Menelisik Misteri Tergelap Suku Maya
19 Juni 2012
0
comments
IST
Jakarta - Sebuah kota besar dari peradaban Maya kuno hampir
satu abad lalu ditemukan di Guatemala. Kota ini mulai mengungkap
rahasianya, termasuk petunjuk ramalan ‘kiamat’ Suku Maya yang mungkin
salah.
Di penggalian pertama para arkeolog di kompleks
Xultzn di wilayah Peten Guatemala, ditemukan struktur berisi ruang kerja
juru tulis kota. Di dinding terdapat lukisan unik dan banyak
perhitungan terkait kalender Suku Maya yang berlaku hingga 7.000 tahun
ke depan.
Penggalian yang didanai National Geographic ini
mengungkapkan rincian kalender Maya dan kehidupan penduduk yang
sebelumnya tak diketahui. Di beberapa dinding, terdapat lukisan mewakili
bermacam siklus kalender Suku Maya, yakni kalender seremonial 260 hari,
kalender matahari 365 hari, siklus 584 hari planet Venus dan siklus 780
hari Mars.
“Mengapa mereka menulis angka-angka itu jika dunia
akan kiamat tahun ini?,” kata ahli astronomi Maya Anthony Aveni dari
Colgate University di Hamilton, Amerika Serikat (AS). Ini merupakan
perhitungan pertama yang ditemukan arkeolog Maya yang tampak mentabulasi
semua siklus.
Meski semuanya melibatkan kelipatan umum kunci
kalender dan siklus astronomi, makna tepat dari rentang waktu ini tak
diketahui. Arkeolog William Saturno dari Boston University mengatakan,
“Untuk pertama kalinya, kami bisa melihat catatan sebenarnya yang
disimpan juru tulis yang memiliki tugas menjadi penjaga catatan resmi”.
Para
ilmuwan mengatakan, meski kepercayaan populer menyatakan kiamat terjadi
pada 2012, tak ada tanda kalender Maya akan berakhir pada 2012, ini
hanya satu siklus dari kalender itu. “Ini seperti odometer mobil di mana
kalender Maya bergerak dari 120 ribu menjadi 130 ribu. Di mana artinya,
kalender Maya akan dimulai kembali,” katanya.
Lukisan-lukisan di
dinding yang ditemukan para ahli ini mengungkap tabel astronomi tertua
yang diketahui dari Maya. Para ilmuwan mengaku, catatan astronomi ini
merupakan kunci kalender Maya yang menjadi perhatian karena peringatan
kiamat pada Desember ini.
Para ahli mengatakan, catatan astronomi
ini tak membuat prediksi seperti itu. Temuan baru memberi sedikit
cadangan, yakni perhitungan yang mencakup rentang waktu yang lebih lama
dari 6 ribu tahun melewati 2012.
Satu dinding berisi kalender
berdasarkan fase bulan yang memiliki rentang 13 tahun. Kalender ini
sendiri diduga digunakan untuk melacak dewa mana yang mengawasi bulan di
waktu tertentu.
Aveni mengatakan, hal ini membuat juru tulis bisa
meramalkan munculnya bulan purnama di tahun-tahun berikutnya. Catatan
pembukuan ini merupakan kunci astrologi dan ritual Maya serta bisa jadi
digunakan menasihati raja saat perang.
“Yang ada disini adalah,
adalah astronomi yang didorong religi,” katanya. Di sisi lain, kurator
Simon Martin dari University of Penssylvania Museum of Archaeology and
Anthropology mengaku, temuan ini sangat luar biasa.
“Temuan ini
sangat luar biasa,” katanya. Temuan ini memberi pandangan mengenai cara
juru tulis suku Maya bekerja serta cara mereka menyimpulkan sesuatu.
“Hal paling menarik dari temuan ini adalah, kini kita tahu Suku Maya
membuat ratusan perhitungan tahun sebelum mencatatnya dalam kodeks,”
tutup Aveni.