FOTO: Cambuk-Cambukan, Biar Turun Hujan
1 Desember 2012
0
comments
DAILYMAIL.CO.UK - Penduduk desa ini
begitu putus asa akan hujan sehingga mereka melakukan sebuah ritual kuno
di mana mereka saling menyerang dengan cambuk untuk mencoba dan
mempengaruhi cuaca. Dan bukannya menggeliat kesakitan setelah setiap
pukulan, para pesaing tangguh nyaris bergeming dan beberapa tertawa dan
menari. Ritual yang dikenal sebagai ujungan ini telah diadopsi oleh
banyak daerah di Indonesia, termasuk kota Kediri, di mana foto-foto ini
diambil.
Para peserta membuat cambuk dari rusuk
daun palem gula, yang mereka putar dan pukul bersama-sama. Kemudian di
bawah pengawasan seorang wasit dan kerumunan yang bersemangat, mereka
masing-masing melepaskan lima cambukan menyengat, menghindari daerah
bawah perut dan daerah leher. Darah mengalir dari duel adalah isyarat
bahwa permohonan mereka untuk hujan diberikan. Pertarungan ini dikenal
sebagai Tiban, yang disertai dengan musik dan drum.
Ritual tersebut berasal sebagai tradisi
musim kemarau antara gembala muda yang sering berjuang untuk mendapatkan
air untuk ternak mereka. Pencambukan dipandang sebagai 'pengorbanan
darah' sebagai imbalan untuk curah hujan. Hal ini bukan lagi acara
tahunan dan umumnya hanya diadakan ketika masyarakat putus asa untuk
hujan.