Mengenal Lebih Dekat Stephen Hawking
16 Juni 2011
0
comments
Suatu hari di acara ilmiah di Royal Society di Cambridge University, Inggris, dibuat heboh. Pasalnya seorang mahasiswa sederhana dengan penuh percaya diri menyanggah teori yang dikemukan professor Fred Hoyle, yang merupakan ahli fisika saat itu.
Mahasiswa tersebut berhasil membuat peserta di diskusi ilmiah yang sangat prestisius itu berdecak kagum, Hoyle langsung gusar ketika tahu mahasiswa yang menyanggah teorinya tersebut adalah anak didiknya yang pernah ditolak bimbingannya melakukan riset. Mahasiswa itu sendiri bernama Stephen Hawking.
Setelah kejadian tersebut berlalu, Stephen Hawking semakin dikenal dengan teori-teorinya yang mengguncang dunia fisika. Karena kemampuannya yang menjelajahi pikiran alam semesta dari level kuantum sampai asal mula alam semesta. Bahkan dia disebut-sebut fisikawan yang ditunggu-tunggu setelah era Newton dan Albert Einstein.
Hawking benar tentang kesalahan persamaan Hoyle, hal ini membawa berpengaruh besar pada dukungan sebagian besar kosmolog terhadap model steady state, yang mengatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Fred Hoyle merupakan pendukung fanatik teori tersebut. Model ini telah dibantah oleh seorang mahasiswa.
Bernama lengkap Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942, adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge.
Sejak tahun 1960, dia menderita penyakit ALS yang membuatnya duduk di kursi roda hingga kini tanpa bisa bergerak sedikitpun.
Penyakitnya bermula pada suatu malam di musim semi 1962. Ketika itu dia kesulitan mengikat tali sepatu yang membuatnya sadar ada sesuatu yg salah dengan tubuhnya. Penyakit yg dideritanya bernama ALS (Amyotropic Lateral Sclerosis).
Meskipun mengalami cacat jasmani yang luar biasa dan mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena motor neuron disease, karir ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.
Beberapa bukunya yang ditelurkan oleh Hawking sukses menarik minta akademisi, orang awam, bahkan pemuka agama sekalipun. Diantara buku yang diterbitkan Hawking adalah, A Brief History of Time, Black Holes and Baby Universes and Other Essays, yang terakhir Grand Design, buku yang memicu kontroversi diantara pemuka agama di seluruh dunia.
Diluar teori-teori kontroversialnya, Hawking juga berhasil mengemukakan teori-teori yang selama ini dianggap tabu. Beberapa teori diantaranya adalah teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.
Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.
Hawking dan Pendidikan
Masa remaja
Ayah Hawking yang adalah dokter, ia ingin Hawking belajar kedokteran di Oxford. Namun, ia lebih tertarik di Matematika. Namun pada kenyataanya dia belajar Fisika, sayangnya kampus legendaris itu tidak menyediakan studi gelar dalam Matematika. Hawking pun dianugerahi gelar kehormatan kelas pertama dalam Ilmu Pengetahuan Alam setelah 3 tahun studi, tanpa melakukan banyak pekerjaan.
Ayah Hawking yang adalah dokter, ia ingin Hawking belajar kedokteran di Oxford. Namun, ia lebih tertarik di Matematika. Namun pada kenyataanya dia belajar Fisika, sayangnya kampus legendaris itu tidak menyediakan studi gelar dalam Matematika. Hawking pun dianugerahi gelar kehormatan kelas pertama dalam Ilmu Pengetahuan Alam setelah 3 tahun studi, tanpa melakukan banyak pekerjaan.
Pada usia 20, Hawking melanjutkan untuk melakukan penelitian di Kosmologi di Cambridge. Ini juga didiagnosis dengan penyakit yang tak tersembuhkan ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). Dia perlahan-lahan kehilangan kendali atas otot-ototnya dan diberitahu akan mati dalam beberapa tahun. Pada awalnya, Hawking terkejut dan marah. Dia tidak bisa menemukan alasan untuk hidup sebelum dia bertemu istrinya Jane Wilde. Kemudian kemajuan penyakitnya melambat, dan ia menyelesaikan gelar Ph.D.
Setelah memperoleh gelar Ph.D.
Hawking telah menjadi Fellow Peneliti dan kemudian Fellow profesor di Gonville dan Caius College, Cambridge. Dia meninggalkan Institut Astronomi di 1973, dan mengambil jabatan Profesor Lucasian Matematika di Departemen Matematika Terapan dan Fisika Teoretis sejak tahun 1979.
Hawking telah menjadi Fellow Peneliti dan kemudian Fellow profesor di Gonville dan Caius College, Cambridge. Dia meninggalkan Institut Astronomi di 1973, dan mengambil jabatan Profesor Lucasian Matematika di Departemen Matematika Terapan dan Fisika Teoretis sejak tahun 1979.
Penelitian Hawking terutama keprihatinan dengan dasar hukum yang mengatur alam semesta. Dari tahun 1965 sampai 1970, Hawking bersama dengan Roger Penrose dari Birkbeck College, meneliti tentang singularitas Big Bang dengan mempertimbangkan Teori Umum Relativitas Einstein.
Antara 1970 dan 1974, Hawking terkonsentrasi studi tentang lubang hitam. Ia menggabungkan Mekanika Quantum dengan Relativitas Umum ke dalam teori Radiasi Hawking pada tahun 1974. Pada tahun 1983 Hawking dan Jim meluncur cepat dari University of California di Santa Barbara menyarankan bahwa tidak ada tepi untuk ruang dan waktu meskipun mereka terbatas luasnya. Ini berarti bahwa hukum-hukum ilmu pengetahuan akan mampu menentukan bagaimana alam semesta dimulai!
Sayangnya pada tahun 1985, Hawking menangkap pneumonia dan menjalani operasi tracheostomy, yang membuat dia kehilangan suaranya. Dia punya waktu yang sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain. Situasi kembali ‘normal’ sampai ia memiliki sebuah komputer portabel kecil dan speech synthesizer dipasang ke kursi rodanya oleh David Mason dari Cambridge.