Mampukah "Wanita Perkasa" Selamatkan Wajah Facebook?
26 Juni 2012
0
comments
Reuters/Eduardo Munoz
Sheryl Sandberg, COO Facebook
KOMPAS.com - Silicon
Valley, dan industri digital di Amerika Serikat pada umumnya, boleh
dibilang masih didominasi oleh pria. Dari sedikit wanita yang
berpengaruh, salah satu yang banyak dikenal adalah Sheryl Sandberg.
Sandberg adalah Chief Operating Officer Facebook yang, seperti diberitakan oleh Reuters, telah dipromosikan untuk duduk di dewan direksi layanan jejaring sosial tersebut. Sebelum ada Sandberg, dewan direksi di perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu didominasi oleh pria.
Hadirnya Sandberg diharapkan bisa membantu memperbaiki citra Facebook di kalangan investor. Sejauh ini Facebook dikatakan masih terasa seperti perusahaan yang dikelola oleh "segerombolan mahasiswa dari kamar kost".
Sandberg, dengan prestasinya yang gemilang, diharapkan bisa memberikan aura kedewasaan pada dewan direksi Facebook.
Lebih lanjut, diangkatnya Sandberg diharapkan bisa memperbaiki citra Facebook yang dikritisi oleh aktivis wanita di AS. Beberapa organisasi wanita menganggap Facebook kurang beragam.
Sebuah lembaga dana pensiun, selaku investor yang berpengaruh di bursa saham, sempat mendesak Facebook untuk menambahkan anggota wanita di dewan direksinya.
Bahkan, organisasi bernama UltraViolet sempat menggelar protes di depan kantor Facebook di New York, atas isu kesetaraan gender dan keberagaman di perusahaan tersebut.
Selama ini peran Sandberg juga sudah cukup baik sebagai "wajah" Facebook ke berbagai kalangan. Terutama karena Zuckerberg masih sering canggung berhadapan dengan publik.
Kini, Sandberg punya tugas besar untuk memperbaiki citra Facebook sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan yang kini sudah masuk bursa saham publik.
Delapan anggota dewan direksi Facebook saat ini:
Sandberg adalah Chief Operating Officer Facebook yang, seperti diberitakan oleh Reuters, telah dipromosikan untuk duduk di dewan direksi layanan jejaring sosial tersebut. Sebelum ada Sandberg, dewan direksi di perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu didominasi oleh pria.
Hadirnya Sandberg diharapkan bisa membantu memperbaiki citra Facebook di kalangan investor. Sejauh ini Facebook dikatakan masih terasa seperti perusahaan yang dikelola oleh "segerombolan mahasiswa dari kamar kost".
Sandberg, dengan prestasinya yang gemilang, diharapkan bisa memberikan aura kedewasaan pada dewan direksi Facebook.
Lebih lanjut, diangkatnya Sandberg diharapkan bisa memperbaiki citra Facebook yang dikritisi oleh aktivis wanita di AS. Beberapa organisasi wanita menganggap Facebook kurang beragam.
Sebuah lembaga dana pensiun, selaku investor yang berpengaruh di bursa saham, sempat mendesak Facebook untuk menambahkan anggota wanita di dewan direksinya.
Bahkan, organisasi bernama UltraViolet sempat menggelar protes di depan kantor Facebook di New York, atas isu kesetaraan gender dan keberagaman di perusahaan tersebut.
Selama ini peran Sandberg juga sudah cukup baik sebagai "wajah" Facebook ke berbagai kalangan. Terutama karena Zuckerberg masih sering canggung berhadapan dengan publik.
Kini, Sandberg punya tugas besar untuk memperbaiki citra Facebook sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan yang kini sudah masuk bursa saham publik.
Delapan anggota dewan direksi Facebook saat ini:
- Mark Zuckerberg, pendiri Facebook
- Sheryl Sandberg, COO Facebook
- James W Breyer, pengusaha dana ventura (VC)
- Marc Andreessen, VC
- Peter Thiel, VC
- Donald E Graham, Co-Chairman Washington Post
- Reed Hastings, CEO Netflix
- Erskine Bowles, President Emeritus University of North Carolina