‘Setan Minyak’ Pemangsa Wanita Berkeliaran di Sri Lanka
16 Agustus 2011
0
comments
“Setan berminyak” di Sri Lanka adalah sosok yang hanya mengenakan pakaian dalam dan melumuri tubuhnya dengan minyak agar sulit ditangkap. Akhir-akhir ini “setan berminyak” menakut-nakuti wanita.
“Cerita yang kami dengar adalah ia datang dan menggigit leher dan dada wanita muda. Meski telah ada beberapa pengaduan, polisi belum bertindak dan kenyataannya di dua tempat telah membebaskan para penjahat,” kata seorang warga yang tidak mau disebut namanya. Nara sumber berusia 36 tahun itu berasal daerah Matale Hill Country.
Jumat, polisi menyatakan, mereka menembakkan gas air mata untuk membubarkan puluhan orang yang mengepung sebuah kantor polisi di kota wilayah timur, Potuvil, untuk menuntut pembebasan empat orang yang menangkap dan berencana menghukum mati seorang tersangka “setan berminyak”.
Polisi menangkap keempat orang itu setelah mereka memukuli aparat yang berusaha menyelamatkan tersangka dari amukan massa.
Dua orang yang dituduh sebagai “setan berminyak” mati dikeroyok massa di desa Kotagala, Sri Lanka tengah, di sebuah daerah perkebunan teh, kata polisi.
Seorang pria berusia 22 tahun yang memburu “setan berminyak” di hutan tewas setelah menginjak perangkap elektrik untuk babi liar, kata surat kabar berbahasa Tamil, Sudar Oli, Jumat.
Sedikit-dikitnya 30 insiden dilaporkan terjadi di tujuh daerah di kawasan pesisir timur Sri Lanka dan daerah-daerah perkebunan teh di Hill Country tengah. Polisi telah menangkap 47 orang sejak bulan lalu.
“Tidak ada setan minyak semacam itu. Yang ada adalah seorang manusia di antara kita yang dengan motif tersembunyi mencuri atau melakukan kegiatan ilegal,” kata juru bicara kepolisian Prashantha Jayakody.
Ia menambahkan, sejumlah orang dengan “gangguan kejiwaan” menyamar sebagai setan berminyak. “Salah satu contoh, seorang pria yang ditangkap mengenakan lebih dari 20 pakaian dalam wanita.”
Namun, kepanikan itu telah membuat pria mempersenjatai diri mereka dengan tongkat dan pentungan untuk berjaga-jaga pada malam hari, sementara para wanita tetap berada di dalam rumah.