Gabriel, "Anak Ajaib" dari Manggarai Timur
3 Mei 2012
0
comments
MARKUS MAKUR
Gabriel Rusnatabin Kurniawan (9) dari SDK Mukun 1 disebut
sebagai anak ajaib karena ia mampu membaca mata pelajaran sambil menutup
mata, Kamis (3/5/2012).
Kemampuan putra dari Kandidus Nabi saat upacara Hari Pendidikan Nasional tingkat Kabupaten Manggarai Timur di Borong, Rabu (2/5/2012) kemarin, mampu mengejutkan Bupati Manggarai Timur Yoseph Tote dan Wakil Bupati Agas Andreas. Hadir pula di sana Ketua DPRD Manggarai Timur Johanes Nahas.
Dalam acara tersebut, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Manggarai Timur Yohanes Syukur memberikan SIM-nya untuk dibaca oleh Gabriel. Dengan cermat dan dalam keadaan mata tetap tertutup SIM tersebut mampu dibacanya dengan sempurna. Semua peserta dan undangan acara peringatan Hardiknas heran sekaligus kagum dengan kelebihan Gabriel.
Lantas apa rahasia kemampuan Gabriel? Psikolog Trainer pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur, Haryanto, Kamis (3/5/2012), menjelaskan, Gabriel merupakan anak aktivasi, di mana otak kiri dan kanannya sangat seimbang. Keseimbangan otak kiri dan kanan mampu mencerdaskan seorang anak.
Kecerdasan yang diperoleh dari keseimbangan otak kiri dan kanan bagi seorang anak dari usia 5-12 tahun yakni mampu membaca dengan cepat, bermain musik yang bagus, serta membaca dan bahkan menghitung dalam keadaan mata tertutup rapat.
Haryanto menjelaskan, anak dengan keseimbangan otak kiri dan kanan dapat membaca pesan singkat pada sebuah handphone dalam keadaan tertutup. Selain itu, juga mampu mengetahui nomor kontak yang ada dalam telepon seluler.
Haryanto mengatakan, di Kabupaten Manggarai Timur ada 25 anak yang memiliki keseimbangan otak kiri dan kanan. "Kami terus mengembangkan kemampuan otak kiri dan kanan di setiap sekolah di masa mendatang," sebutnya.
Ayah Gabriel, Kandidus Nabi, yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Taman Kanak-kanak dan Sekolah pada Dinas PPO Manggarai Timur menjelaskan, belum lama ini ada instruktur keseimbangan otak kiri dan kanan melatih 25 siswa dan siswi SD di Kabupaten Manggarai Timur.
"Pertama-tama yang kami lihat adalah pelatihan menarik napas, latihan konsentrasi, olahraga mata kiri dan kanan, serta latihan mengungkapkan hal-hal negatif yang sudah dilakukan siswa dan siswi selama pelatihan itu."
Pelatihan keseimbangan otak kiri dan kanan, lanjut Nabi, diikuti oleh peserta dari Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, dan Nagekeo. Pelatihnya bernama Berto, orang dari Timor Leste yang sudah menjadi warga negara Indonesia.