10.30 WIB.
Kabar meninggalnya Ginda dibenarkan salah seorang staf Humas Unpad, Tedi. Menurutnya, Ginda meninggal sekitar pukul 14.10 WIB. Dia meninggal setelah dilantik menjadi sarjana oleh Rektor Unpad Prof Dr Ganjar Kurnia dan Dekan FMIPA Prof Dr Budi Nurani.
”Ya, almarhum di wisuda di sana (RS) sekitar pukul 10.30 WIB. Seharusnya dia diwisuda pada sesi ke empat yakni pukul 14.00 WIB. Ginda pun meninggal sekitar pukul 14.10 di rumah sakit,” papar Tedi .
Guna menghormati kepergian Ginda, keluarga besar Unpad pun melakukan upacara pelepasan jenazah di Kampus Unpad sekitar pukul 20.00 WIB. Prosesi penghormatan terakhir itu dihadiri rektor, dekan, keluarga besar FMIPA Unpad, dan juga keluarga Ginda.
”Tadi dilakukan upacara pelepasan. Sekaligus pemberian ijazah kepada orang tua Ginda. Setelah dilakukan upacara, jenazah pun dibawa ke Jakarta untuk selanjutnya diterbangkan ke Jambi untuk disemayamkan di tempat peristirahatan terakhirnya.
Ucapan belasungkawa pun mengalir di salah satu akun Twitter @BPM_FIB yang bertuliskan selamat jalan Ginda Firdaus. Seluruh teman seangkatannya, bahkan adik kelasnya pun turun mereply tweet dan mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya.
Dalam akun tersebut diposting foto ukuran 150x150 mm. Dalam foto tersebut tampak Rektor Unpad Ganjar Kurnia yang lengkap dengan pakaian toganya, dan didampingi oleh Dekan FMIPA Budi Nurani tengah melantik Ginda yang terbaring koma di atas kasur.
Layaknya wisudawan, Ginda yang tengah terbaring koma pun lengkap memakai perangkat pakaian toga, walaupun alat bantu pernapasan dan selang infus melingkar di tangannya.[inilah.com]
Saat itu, Rektor Unpad Gandjar Kurnia dan Dekan FMIPA Unpad Budi Nurani beserta staf Unpad meluncur ke tempat Gina dirawat. "Saat itu selain mendengar kabar sedih itu, kami juga mendengar Gina meminta untuk di wisuda di tempat dia berbaring. Dengan membawa toga beserta perlengkapan pelantikan wisuda kami pun meluncur ke Rumah Sakit Santo Borromeus setelah menyelesaikan prosesi wisuda," kata Dekan FMIPA Budi , Rabu (8/8/2012).
Dalam keadaan yang sudah tidak sadar, Ginda dikenakan toga layaknya mahasiswa yang akan menjalani wisuda. Tak lama setelah itu, Rektor Unpad Prof Dr Ganjar Kurnia DEA didampingi Dekan FMIPA Prof Dr Budi Nurani, disaksikan kedua orang tuanya dan teman seangkatannya melakukan proses wisuda pada mahasiswa tersebut.
Namun kondisi berkata lain. Karena kondisinya terus memburuk, tak lama setelah prosesi wisuda digelar, Ginda pun menghembuskan nafas terakhirnya. Ginda meninggal di Rumah Sakit Boromeus Kota Bandung, Rabu (8/8/2012) sekitar pukul 14.00 WIB.
Meninggalnya Ginda menyisakan duka yang sangat mendalam. Betapa tidak, sehari sebelum wisuda di Kampus Unpad Jatinangor Sumedang, Ginda jatuh pingsan. Saat itu juga rekan-rekan Ginda bersama orang tuanya segera membawa Ginda ke Rumah Sakit Boromeus. Di rumah sakit Ginda langsung mendapat perawatan intensif. Dokter yang memeriksanya mendiagnosis, mahasiswa asal Provinsi Jambi itu mengalami pendarahan di otak.
Salah seorang temannya, Haso menyebutkan, Ginda merupakan orang yang baik dan rajin belajar. Haso mengaku, mengetahui kabar Ginda dirawat di rumah sakit, lantaran saat akan melaksanakan wisuda (Rabu) Ginda tidak hadir. Kemudian dia mendapatkan kabar dari orang tuanya kalau Ginda sedang koma dan dirawat di Boromeus.
Mengetahui hal itu, Haso dan beberapa teman seangkatannya berinisiatif menghadap Rekor Unpad untuk memohon melakukan proses wisuda di rumah sakit. Akhirnya keinginan teman-temannya di kabulkan, dan Ginda pun diwisuda oleh rektor dan didampingi dekan di rumah sakit sekitar pukul 10.30 WIB.
Kabar meninggalnya Ginda dibenarkan salah seorang staf Humas Unpad, Tedi. Menurutnya, Ginda meninggal sekitar pukul 14.10 WIB. Dia meninggal setelah dilantik menjadi sarjana oleh Rektor Unpad Prof Dr Ganjar Kurnia dan Dekan FMIPA Prof Dr Budi Nurani.
”Ya, almarhum di wisuda di sana (RS) sekitar pukul 10.30 WIB. Seharusnya dia diwisuda pada sesi ke empat yakni pukul 14.00 WIB. Ginda pun meninggal sekitar pukul 14.10 di rumah sakit,” papar Tedi .
Guna menghormati kepergian Ginda, keluarga besar Unpad pun melakukan upacara pelepasan jenazah di Kampus Unpad sekitar pukul 20.00 WIB. Prosesi penghormatan terakhir itu dihadiri rektor, dekan, keluarga besar FMIPA Unpad, dan juga keluarga Ginda.
”Tadi dilakukan upacara pelepasan. Sekaligus pemberian ijazah kepada orang tua Ginda. Setelah dilakukan upacara, jenazah pun dibawa ke Jakarta untuk selanjutnya diterbangkan ke Jambi untuk disemayamkan di tempat peristirahatan terakhirnya.
Ucapan belasungkawa pun mengalir di salah satu akun Twitter @BPM_FIB yang bertuliskan selamat jalan Ginda Firdaus. Seluruh teman seangkatannya, bahkan adik kelasnya pun turun mereply tweet dan mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya.
Dalam akun tersebut diposting foto ukuran 150x150 mm. Dalam foto tersebut tampak Rektor Unpad Ganjar Kurnia yang lengkap dengan pakaian toganya, dan didampingi oleh Dekan FMIPA Budi Nurani tengah melantik Ginda yang terbaring koma di atas kasur.
Layaknya wisudawan, Ginda yang tengah terbaring koma pun lengkap memakai perangkat pakaian toga, walaupun alat bantu pernapasan dan selang infus melingkar di tangannya.[inilah.com]