Menangis, Adalah Cara Terburuk Mengatasi Masalah Cinta
7 September 2011
0
comments
Wanita
kerap menggunakan air mata sebagai 'senjata' untuk meluluhkan hati
kekasihnya saat terjadi pertengkaran. Dengan harapan, pria menjadi iba
dan akhirnya mau menuruti keinginannya.
Tapi
ternyata air mata tidak selalu bisa menyelesaikan masalah. Diam, adalah
reaksi paling umum yang biasanya dilakukan pria saat melihat kekasihnya
menangis. Hal ini karena, air mata menyebabkan kebingungan dan rasa
bersalah dalam dirinya.
Masih ada dua penyebab lain, kenapa Anda sebaiknya tidak menitikkan air mata di depan pria, seperti dikutip dari She Knows.
1. Wanita yang Menangis Membuat Pria Panik
Ketika
pria melihat wanita menangis, otaknya akan 'berhenti' memikirkan hal
lain, kecuali air mata yang membasahi pipi dan wajah yang terlihat
merana. Akibatnya, ia jadi panik dan tidak bisa fokus pada permasalahan
sebenarnya. Pada akhirnya, ia memilih untuk diam bahkan bisa saja dia
pergi karena tidak tahan melihat tangisan si wanita.
2. Menangis Tersedu-sedu: Buat Pria Merasa Bersalah
Di
dalam pikiran pria, tangisan tersedu-sedu dari seorang wanita seolah
mengatakan: "Ya, kamu bersalah sudah membuat saya seperti ini". Sikap
ini bisa membuat pria terpojok sehingga otaknya menolak untuk 'mencerna'
perkataan yang keluar dari mulut kekasihnya.
Dia
akan mencoba bersikap defensif; mencoba menyangkal dari kesalahan yang
telah diperbuatnya pada Anda. Dia juga akan bersikeras kalau masalah
yang terjadi bukan sepenuhnya karena kesalahannya. Meskipun mungkin pada
kenyataannya, memang dia yang bertanggung jawab.
Bagaimana seharusnya menyikapi masalah serius yang terjadi dalam hubungan asmara?
Saat
bertengkar atau membahas permasalahan serius dalam hubungan, cobalah
mengontrol emosi. Mungkin akan ada satu-dua tetes air mata yang
mengalir, tapi usahakan tetap ambil sikap tenang dan jangan meratap.
Marah dan mengungkapkan kekesalan sangat wajar dalam pertengkaran, namun
jangan sampai meledak-ledak.
Jika
ingin menangis tersedu-sedu, lakukanlah saat Anda sendiri di dalam
kamar. Atau, Anda bisa menangis kencang di depan sahabat atau orang
terdekat. Mereka akan dengan sukarela 'meminjamkan' bahunya dan
membiarkan Anda meluapkan kesedihan, selama dan sebesar Anda mau.
Setelah
itu, keringkanlah air mata Anda, tenangkan diri dan baru mulai
berbicara dengan pasangan. Apapun masalahnya, jika menghadapi kekasih
dengan tenang dan tingkah laku yang rasional, dia akan bersedia
mendengarkan Anda. Meskipun apa yang akan dia dengar mungkin tidak
disukainya.
Tapi
setidaknya, membicarakan masalah dengan kepala dingin akan memudahkan
kalian berdua untuk sama-sama mencari solusinya. Dan, hal itulah yang
paling penting, dibandingkan terus-menerus meributkan masalah yang bisa
berujung pada putusnya hubungan asmara.
sumber