oxgloves, Bunga Indah yang Beracun Untuk Mengalahkan Kanker Payudara
27 November 2011
0
comments
Para ilmuwan di Universitas John Hopkins telah menemukan bahwa obat berdasar dari tanaman bunga foxglove, secara dramatis dapat memperlambat migrasi dari sel-sel ganas kanker ke bagian lain dari tubuh.
Penelitian mereka mengungkapkan bahwa digoxin, obat lama berdasarkan bahan kimia yang ditemukan di bunga tersebut, dapat memblokir produksi protein HIF-1, yang terlibat dalam penyebaran dalam tumor payudara.
Digoxin telah digunakan selama puluhan tahun untuk mengobati kondisi medis seperti gagal jantung kongestif serta detak jantung yang tidak teratur.
Tapi penemuan terbaru, oleh sebuah tim di Johns Hopkins University di Baltimore, Amerika Serikat, menyarankan bahwa obat yang mudah dan murah juga dapat diproduksi dari bunga foxglove untuk digunakan dalam perang melawan kanker.
Awal tahun ini ,tim yang sama telah menemukan bahwa digoxin bisa mengurangi penyebaran kanker prostat pada pria, dengan prosentase sekitar 24 persen.
“Ini benar-benar menarik. Temuan kami menjamin uji klinis untuk menentukan apakah dosis (yang digunakan dalam studi pada hewan) itu cukup untuk memblokir produksi protein HIF-1 dan memperlambat pertumbuhan dan penyebaran kanker payudara.” tutur Dr Gregg Semenza pemimpin penelitian dari Institute for Cell Engineering di universitas tersebut.
Diketahui, Foxglove adalah salah satu tanaman pertama yang akan digunakan untuk pengembangan obat farmasi.
Withering mengidentifikasi bahwa bahan aktif adalah suatu zat yang disebut digitalis, dan menulis tentang temuan ini lebih dari 200 tahun yang lalu dalam sebuah buku berjudul ‘Sebuah catatan dari foxglove dan beberapa penggunaan medis’.
Perusahaan obat raksasa seperti GlaxoSmithKline akhirnya mengubah bahan itu menjadi sebuah tablet bernama Digoxin, dan digunakan untuk gagal jantung serta atrial fibrillation, sebuah kondisi dimana irama jantung menjadi abnormal.
Tapi dalam beberapa bulan terakhir, bukti baru telah muncul bahwa obat tradisional juga bisa memainkan peran penting dalam mengobati kanker.
Pada bulan April, tim peneliti Johns Hopkins melaporkan hasil penelitian yang melibatkan 47.000 laki-laki dalam sebuah jurnal.
Mereka menunjukkan bahwa obat itu tampaknya menghentikan pertumbuhan kanker prostat pada hampir satu dari empat pria.
Uji laboratorium menunjukkan digoksin tampaknya menghambat produksi HIF-1, protein yang mengontrol gen yang memungkinkan sel-sel kanker untuk bertahan hidup di lingkungan yang rendah oksigen, seperti jauh didalam sebuah tumor padat.
Percobaan itu juga mengungkapkan bahwa wanita dengan kanker payudara, peningkatan kadar HIF-1 terkait erat dengan metastasis (penyebaran sel tumor) dan kemungkinan mengurangi masa hidupnya.
Untuk melihat bagaimana protein HIF-1 bereaksi ketika terkena digoksin, peneliti mentransplantasikan sel kanker payudara manusia pada tikus dan dua minggu kemudian, memberi mereka suntikan harian Digoxin dan suntikan Saline pada dua kelompok tikus.
Hasil menunjukkan bahwa tikus-tikus yang diberikan digoxin memiliki lebih sedikit sel-sel kanker yang menyebar ke paru-paru (salah satu lokasi besar tempat bermigrasi tumor payudara) dan tumor yang telah menyebar lebih kecil dibandingkan kelompok yang diberi saline.
Temuan ini dapat menjadi sesuatu yang sangat berarti, karena tim peneliti menemukan bukti bahwa sel-sel kanker mulai menyebar dari payudara ke paru-paru jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dr Caitlin Palframan, dari Breakthrough Breast Cancer, menekankan penelitian ini masih dalam tahap awal dan uji klinis yang diperlukan untuk melihat apakah obat tersebut dapat memperlambat pertumbuhan kanker payudara dan menyebar pada manusia.