Ingat, Banyak Konsumsi Gula Bikin Otak Bodoh
23 Mei 2012
0
comments
Wanita merasa bodoh (Foto: Corbis)
ANDA suka
minum dan makan terlalu manis? Jika iya, mulai sekarang Anda kurangi
kebiasaan tersebut karena bisa mengancam kinerja otak.
Makanan dan minuman yang terlalu manis, terlebih yang mengandung pemanis buatan tinggi fruktosa, tak hanya meningkatkan risiko diabetes dan obesitas, tetapi juga mengancam kualitas kinerja otak. Hasil studi tim peneliti dari Universitas California baru-baru ini menyarankan untuk membatasi asupan makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan tinggi fruktosa karena dapat membuat Anda bodoh.
Hasil penelitian tersebut dihasilkan melalui uji perbandingan terhadap sirup jagung tinggi fruktosa yang enam kali lebih manis dari gula tebu dan bahan yang umum dalam makanan olahan dengan asam lemak omega-3, yang dikenal membantu memori dan belajar. Dalam percobaan pada tikus, satu kelompok memiliki pola makan manis selama enam pekan dan satu lagi diberi makanan sehat. Para peneliti memelajari otak tikus yang memiliki kimia otak mirip dengan manusia.
Pada awal studi, tim penguji Universitas California menguji seberapa baik tikus dinavigasikan pada sebuah labirin untuk membantu mereka memelajari jalan. Enam pekan kemudian, para peneliti menguji kemampuan tikus untuk mengingat rute.
Salah seorang peneliti, Profesor Fernando Gomez-Pinilla mengatakan, tikus yang hanya diberi makanan mengandung gula, kinerja otaknya lebih lambat dan mengalami penurunan.
"Temuan kami menggambarkan bahwa apa yang Anda makan memengaruhi Anda berpikir. Mengonsumsi makanan tinggi fruktosa dalam jangka panjang dapat mengubah kemampuan otak Anda untuk belajar dan mengingat informasi. Namun, kabar baiknya dengan mengonsumsi kacang-kacangan dan ikan, seperti salmon, dapat menangkal gangguan ini. Karena tambahan asam lemak omega-3 pada makanan Anda dapat membantu meminimalkan kerusakan" jelas Prof Pinilla, sebagaimana dilansir Dailymail, Selasa (21/5/2012).
Sebelumnya, telah ada penelitian yang mengungkapkan bagaimana fruktosa merugikan tubuh melalui perannya dalam pembentukan risiko diabetes, obesitas, dan timbunan lemak. Namun, studi dari penguji Universitas California ini yang pertama mengungkap bagaimana pemanis memengaruhi otak.
"Kami tidak berbicara tentang fruktosa alami yang terdapat pada buah-buahan, yang juga mengandung antioksidan penting. Tetapi cairan murah yang enam kali lebih manis dari gula tebu, biasanya ditambahkan ke dalam makanan olahan, seperti minuman ringan. Kami prihatin tinggi fruktosa sirup jagung yang ditambahkan ke produk makanan diproduksi sebagai pemanis dan pengawet," papar Pinilla.
Pinilla dan rekannya Rahul Agrawal menemukan, otak tikus yang dipaksakan mengonsumsi air minum tinggi fruktosa selama enam pekan mengalami perubahan.
"Sel-sel otak mereka mengalami kesulitan sinyal satu sama lain, mengganggu kemampuan tikus berpikir jernih dan mengingat rute mereka yang telah dipelajari sebelumnya," pungkas Pinilla, sebagaimana dimuat dalam Jurnal Fisiologi.