Akhirnya BlackBerry Akui Keunggulan Android dan Apple
1 Februari 2012
0
comments
Eduardo Munoz/Reuters
Thorsten Heins, CEO Research In Motion (RIM) yang baru menjabat pada
23 Januari lalu, mengakui bahwa BlackBerry tertinggal dalam persaingan
antar smartphone di pasar Amerika Serikat.Berdasarkan data comScore, jika pangsa pasar Android dan Apple di AS digabungkan, maka keduanya meraup 76% pasar perangkat mobile (data November 2011). Sementara pangsa pasar RIM anjlok menjadi 16,6%.
Menanggapi hal itu, Heins mengatakan, telah terjadi pergeseran cara pandang dalam masyarakat AS dan RIM tidak menanggapinya dengan cepat.
"Saya tahu RIM telah membuat kesalahan, dan saya sedang berada dalam pertarungan," tambah Heins.
Semangat juang! Adalah sesuatu yang dibutuhkan investor RIM. Para investor membutuhkan rencana jangka panjang dan pemikiran yang revolusioner.
Sayangnya, Heins tidak memunculkan kesan itu dalam sebuah wawancara eksklusif yang dipublikasi oleh RIM. Ini membuat para investor meragukan kemampuan Heins.
Mengejar Ketertinggalan
Dalam wawancara dengan situs teknologi CrackBerry.com, Heins menyatakan bahwa sedang terjadi perubahan dalam tubuh RIM.
"Banyak terjadi perubahan dalam struktur perusahaan, begitupula dengan perubahan software, software platform, juga mendatangkan QNX dalam produk-produk kami. Tidak ada kata ‘diam di tempat’ untuk RIM," tegasnya.
Heins bersama tim yang bertugas menguji produk-produk kompetitor BlackBerry, telah mempelajari seluk beluk Android, Apple, dan produk lainnya.
Heins mengakui, kekurangan RIM ada pada fitur dan elemen untuk mendukung user experience yang sebenarnya, sangat penting dalam kesuksesan sebuah platform.
Namun, Heins percaya bahwa masa kejayaan RIM akan kembali. "Yang ingin saya jelaskan kepada pasar adalah bahwa kami percaya pada kekuatan kami. Kami adalah BlackBerry, kami memberi solusi terpadu, hardware, software, layanan dan jaringan," tutup Heins.