Coba Cara Ini Untuk Berhenti Merokok
14 Juli 2011
0
comments
Berniat
untuk berhenti merokok namun sulit untuk merealisasikannya? Memang
tidak mudah untuk menghentikan kebiasaan buruk yang satu ini, meskipun
Anda sudah tahu bahayanya.
Dari hasil data pemeriksaan medis yang dilakukan Sahid Sahirman
Memorial Hospital pada 2010 menunjukkan, dari 2.654 karyawan di
Jakarta, 94 persen karyawan perokok menderita penyakit kronis. Lalu,
ada 70 persen perokok yang memiliki keinginan untuk berhenti, namun
hanya 5 hingga 10 persen yang dapat melakukannya tanpa bantuan.
Perlu juga Anda tahu data Riset Dasar Kesehatan Kementrian Kesehatan
pada 2010. Yaitu, rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap
harinya oleh 52,3 persen perokok adalah 1 hingga 10 batang. Lalu, 20
persen perokok menghisap 11 hingga 20 batang. Efek buruk yang muncul
dari merokok adalah penyakit kronis yang timbul setelah 10 hingga 20
tahun merokok.
“Berhenti merokok bermanfaat bagi kesehatan dan dapat mencegah
perburukan penyakit,” ujar Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari
Sahid Sahirman Memorial Hospital, dr. Aulia Sani, SpJP (K), FJCC, FIHA,
FasCC saat ditemui di acara peluncuran Klinik Stop Merokok
dikantornya, Rabu 13 Juli 2011.
Banyak perokok yang sebenarnya ingin berhenti tetapi membutuhkan
bantuan baik secara medis maupun psikologis. Hal ini lalu menjadi dasar
dibuatnya ‘Klinik Stop Merokok’ di Sahid Sahirman Memorial Hospital.
Metode yang digunakan klinik untuk membantu para pecandu nikotin, cukup
sederhana.
“Kita lebih banyak melakukan aktivitas sharing session.
Tiap orang punya riwayat pengalaman seputar rokok sendiri, berbeda satu
dengan yang lainnya. Untuk itu kita bantu mereka untuk menghentikan
kebiasaan merokok dengan terapi kelompok,” jelas terapis psikologis, dr.
Sylvia D Elvira, SpKJ (K).
Klinik ini juga menawarkan layanan terpadu selama 12 minggu. Yakni
dengan metode empat kali konsultasi secara individu dengan para dokter
spesialis jantung, paru, penyakit dalam, penyakit jiwa dan dokter umum.
Biaya yang dibutuhkan untuk layanan ini sebesar Rp3.718.000.
Ada pula tiga kali sesi konsultasi dengan para psikiatri dan sharing session dengan para dokter serta peserta dari klinik. Termasuk juga, terapi obat serta support line yang dapat membantu meningkatkan motivasi para untuk menghentikan kebiasaan buruknya.
Tetapi, perlu diingat bahwa tantangan terbesar perokok yang berniat
untuk berhenti merokok adalah pengaruh lingkungan sosial. Itu karena
banyak orang yang setelah berhasil berhenti merokok, tetapi ketika
berkumpul dengan perokok lain, keinginan untuk merokok kembali muncul.
“Biasanya faktor lingkungan yang menjadi tantangan besar para
perokok untuk berhenti merokok. Untuk itu, kami di sini memberikan
edukasi dan promotif. Jika peserta dari klinik adalah seorang ayah,
mereka pun bisa meneruskan kegiatan promotif berhenti merokok pada
keluarga dan teman-temannya,” ujar drg Yusrahma Nurina, MARS, direktur
operasional Sahid Sahirman Memorial Hospital.