Sejarah Peradaban Bangsa Mesir Kuno
29 Juli 2011
0
comments
Peradaban Mesir kuno di lembah sungai Nil di Mesir, Afrika, lahir
disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan
oleh banjir yang membawa lumpur. Hal inilah yang menarik perhatian
manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban ditempat tersebut.
Peradaban lembah sungai Nil dibangun oleh masyarakat mesir kuno.
Kehidupan masyarakat Mesir kuno
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.
Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.
Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile)
Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.
Sistem kekuasaan raja-raja Mesir kuno
Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-komunitas di desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan pemerintahan desa. Desa itu disebut nomen. Dari desa-desa kecil berkembanglah menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi kerajaan Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada tahun 3400 SM seorang penguasa bernama Menes mempersatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerjaan Mesir yang besar.
Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak. Firaun dianggap dewa dan dipercaya sebagai putera Dewa Osiris. Seluruh kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun agama.
Sebagai penguasa, Firaun mengklaim atas seluruh tanah kerajaan. Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus membayar pajak. Untuk keperluan tersebut Firaun memerintahkan untuk sensus penduduk, tanah dan binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu menguasai pengadilan. Sebagai penguasa militer Firaun berperan sebagai panglima perang, sedangkan pada waktu damai ia memerintahkan tentaranya untuk membangun kanal-kanal dan jalan raya.
Untuk menjalankan pemerintahannya Firaun mengangkat para pejabat yang pada umumnya berasal dari golongan bangsawan. Ada pejabat gubernur yang memerintah propinsi, panglima ketentaraan, hakim di pengadilan dan pendeta untuk melaksanakan upacara keagamaan. Salah satu jabatan penting adalah Wazir atau Perdana Menteri yang umumnya dijabat oleh putra mahkota.
Sejak tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30 dinasti yang berbeda yang terdiri dari tiga zaman yaitu Kerajaan Mesir Tua yang berpusat di Memphis, Kerajaan Tengah di Awaris dan Mesir Baru di Thebe.
Secara garis besar keadaan pemerintahan raja-raja Mesir adalah sebagai berikut.
Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM)
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut zaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser.
Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.
Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.
Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570 SM)
Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.
Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM)
Patung Raja/Firaun Thutmosis III
Kehidupan masyarakat Mesir kuno
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.
Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.
Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile)
Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.
Sistem kekuasaan raja-raja Mesir kuno
Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-komunitas di desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan pemerintahan desa. Desa itu disebut nomen. Dari desa-desa kecil berkembanglah menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi kerajaan Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada tahun 3400 SM seorang penguasa bernama Menes mempersatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerjaan Mesir yang besar.
Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak. Firaun dianggap dewa dan dipercaya sebagai putera Dewa Osiris. Seluruh kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun agama.
Sebagai penguasa, Firaun mengklaim atas seluruh tanah kerajaan. Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus membayar pajak. Untuk keperluan tersebut Firaun memerintahkan untuk sensus penduduk, tanah dan binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu menguasai pengadilan. Sebagai penguasa militer Firaun berperan sebagai panglima perang, sedangkan pada waktu damai ia memerintahkan tentaranya untuk membangun kanal-kanal dan jalan raya.
Untuk menjalankan pemerintahannya Firaun mengangkat para pejabat yang pada umumnya berasal dari golongan bangsawan. Ada pejabat gubernur yang memerintah propinsi, panglima ketentaraan, hakim di pengadilan dan pendeta untuk melaksanakan upacara keagamaan. Salah satu jabatan penting adalah Wazir atau Perdana Menteri yang umumnya dijabat oleh putra mahkota.
Sejak tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30 dinasti yang berbeda yang terdiri dari tiga zaman yaitu Kerajaan Mesir Tua yang berpusat di Memphis, Kerajaan Tengah di Awaris dan Mesir Baru di Thebe.
Secara garis besar keadaan pemerintahan raja-raja Mesir adalah sebagai berikut.
Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM)
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut zaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser.
Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.
Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.
Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570 SM)
Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.
Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM)
Patung Raja/Firaun Thutmosis III
Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki zaman kerajaan baru atau zaman imperium. Disebut zaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria.
Raja-raja yang memerintah zaman Mesir Baru antara lain:
1. Ahmosis I. Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke 20.
2. Thutmosis I. Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
3. Thutmosis III. Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
4. Amen Hotep IV. Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
5. Ramses II. Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil.
Masa Ramses II diperkirakan sezaman dengan kehidupan nabi Musa.
Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebu Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.
Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani.
Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang Papirus. Dokumen Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya. Kemudian kulitnya dikupas dan intinya diiris/disayat tipis-tipis.
Sistem kalender
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar).
Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.
Seni bangunan (arsitektur)
Piramida dan Spinx di Gizeh, Mesir
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.
Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida.
Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gizeh. Selain Cheops, di Gizeh juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun Joser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman yang lain di Mesir? Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan.
Bangunan kedua adalah kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra.
Kuil Karnak panjangnya ±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.
Sistem kepercayaan bangsa Mesir kuno
Masyarakat Mesir mengenal pemujaan terhadap dewa-dewa. Ada dewa yang bersifat nasional yaitu Ra (Dewa Matahari), Amon (Dewa Bulan) kemudian menjadi Amon Ra. Sebagai lambang pemujaan kepada Ra didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.
Selain dewa nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah tertentu seperti Dewa Osiris yaitu hakim alam baka, Dewi Isis yaitu dewi kecantikan isteri Osiris, Dewa Aris sebagai dewa kesuburan dan dewa Anubis yaitu dewa kematian.
Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir berdasarkan pemahaman sebagai berikut:
1. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
2. Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.
Jadi dengan taat menyembah pada dewa masyarakat lembah sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut. Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah yang disebut mummi. Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa maut. Manusia ingin tetap hidup abadi. Agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambang roh harus tetap utuh.
Kepercayaan (dewa) Mesir kuno
Amon (Amin, Amun): dewa besar dari Thebes yang asal-usulnya tidak
pasti; digambarkan sebagai seorang pria, matahari, dan kadang-kadang
sebagai ithyphallic; diidentifikasi dengan Re sebagai Amin-Re; binatang
sucinya adalah ram dan angsa.
Anat: dewi asal Suriah, dengan karakter suka berperang; digambarkan sebagai seorang wanita memegang perisai dan kapak.
Anubis (Anpu): serigala-dewa, pelindung pembalsem, penyembuh, dan ahli
bedah; di kedua penyembuhan dan upacara mumifikasi, Anubis adalah dewa
pelindung yang disiapkan orang mati dan menyembuhkan hidup. Anubis
dianggap pekuburan besar-dewa.
Anukis (Anqet): dewi katarak-daerah di Aswan; istri Khnum; digambarkan sebagai seorang wanita dengan tinggi kepala-gaun bulu.
Arsaphes (Herishef): ram-headed dewa dari, Heracleopolis.
Astarte (As-start-a): dewi asal Suriah; diperkenalkan ke Mesir selama Dinasti ke-18. Dia juga dikenal sebagai Ratu Surga dan sering kali tumpang tindih kultus dengan hamba-hamba Isian.
Astarte (As-start-a): dewi asal Suriah; diperkenalkan ke Mesir selama Dinasti ke-18. Dia juga dikenal sebagai Ratu Surga dan sering kali tumpang tindih kultus dengan hamba-hamba Isian.
Aten: dewa matahari-disk, disembah sebagai pencipta besar-dewa oleh Akhenaten
Atum (Tum): asli dewa matahari-Heliopolis, kemudian diidentifikasi dengan Re; digambarkan sebagai seorang pria.
Atum (Tum): asli dewa matahari-Heliopolis, kemudian diidentifikasi dengan Re; digambarkan sebagai seorang pria.
Bastet (kulit kayu): Seekor kucing-dewi-pusat kultus yang berada di
Bubastis di Delta; di Akhir Periode dianggap sebagai dewa dermawan. Dia
dipandang sebagai pelindung kucing, perempuan, dan perlindungan.
Bes: A dwarf-dewa dengan fitur berhubung dgn singa. Dipandang sebagai
dewa rumah tangga, pelindung terhadap ular dan berbagai teror; penolong
perempuan dalam kelahiran anak.
Harsiesis: Suatu bentuk Horus, yang ditunjuk secara khusus 'anak Isis'.
Hathor: Dewi banyak fungsi dan atribut; diwakili sering sebagai sapi
atau perempuan berkepala sapi, atau sebagai seorang wanita dengan
kepala bertanduk-gaun; yang belum berpengalaman raja; yang 'Golden
Satu'; kultus-pusat di Memphis, Cusae , Gebelein, Dendera; dewa
pelindung-wilayah pertambangan Sinai; diidentifikasi oleh orang Yunani
dengan Aphrodite. Dia dikirim oleh Re untuk membersihkan tanah kafir.
Setelah membunuh semua yang menentang Re, dia diminta untuk
beristirahat, dan menjadi setara dengan bentuk Yunani Aphrodite, dewi
cinta, kesuburan, perempuan, dan juga pelindung mereka. Ada banyak mitos
yang mengelilingi dewi Hathor.
Hat-mehit: dewi ikan Mendes di Delta; kadang-kadang digambarkan sebagai seorang wanita dengan ikan di kepalanya.
Heqet: dewi kodok Antinoopolis di mana ia dikaitkan dengan Khnum; seorang penolong perempuan dalam kelahiran anak.
Horus (Haroeris, Harpocrates, Harsiesis, Re-Harakhty): dewa elang,
awalnya dewa langit, yang diidentikkan dengan raja selama hidupnya.
Dikenal lebih penting sebagai anak Osiris dan Isis. Horus juga pembalas
Osirius ayahnya, yang dibunuh oleh Tetapkan. Mata Horus berasal dari
sebuah mitos dari pertempuran di mana Horus menyerah mata kanannya
dalam pertempuran. Sejak saat itu Eye of Horus, telah datang untuk
mewakili kekuatan, semangat, dan pengorbanan diri. Pusat-pusat
kultus-Nya berada di banyak tempat, Behdet di Delta, Hierakonpolis dan
Edfu di Mesir Hulu.
Imhotep (Imouthes): Para Kepala Menteri didewakan Djoser, dan arsitek
dari Piramida Langkah; di Periode Akhir dihormati sebagai dewa belajar
dan obat-obatan; digambarkan sebagai seorang pria duduk memegang
papirus yang terbuka; disamakan dengan orang-orang Yunani dengan
Asklepios.
Isis: Isis dikenal sebagai ibu ilahi, dan sebagai istri dari Osiris dan
ibu dari Horus, Isis adalah salah satu dari empat besar dewi pelindung
(kulit kayu, Nephythes, dan Hathor), menjaga peti mati dan kanopik
stoples. Isis adalah kakak animatedankh.gif (2641 bytes) dari Nephthys
dengan siapa ia bertindak sebagai ilahi berkabung untuk orang mati, dan
ilahi yang diwakili oleh Ankh. Dalam Periode Akhir Philae utamanya
adalah kultus-pusat. Dia juga dikenal sebagai Ratu Surga (mirip dengan
Astarte), dan memerintah atas semua hal tentang kehidupan, ibu, dan
ilmu sihir. Dalam mitos asal-usul Re dan dunia, itu tertulis bahwa dia
menemukan nama Re oleh menawan ular berbisa menggigitnya. Bit Re ular,
dan Isis hanya bisa menyembuhkan dirinya dengan mengetahui Re nama
benar. Dengan mengetahui nama Re, ia kemudian memiliki kekuatan sama
dengan dia dan kemudian diberikan semua kekuatan magis-nya dan sejak itu
dikenal sebagai penyihir ilahi. Lain dari mitos Isian keprihatinan,
baik Isis, Osiris, dan Horus. Dalam mitos ini, Atur membunuh Osiris dan
menceraiberaikan tubuhnya dalam empat belas keping di seluruh dunia.
Isis pergi untuk menemukan potongan-potongan ini. Setelah ia menemukan
semua peices, ia reassembles Osiris dan dia datang kembali ke kehidupan
untuk satu malam di mana anak mereka conceives Isis, Horus. Osiris
kemudian menjadi Lord of the Dead. Horus adalah melahirkan dan bertekad
untuk membalas kematian ayahnya dengan membunuh Tetapkan. Isis dari
saat itu hidup sebagai berkabung ilahi di bumi dan di surga.
Khepri: Para kumbang scarab-dewa, yang diidentifikasi dengan Re sebagai
pencipta-dewa; sering direpresentasikan sebagai kumbang dalam matahari
Khnum: Ram-headed Elephantine dewa, dewa Katarak-daerah; diperkirakan telah dibentuk pria di atas roda tembikar.
Khons: dewa bulan, digambarkan sebagai seorang laki-laki; dengan Amun dan Mut sebagai ayah dan ibu, membentuk Theba triad.
Maat: Dewi kebenaran, benar, dan tertib melakukan; digambarkan sebagai
seorang wanita dengan bulu burung unta di kepalanya. Dikatakan bahwa
dalam penghakiman orang mati ia memegang timbangan yang beratnya hati
manusia.
Horus adalah salah satu yang paling tua dan paling penting para dewa dalam agama Mesir Kuno yang dipuja dari setidaknya akhir periode Predinastik melalui Yunani-Romawi kali.
Berbagai bentuk Horuses dicatat dalam sejarah dan ini berbeda diperlakukan sebagai dewa oleh Mesir Kuno. ini berbagai bentuk yang mungkin akan berbeda persepsi yang sama dewa berlapis-lapis di mana atribut-atribut tertentu atau hubungan sinkretis ditekankan, tidak harus dalam oposisi tetapi saling melengkapi satu sama lain, konsisten dengan cara bangsa Mesir Kuno memandang berbagai aspek dari realitas. bentuk tercatat paling awal adalah Horus Falcon yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir Hulu dan yang pertama yang diketahui dewa nasional, khususnya berhubungan dengan raja yang pada waktunya menjadi dianggap sebagai manifestasi dari Horus dalam hidup dan Osiris dalam kematian. yang paling sering dijumpai hubungan keluarga menggambarkan Horus sebagai putra dari Isis dan Osiris tetapi dalam tradisi lain Hathor dianggap sebagai ibu dan kadang-kadang sebagai istrinya. Horus melayani berbagai fungsi dalam jajaran Mesir, terutama karena dewa langit dan dewa perang.
Khnum: Ram-headed Elephantine dewa, dewa Katarak-daerah; diperkirakan telah dibentuk pria di atas roda tembikar.
Horus adalah salah satu yang paling tua dan paling penting para dewa dalam agama Mesir Kuno yang dipuja dari setidaknya akhir periode Predinastik melalui Yunani-Romawi kali.
Berbagai bentuk Horuses dicatat dalam sejarah dan ini berbeda diperlakukan sebagai dewa oleh Mesir Kuno. ini berbagai bentuk yang mungkin akan berbeda persepsi yang sama dewa berlapis-lapis di mana atribut-atribut tertentu atau hubungan sinkretis ditekankan, tidak harus dalam oposisi tetapi saling melengkapi satu sama lain, konsisten dengan cara bangsa Mesir Kuno memandang berbagai aspek dari realitas. bentuk tercatat paling awal adalah Horus Falcon yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir Hulu dan yang pertama yang diketahui dewa nasional, khususnya berhubungan dengan raja yang pada waktunya menjadi dianggap sebagai manifestasi dari Horus dalam hidup dan Osiris dalam kematian. yang paling sering dijumpai hubungan keluarga menggambarkan Horus sebagai putra dari Isis dan Osiris tetapi dalam tradisi lain Hathor dianggap sebagai ibu dan kadang-kadang sebagai istrinya. Horus melayani berbagai fungsi dalam jajaran Mesir, terutama karena dewa langit dan dewa perang.
Bulan (Munt): Awalnya Hermonthis dewa lokal, tepat di sebelah selatan Thebes; kemudian perang-dewa raja Mesir; digambarkan sebagai burung elang berkepala.
Mut (Mutt): istri ilahi Amun; kultus-pusat di Asheru, selatan candi utama Amin-Re di Karnak; awalnya burung pemakan bangkai-dewi, kemudian biasanya digambarkan sebagai seorang wanita
Nephthys (Nebet-het): Adik Isis; salah satu dari empat 'protector'-dewi, yang menjaga peti mati dan kendi kanopik; dengan Isis bertindak sebagai berkabung untuk Osiris dan karenanya orang mati lain; digambarkan sebagai seorang wanita.
Re
(Ra): Matahari-dewa Heliopolis; kepala ennead besar, hakim tertinggi;
sering dikaitkan dengan dewa-dewa lain bercita-cita untuk
universalitas, misalnya Amin-Re, Sobk-Re; digambarkan sebagai burung
elang berkepala. Tampaknya sebagai bapak para dewa, itu dari dia bahwa
semua dewa dan dewi diciptakan. Dia juga dikenal oleh tiga aspek, yang
sesuai dengan posisi matahari, Amin pada waktu fajar, Re di malam hari,
dan Set saat senja.
Re-harakhty: A dewa dalam bentuk burung elang, memasukan karakteristik Re dan Horus (di sini disebut 'Horus dari Horizon').
Renenutet (Ernutet, Thermuthis): Dewi panen dan kesuburan; digambarkan sebagai ular atau ular berkepala wanita.
Reshef (Reshpu): Dewa perang dan guntur, asal Suriah.
Sekhmet: (Sakhmet) Seekor singa-headed dewi disembah di daerah Memphis;
istri dari Ptah; dianggap sebagai pembawa kehancuran kepada
musuh-musuh Re.
Salib Mesir kuno
banyak kepercayaan masakini juga menganut pada kepercayaan mesir kuno, dan yang paling utama adalah Paganisme. yang juga mendewakan para dewa/i mesir kuno.
Salib adalah salah satu simbol manusia paling kuno, dan digunakan oleh banyak agama, seperti Kristen.Ini sering merupakan representasi dari pembagian dunia ke dalam empat unsur (Chevalier, 1997) (atau kardinal poin), atau bergantian sebagai gabungan dari konsep-konsep ketuhanan, garis vertikal, dan dunia, garis horizontal (Koch, 1955).
Salib Mesir kuno
banyak kepercayaan masakini juga menganut pada kepercayaan mesir kuno, dan yang paling utama adalah Paganisme. yang juga mendewakan para dewa/i mesir kuno.
Salib adalah salah satu simbol manusia paling kuno, dan digunakan oleh banyak agama, seperti Kristen.Ini sering merupakan representasi dari pembagian dunia ke dalam empat unsur (Chevalier, 1997) (atau kardinal poin), atau bergantian sebagai gabungan dari konsep-konsep ketuhanan, garis vertikal, dan dunia, garis horizontal (Koch, 1955).