Heboh! Mantan Mata-Mata Korea Utara Buka Mulut Tentang Kebusukan Negaranya!
12 April 2013
0
comments
Mantan
mata-mata Korea Utara baru-baru ini menjelaskan bagaimana dia ditangkap
dirumahnya, dipisahkan dari keluarga dan diminta untuk meledakkan
pesawat yang berisikan 115 orang demi melayani tugas negaranya. Kim Hyun
Hee mencoba melakukan bunuh diri dengan meminum racun saat ia ditangkap
oleh Korea Selatan dan akhirnya dia bisa melarikan diri dari hukuman
mati dari Korea Selatan.
(foto diatas: Kim Hyun Hee)
Berbicara di tempat yang dirahasiakan di Korea Selatan, mantan teroris ini tidak percaya dengan ancaman Korea Utara terhadap Korea Selatan. Dia menjelaskan bahwa ancaman ini tidak lebih dari upaya untuk mendukung pemimpin muda baru mereka, Kim Jong-un.
(foto diatas: Kim Hyun Hee sewaktu menyamar menjadi mata-mata)
(foto diatas: Kim Hyun Hee saat latihan militer)
(foto diatas: Kim Hyun Hee saat pengadilan)
"Kim Jong-un masih terlalu muda dan tidak punya banyak pengalaman. Dia berusaha untuk mengambil alih militer dan berusaha untuk meraih loyalitas pengikutnya", ungkap Hyun Hee.
"Itulah sebabnya dia banyak melakukan kunjungan ke pangkalan militer, untuk mencari dukungan sebanyak-banyaknya" jelas Hyun Hee
Korea Utara menggunakan program nuklir untuk menjaga masyarakatnya supaya takut kepadanya dan mencegah konsesi Korea Selatan dan Amerika. Hyun Hee sendiri selama ini hidup dalam ketakutan kalau mereka akan membunuhnya untuk mencegah Hyun Hee memberikan informasi kepada Korea Selatan.
Di tahun 1987, Hyun Hee diberikan perintah dari Kim Jong-Il untuk meledakan peswat KAL 858. Ia dan rekan kerjanya sesama mata-mata, Kim Seung-Il, yang menyamar menjadi ayahnya, berpergian menggunakan pesawat udara Korean Air berangkat dari Korea Selatan dan berhenti di Bahrain untuk selajutnya melanjutkan penerbangan ke Thailand.
Kedua agen ini berhenti di Bahrain dan menaruh bom di kabin pesawat dan selanjutnya meloloskan diri dari bom tersebut. Bom tersebut meledak saat pesawat menuju Thailand dan menewaskan semua orang yang berada di pesawat tersebut. Pemerintah Amerika selanjutnya langsung menetapkan bahwa Korea Utara adalah sarang teroris.
Kedua agen ini ditangkap di Bahrain karena kecurigaan paspor palsu mereka, tetapi sang ayah Kim Seung-Il berhasil bunuh diri dengan minum kapsul sianida. Hyun Hee tidak berhasil melakukan hal yang sama. Hyun Hee dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Korea Selatan, tetapi dia dibebaskan dan sekarang hidup di Korea Selatan.
Hyun Hee yang sekarang sudah menikah dan mempunyai 2 anak sangat ketakutan kalau suatu hari akan ada mata-mata Korea Utara yang datang untuk membunuhnya. Hyun Hee mengaku bahwa hidupnya sekarang penuh dengan penyesalan.
"Saya diajari bahwa pemimpin saya, Kim Il-Sung, adalah Tuhan. Kami diajarkan bahwa ia harus dinomor satukan lebih dari orang tua kami sendiri. Dari kecil kami diajarkan untuk terus mengucapkan 'Terima Kasih Pemimpin Kami yang Hebat Untuk Segalanya'. Jika kami salah satu kata saja, kami bisa berakhir di penjara. Korea Utara bukanlah suatu negara, Korea Utara adalah penjara.", ungkap Hyun Hee.
Hyun Hee sendiri ditarik ke militer karena ketajaman dan paras cantiknya cocok untuk menjadi mata-mata. Hyun Hee dijemput menggunakan sedan hitam ke sekolahnya dan diberitahu bahwa dia adalah salah satu orang terpilih. Hyun Hee tidak sempat mengucapkan perpisahan kepada keluargany, saat itu juga ia langsung dilatih militer oleh Korea Utara.
Setelah tertangkap oleh Korea Selatan, Hyun Hee menyadari bahwa apa yang diberitahukan negaranya terhadap selatan adalah kebohongan semata. Semua orang yang mengintrogasinya menanyakan kejadian detail dengan sangat sopan dan baik. Akhirnya setelah dinyatakan bahwa ia harus menjalani hukuman mati, pemerintah memaafkannya dengan alasan pencucian otak oleh Korea Utara.
"Saya menyadari apa yang saya perbuat adalah salah dan saya pantas untuk mendapatkan hukuman mati. Saya sangat menyesal telah menewaskan ratusan orang tidak bersalah. Sebagai satu-satunya saksi yang selamat, saya harus mengungkapkan kebenaran yang ada. Oleh karena itulah pemerintah Korea Selatan membiarkan saya menjalani sisa hidup saya disini.
Komentar Hyun Hee muncul untuk menanggapi ancaman Korea Utara terhadap Korea Selatan dan Amerika. Dan kemungkinan akan penyerangan di semenanjung Korea Selatan. Amerika dan Korea Selatan percaya bahwa suatu saat diktator Korea Utara, Kim Jong-Un akan meluncurkan nuklirnya ke daerah semenanjung dan mewanti-wanti penerbangan komersian dan pelayaran maritim untuk tidak melewati daerah tersebut.
(foto diatas: Militer Jepang bersiap denga mesin anti misil di Tokyo karena meningkatnya ancaman Korea Utara)
(foto diatas: Militer Korea Selatan bersiap-siap di semenanjung karena ancaman Korea Utara)
(foto diatas: Kim Hyun Hee)
Berbicara di tempat yang dirahasiakan di Korea Selatan, mantan teroris ini tidak percaya dengan ancaman Korea Utara terhadap Korea Selatan. Dia menjelaskan bahwa ancaman ini tidak lebih dari upaya untuk mendukung pemimpin muda baru mereka, Kim Jong-un.
(foto diatas: Kim Hyun Hee sewaktu menyamar menjadi mata-mata)
(foto diatas: Kim Hyun Hee saat latihan militer)
(foto diatas: Kim Hyun Hee saat pengadilan)
"Kim Jong-un masih terlalu muda dan tidak punya banyak pengalaman. Dia berusaha untuk mengambil alih militer dan berusaha untuk meraih loyalitas pengikutnya", ungkap Hyun Hee.
"Itulah sebabnya dia banyak melakukan kunjungan ke pangkalan militer, untuk mencari dukungan sebanyak-banyaknya" jelas Hyun Hee
Korea Utara menggunakan program nuklir untuk menjaga masyarakatnya supaya takut kepadanya dan mencegah konsesi Korea Selatan dan Amerika. Hyun Hee sendiri selama ini hidup dalam ketakutan kalau mereka akan membunuhnya untuk mencegah Hyun Hee memberikan informasi kepada Korea Selatan.
Di tahun 1987, Hyun Hee diberikan perintah dari Kim Jong-Il untuk meledakan peswat KAL 858. Ia dan rekan kerjanya sesama mata-mata, Kim Seung-Il, yang menyamar menjadi ayahnya, berpergian menggunakan pesawat udara Korean Air berangkat dari Korea Selatan dan berhenti di Bahrain untuk selajutnya melanjutkan penerbangan ke Thailand.
Kedua agen ini berhenti di Bahrain dan menaruh bom di kabin pesawat dan selanjutnya meloloskan diri dari bom tersebut. Bom tersebut meledak saat pesawat menuju Thailand dan menewaskan semua orang yang berada di pesawat tersebut. Pemerintah Amerika selanjutnya langsung menetapkan bahwa Korea Utara adalah sarang teroris.
Kedua agen ini ditangkap di Bahrain karena kecurigaan paspor palsu mereka, tetapi sang ayah Kim Seung-Il berhasil bunuh diri dengan minum kapsul sianida. Hyun Hee tidak berhasil melakukan hal yang sama. Hyun Hee dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Korea Selatan, tetapi dia dibebaskan dan sekarang hidup di Korea Selatan.
Hyun Hee yang sekarang sudah menikah dan mempunyai 2 anak sangat ketakutan kalau suatu hari akan ada mata-mata Korea Utara yang datang untuk membunuhnya. Hyun Hee mengaku bahwa hidupnya sekarang penuh dengan penyesalan.
"Saya diajari bahwa pemimpin saya, Kim Il-Sung, adalah Tuhan. Kami diajarkan bahwa ia harus dinomor satukan lebih dari orang tua kami sendiri. Dari kecil kami diajarkan untuk terus mengucapkan 'Terima Kasih Pemimpin Kami yang Hebat Untuk Segalanya'. Jika kami salah satu kata saja, kami bisa berakhir di penjara. Korea Utara bukanlah suatu negara, Korea Utara adalah penjara.", ungkap Hyun Hee.
Hyun Hee sendiri ditarik ke militer karena ketajaman dan paras cantiknya cocok untuk menjadi mata-mata. Hyun Hee dijemput menggunakan sedan hitam ke sekolahnya dan diberitahu bahwa dia adalah salah satu orang terpilih. Hyun Hee tidak sempat mengucapkan perpisahan kepada keluargany, saat itu juga ia langsung dilatih militer oleh Korea Utara.
Setelah tertangkap oleh Korea Selatan, Hyun Hee menyadari bahwa apa yang diberitahukan negaranya terhadap selatan adalah kebohongan semata. Semua orang yang mengintrogasinya menanyakan kejadian detail dengan sangat sopan dan baik. Akhirnya setelah dinyatakan bahwa ia harus menjalani hukuman mati, pemerintah memaafkannya dengan alasan pencucian otak oleh Korea Utara.
"Saya menyadari apa yang saya perbuat adalah salah dan saya pantas untuk mendapatkan hukuman mati. Saya sangat menyesal telah menewaskan ratusan orang tidak bersalah. Sebagai satu-satunya saksi yang selamat, saya harus mengungkapkan kebenaran yang ada. Oleh karena itulah pemerintah Korea Selatan membiarkan saya menjalani sisa hidup saya disini.
Komentar Hyun Hee muncul untuk menanggapi ancaman Korea Utara terhadap Korea Selatan dan Amerika. Dan kemungkinan akan penyerangan di semenanjung Korea Selatan. Amerika dan Korea Selatan percaya bahwa suatu saat diktator Korea Utara, Kim Jong-Un akan meluncurkan nuklirnya ke daerah semenanjung dan mewanti-wanti penerbangan komersian dan pelayaran maritim untuk tidak melewati daerah tersebut.
(foto diatas: Militer Jepang bersiap denga mesin anti misil di Tokyo karena meningkatnya ancaman Korea Utara)
(foto diatas: Militer Korea Selatan bersiap-siap di semenanjung karena ancaman Korea Utara)