Terungkap, Arti Keperawanan Bagi Seorang Pria
5 Desember 2012
0
comments
ilustrasi
Kasus perceraian kontroversial Bupati Garut Aceng Fikri memang menbuat banyak orang geram, di antaranya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar.
Sang Bupati yang baru saja menikahi istrinya, Fany Octora terpaksa harus bercerai dengan alasan wanita itu sudah tidak perawan. Tindakan ini seolah amat mendiskriditkan kaum perempuan.
Melihat fenomena tersebut, lantas seberapa pentingkah arti keperawanan bagi kaum pria ?
Di masa lampau keperawanan seorang gadis atau wanita adalah sesuatu yang sangat esensial bagi seorang pria. Seorang pria sangat mengharapkan dan menginginkan gadis atau wanita yang dinikahinya kelak adalah wanita yang masih perawan.
Pria akan merasa lebih terhormat jika gadis atau wanita yang dinikahinya masih perawan saat melakukan hubungan intim atau hubungan seks di malam pertama pernikahan.
Seorang gadis atau wanita yang diketahui sudah tidak perawan saat hubungan intim atau hubungan seks di malam pertama pernikahan akan di cap sebagai wanita murahan atau wanita yang tidak baik, karena tidak bisa nenjaga keperawanannya.
Seorang pria akan merasa kecewa dan sakit hati bila gadis yang dinikahinya ternyata sudah tidak perawan lagi pada saat hubungan intim atau hubungan seks di malam pertama pernikahan.
Tidak jarang, gadis atau wanita yang ketahuan sudah tidak perawan pada saat hubungan intim atau hubungan seks di malam pertama, akan langsung dicerai oleh sang suami, karena merasa dikhianati dan merasa dibodohi.
Sedangkan bagi pasangan yang tidak melakukan perceraian akan berdampak pada kurangnya keharmonisan hubungan intim atau hubungan seks selanjutnya, karena pria akan selalu mengingat ketidakperawanan istrinya dan selalu kurang fokus.
Melihat permasalahan ini, siapa sebenarnya yang salah bila seorang gadis atau wanita sudah tidak perawan saat dinikahi. Apakah gadis atau wanita tersebut?
Umumnya gadis atau wanita yang sudah tidak perawan lagi adalah korban dari rayuan maut pria yang tidak bertanggung jawab yang berjanji akan menikahi sang gadis atau wanita bila menyerahkan kegadisan atau keperawanannya.
Dewasa ini seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, budaya asing dengan mudah masuk dan mempengaruhi sebagian pria dan wanita untuk melakukan hubungan seks pranikah, sehingga menyebabkan banyak gadis atau wanita menjadi tidak perawan lagi.
~Source~