Kanker Serviks ‘Si Pembunuh Diam-diam’
1 Februari 2012
0
comments
Sebanyak 185 wanita melakukan pemeriksaan
deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Pademangan, Jakarta Utara,
Selasa (17/1).
Dari jumlah itu 4 perempuan berusia 40 tahun diketahui menderita
kelainan prakanker (IVA positif), dan satu perempuan usia 52 tahun
dicurigai sudah mengidap kanker serviks stadium 4.
Kepala Puskesmas Pademangan Dr Lela Dwi Sary mengatakan, pemeriksaan
kanker serviks dilakukan dengan metode IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat). Yakni mengoleskan asam asetat (cuka dapur) yang diencerkan
(3-5 persen) ke lokasi serviks.
“Pemeriksaan ini dalam rangka Program Bulan Cegah Kanker Serviks
(PBCKS) yang diperpanjang waktunya hingga 20 Januari 2012,” tambah
Ketua Panitia Bulan Cegah Kanker Serviks dan Kordinator Female Cancer
Program Fakultas Kedokteran UI, Dr Laila Nuranna SpOG(K), kemarin.
Menurut Dr Laila, pemeriksaan periode ke-IV tetap gratis yang
diberikan di 43 titik layanan di antaranya 33 Puskesmas, 3 kantor
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) berlokasi di Sunter, Menteng dan Lebak
Bulus serta 7 jaringan RS Budi Kemuliaan.
DIPERPANJANG
Program cegah kanker serviks ini mulai diadakan sejak 20 Desember 2011. “Waktunya pemeriksaan diperpanjang karena tingginya
peminat bagi wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seks untuk mau
periksa deteksi dini kanker serviks,” kata Laila.
Menurut Laila, metode IVA merupakan salah satu metode deteksi
dini kanker serviks. Metode ini terbukti baik, biaya murah dan dapat
dilakukan di daerah seperti Indonesia secara luas karena hanya memerlukan peralatan sederhana, biaya sangat terjangkau dan dapat dilakukan dokter umum, bidan bahkan perawat terlatih.
Sejak diluncurkan 20 Desember PBCKS, target pemeriksaan 6000
perempuan hampir terpenuhi. Apresiasi masyarakat terhadap program ini
sangat baik sehingga banyak permintaan dari Puskesmas dan penyedia
layanan kesehatan lain untuk memperpanjang program ini.
Targetnya di 2017, jumlah perempuan yang sudah melakukan pemeriksaan kanker serviks mencapai 1,4 juta orang.
JUMLAH PENDERITA MENINGKAT
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker
mulut rahim) merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlah
penderitanya meningkat beberapa tahun belakangan.
Dari seluruh penderita kanker di Indonesia, sepertiganya adalah penderita kanker serviks.
Kanker ini memang merupakan pembunuh wanita yang menakutkan.
Memperoleh informasi secara dini tentang kanker ini dapat membantu lebih
banyak wanita terhindar dari salah satu penyakit paling mematikan ini.
Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV,
yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia. Di
Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan
faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu
kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu.
Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.
LEHER RAHIM
Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ
reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di
sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah
tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks.
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus)
atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun
wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum.
Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan
kanker.
Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi
infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya,
kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem
kekebalan tubuh.
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus)
yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang,
maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker
serviks.
‘THE SILENT KILLER‘
Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya
kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai The Silent Killer alias pembunuh diam-diam.
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk
infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan
hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu,
adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi
petunjuk infeksi HPV.
Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang
lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak
langsung dan karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh
daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah
serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada
WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini.
Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV
yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda
menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah
ke daerah genital Anda.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya
jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi
vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika
mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan
dapat mengusir virus HPV.