Inilah Wanita Muda Cantik Ini Mandul Akibat Kecanduan Aborsi
16 November 2012
0
comments
Siapapun yang mendengar ataupun membaca kisah hidup wanita ini pasti akan merasa sedih sekaligus iba.
Irene Vilar (38 tahun), asal Puerto Rico mengaku telah melakukan 15 kali aborsi dalam 15 tahun dilahirkan dari keluarga berantakan. Ibunya adalah seorang pecandu dan pernah menjalani operasi saluran kemih yang membuat depresi dan akhirnya meninggal dunia karena bunuh diri. Ayah dan kedua kakak laki-lakinya pun merupakan pecandu heroin.
Pada saat duduk di bangku kuliah, Vilar bertemu dengan seorang profesor yang lebih tua 34 tahun darinya yang akhirnya menjadi suaminya. Pernikahannya tidak berjalan dengan baik karena sang suami tidak pernah ingin memiliki anak. Ia percaya bahwa memiliki anak hanya akan menghilangkan keinginan dan kemampuan seksualnya. Dan selama menikah dengan profesor ini, ia total sudah melakukan aborsi sebanyak 12 kali.
Sejak awal, suaminya selalu berkata bahwa ia menyukai wanita muda dan tidak gampang sakit hati. Ia pun mengatakan bahwa wanita yang punya anak hanya akan menjadi korban gender dan tidak bisa menikmati kebebasan.
Vilar pun menjadi stres dan selalu mencoba membunuh jabang bayi yang dikandungnya setiap kali ia hamil. Namun anehnya, ketika ia sudah berhasil menggugurkan kandungannya, ia jadi ketagihan untuk melakukannya lagi. Ia merasa harus melakukan sesuatu untuk melukai dirinya sendiri.
"Saya selalu mengonsumsi pil aborsi setiap kali hamil. Tapi setelah aborsi yang ke-9 dan 10, saya merasa ada sesuatu yang kurang jika tidak melakukannya lagi. Lalu ketika hamil lagi, saya merasa senang karena dapat melakukan aborsi lagi," ujar Vilar. Dan akibat perbuatannya itu ia kini menjadi mandul karena kerusakan pada organ reproduksinya.
Vilar akhirnya mengakhiri perkawinannya dengan sang profesor pada tahun ke-8 pernikahannya. Ia merasa tidak tahan lagi dengan sikap suaminya yang narsis dan suka mengatur. Ia pun mengaku bahwa keberaniannya membuat buku yang berjudul Impossible Motherhood terinspirasi dari kisah keluarganya yang sebagian besar pecandu narkoba dan juga keadaan ekonominya yang terpuruk.
Namun dalam bukunya itu banyak pertanyaan yang tidak terjawab seperti bagaimana ia bisa hamil sesering itu? Apa yang terlintas di kepalanya saat melakukan aborsi atau sudah pernahkah ia mencoba cara lain untuk mencegah kehamilan seperti pemakaian kondom?
Para ahli mengatakan bahwa Vilar mungkin mengalami gangguan mental. Namun mereka tidak terlalu terkejut dengan kasus ini, karena hampir 10% wanita yang melakukan aborsi berulang-ulang, biasanya akan kecanduan dan terus melakukannya lagi.
(Daily Mail)
Irene Vilar (38 tahun), asal Puerto Rico mengaku telah melakukan 15 kali aborsi dalam 15 tahun dilahirkan dari keluarga berantakan. Ibunya adalah seorang pecandu dan pernah menjalani operasi saluran kemih yang membuat depresi dan akhirnya meninggal dunia karena bunuh diri. Ayah dan kedua kakak laki-lakinya pun merupakan pecandu heroin.
Pada saat duduk di bangku kuliah, Vilar bertemu dengan seorang profesor yang lebih tua 34 tahun darinya yang akhirnya menjadi suaminya. Pernikahannya tidak berjalan dengan baik karena sang suami tidak pernah ingin memiliki anak. Ia percaya bahwa memiliki anak hanya akan menghilangkan keinginan dan kemampuan seksualnya. Dan selama menikah dengan profesor ini, ia total sudah melakukan aborsi sebanyak 12 kali.
Kisahnya sempat menjadi headline majalah Weekend
Sejak awal, suaminya selalu berkata bahwa ia menyukai wanita muda dan tidak gampang sakit hati. Ia pun mengatakan bahwa wanita yang punya anak hanya akan menjadi korban gender dan tidak bisa menikmati kebebasan.
Vilar pun menjadi stres dan selalu mencoba membunuh jabang bayi yang dikandungnya setiap kali ia hamil. Namun anehnya, ketika ia sudah berhasil menggugurkan kandungannya, ia jadi ketagihan untuk melakukannya lagi. Ia merasa harus melakukan sesuatu untuk melukai dirinya sendiri.
"Saya selalu mengonsumsi pil aborsi setiap kali hamil. Tapi setelah aborsi yang ke-9 dan 10, saya merasa ada sesuatu yang kurang jika tidak melakukannya lagi. Lalu ketika hamil lagi, saya merasa senang karena dapat melakukan aborsi lagi," ujar Vilar. Dan akibat perbuatannya itu ia kini menjadi mandul karena kerusakan pada organ reproduksinya.
Vilar akhirnya mengakhiri perkawinannya dengan sang profesor pada tahun ke-8 pernikahannya. Ia merasa tidak tahan lagi dengan sikap suaminya yang narsis dan suka mengatur. Ia pun mengaku bahwa keberaniannya membuat buku yang berjudul Impossible Motherhood terinspirasi dari kisah keluarganya yang sebagian besar pecandu narkoba dan juga keadaan ekonominya yang terpuruk.
Namun dalam bukunya itu banyak pertanyaan yang tidak terjawab seperti bagaimana ia bisa hamil sesering itu? Apa yang terlintas di kepalanya saat melakukan aborsi atau sudah pernahkah ia mencoba cara lain untuk mencegah kehamilan seperti pemakaian kondom?
Para ahli mengatakan bahwa Vilar mungkin mengalami gangguan mental. Namun mereka tidak terlalu terkejut dengan kasus ini, karena hampir 10% wanita yang melakukan aborsi berulang-ulang, biasanya akan kecanduan dan terus melakukannya lagi.
(Daily Mail)