248 Perempuan Diperkosa dalam Dua Malam
12 Juli 2011
0
comments
Shutterstock
Ilustrasi
NAKIELE — Sebanyak 248 perempuan
mengaku telah diperkosa para tentara di Provinsi Sud-Kivu di Republik
Demokratik Kongo di wilayah yang disebut PBB sebagai "ibu kota
pemerkosaan" dunia, demikian menurut laporan media lokal, Senin.
Seorang dokter sebuah rumah sakit di Nakiele mengatakan kepada AFP bahwa
121 perempuan setempat melaporkan telah menjadi korban perkosaan pada
malam tanggal 11 menuju 12 Juni. Sementara itu, seorang perawat
mengatakan, pada malam sebelumnya, 55 perempuan dilaporkan telah
diperkosa di dekat kota Abala. Seorang pekerja kesehatan lainnya
mengatakan, sebanyak 72 perempuan di Desa Kanguli melalaporkan, mereka
juga diperkosa pada malam itu.
Kepala Desa Nakiele, Losema Etamo Ngoma, mengatakan kepada AFP,
pemerkosaan dan penjarahan dilakukan oleh setidaknya 150 pria
bersenjata di bawah komando kolonel militer nasional Nyiragire
Kulimushi, yang juga dikenal sebagai "Kifaru". Menurut dia, para tentara
itu tiba secara berkelompok sejak pukul 11.00 waktu setempat pada 11
Juni, dan diperintahkan oleh Kulimushi untuk mencarikan sesuatu untuk
dimakan.
"Pada sekitar pukul 20.00 saya mendengar tangisan
perempuan di mana-mana. Saya minta untuk menemui kolonel, tetapi seorang
petugas mengatakan bahwa saya tidak bisa menemuinya, maka saya kembali
ke rumah," katanya. "Mereka meninggalkan desa pada pagi hari sekitar
pukul 05.00. Saya pergi ke rumah-rumah sekitar dan saya menemukan para
perempuan sedang menangis," katanya.
"Para tentara itu telah
memerkosa kami," kata kepala desa itu menirukan pengakuan para perempuan
itu kepadanya. Seorang ibu berusia 28 tahun yang punya dua anak
menceritakan kepada AFP bagaimana dua tentara memaksa dia untuk
membuka pintunya sebelum mengancam akan membunuhnya, lalu memerkosanya.
"Setelah mereka pergi, saya mulai merasa sakit," kata ibu itu.
Kulimushi
adalah mantan anggota milisi suku Mai Mai yang menyatu dengan tentara
nasional tahun 2009 setelah perjanjian damai dengan Kinshasa.
Setelah
aksi brutal itu, juru bicara pemerintah, Lambert Mende, mengatakan,
pasukan pemerintah kini aktif mencari Kulimushi dan bahwa pengadilan
khusus akan dibentuk untuk memeriksa kasus itu.
Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), kelompok-kelompok hak asasi manusia, dan
pemerintah-pemerintah asing telah lama mengeluh tentang impunitas yang
terjadi bagi kejahatan keji yang dilakukan tentara di Kongo. Margot
Wallstrom, perwakilan khusus PBB untuk memberantas kekerasan seksual di
wilayak konflik, beberapa waktu lalu, menyebut, negara Republik
Demokratik Kongo sebagai "ibu kota pemerkosaan" di dunia.